19). YOGA

1.2K 40 0
                                    

"Hai, sayang" panggil seseorang dibelakang Athala yang lalu membuat Athala refleks menoleh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya saat ia menemukan sosok lelaki yang baru saja memanggil namanya. Athala menganga menatapi lelaki tersebut tanpa berkutik.

"Kenapa? Kamu kaget? Atau takut? Athala tenang aja. Aku nggak bakal ngapa ngapain kamu" ucapnya dengan menggeser sebuah kursi dan menaruhnya didepan Athala. Ia duduk di kursi itu lalu memandangi wajah cantik Athala dengan gayanya.

"Aku cuma mau kita kayak dulu lagi" lanjutnya lalu memegangi kedua tangan Athala yang tergeletak diatas meja. Athala langsung menarik kembali tangannya dari genggaman Yoga. "Gue nggak mau!" Jawabnya dengan cetus.

"Kenapa nggak mau? Apa kamu nggak kangen sama aku? Aku mau kita kayak dulu lagi" ucapnya sekali lagi dengan penuh permohonan.

Athala tetap menggelengkan kepalanya. "Nggak, Ga. Mama gue nggak bakal ngerestuin hubungan kita. Bukan gue yang buat mama nggak suka sama lo, Ga. Tapi diri lo sendiri"

"Kita juga bisa hidup bahagia. Tanpa mama kamu, tanpa papa kamu, tanpa Angkasa, tanpa siapapun kita bisa hidup bareng, La.  Gue masih sayang banget sama lo. Jadi tolong, balik lagi sama gue"

Athala tetap keras kepala ingin menolak pernyataan Yoga barusan. Ia mengeluarkan buku matematika untuk mengerjakan program yang ia kerjakan. "Nggak bisa, Ga. Gue udah nggak ada perasaan apa apa lagi sama lo. Dan gue juga udah punya pacar kok"

Yoga menertawainya pernyataan dari Athala. "Hahaha! Siapa Arga? Atau bahkan Angkasa?" Tanyanya.

"Perlu kamu ketahui, Athala Fauzea. Nggak ada yang bakalan berani deketin kamu kecuali aku. Angkasa itu tingkatannya nggak sebanding sama aku. Sekarang ini, laki laki bernama Angkasa itu sedang terbaring lemah dan tak berdaya di rumah sakit. Aku bisa bikin dia lebih menderita, La" lanjutnya dengan menatap tajam Athala.

Dengan seketika, Athala menghentikan aktifitasnya. Pikirannya tertuju pada keadaan Angkasa. Ia sangat tak mau jika Angkasa juga ikut menjadi korban atas masalahnya dengan Yoga. "Ga, ini urusan gue. Jangan sekali kali lo sangkut pautin dengan Angkasa"

"Wajar kalo aku nglukain bahkan ngehabisin dia, itu karena salah dia sendiri. Dia udah berani ngerebut pacar gue" ungkapnya dengan penuh amarah. Yoga lantas merebut tangan Athala dengan kasar dan mendorongnya hingga membuat Athala terpojok.

Athala merengek kesakitan dan terus berusaha melepaskan dirinya dari Yoga yang kini sudah memeluknya dengan erat. "YOGA! LEPASIN GUE. JANGAN COBA UNTUK MACEM MACEM SAMA GUE! TOLONG!!"

Tidak ada yang menanggapi permintaan tolong dari Athala. Ruang kelas kini terlihat begitu sepi. Hanya ada dia, dan Yoga yang ada dalam ruang kotak tersebut. Pemberontakan yang dilakukan oleh Athala kini telah berhasil. Athala menginjak kaki Yoga dengan sepatu pantofel yang ia kenakan lalu mendorong tubuh Yoga menjauhi dirinya. Athala bergegas kabur dan saat itu pintu terbuka. Athala menangis lalu memeluk lelaki yang baru saja masuk itu. "Len. Tolongin gue. Cowok brengsek itu mau berbuat yang enggak enggak sama gue"

Galen membalas pelukan Athala. Ia mengeluarkan elus pangkal rambut Athala dengan lembut, lalu melepaskannya secara perlahan. "Lo tenang aja. Dia biar gue yang ngurusin"

"Siapa lo! Jangan buat gue emosi! Gue bisa matiin lo disisni sekarang juga! Serahin Athala sekarang, atau lo gue habisin!" Ujar Yoga dengan nada menantang.

"Mau lo apa! Lo itu anak baru disini! Lo mau buat masalah! Dan Lo itu kan anak IPS jadi ngapain di kelas IPA?! Jadi anak baru aja udah mau buat masalah!"

Yoga terkekeh dan melangkahkan kakinya beberapa langkah lebih  dekat dengan tubuh Galen. "Gue udah peringatkan ke lo! Ini bukan urusan lo! Jadi nggak usah sok ikut campur masalah gue dengan Athala!"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang