"Welcome back to home, my soon!" Ucap Dirga saat salah satu asisten runah tangganya membukakan pintu rumahnya.
Angkasa melebarkan senyumnya. Ia merasa senang bisa kembali ke rumah. Ia melebarkan senyum kepada kedua wanita yang dikenalkan Dirga sebagai ibu kandung dan tantenya. "Semoga ingatan Angkasa cepet balik ya, Bu, Yah"
Dirga terdiam. Jujur saja ia takut untuk mengatakan semua kepada Angkasa. Tak salah lagi, Angkasa pasti kecewa dengannya jika Angkasa tau apa yang sebenarnya terjadi. Dirga benar benar pasrah akan hal ini. "Oh iya, Nak. Minggu depanAyah dan ibu berencana merayakan ulang tahun kalian yang ke 18 tahun. Beberapa ruangan memang sudah didekorasi, tapi yang luar ini belom. Apakah ada rekomendasi buat dekorasinya?" ucap Dirga mengalihkan pembicaraan.
"Urusan dekorasi, Angkasa nggak jago yah. Terserah ayah aja! Kan masih lama" balas Angkasa dengan senyum yang mengembang di wajahnya. "Gimana bang, apa bang Yoga ada usulan?"
Lelaki itu mengernyit, mengacak acak rambutnya. Ia menatap sengit wajah Angkasa. "Ngapain sih yah! Ulang tahun aja dirayain, biar apa! Buang buang duwit aja! Ayah sama Ibu jangan manjain terus ini anak, nanti malah makin ngelunjak!"
Yoga melajukan kakinya ke arah motor besar yang terparkir didepan rumahnya. Sementara Dirga, Angkasa, Elena dan Nayyara hanya memandangi Yoga dari kejauhan.
"Yaudahlah Yah, Sa. Ayo kita masuk ke dalam!" tegur Yunita sambil menggeret tangan Dirga dan Angkasa masuk kedalam rumahnya. Elena yang tak tau menahu apa yang mereka ucapkan, mengikuti langkah Yunita.
Dengan jantung yang berdegub kencang, Angkasa mulai masuk kedalam rumahnya. Ia berharap dengan melihat semua kenangan yang ada dirumah ini, semoga saja ingatannya memulih. Tapi setelah beberapa kali ia melihat seisi rumah besar itu, sama sekali tak ada yang Angkasa ingat. Semuanya tampak baru diingatan Angkasa. Derap langkah Angkasa tertuju pada ruang kamarnya, yang memiliki pintu berwarna coklat muda.
Dirga yang sedari tadi menemaninya, kini membukakan pintu untuknya. Dengan penuh rasa ragu, Dirga mempersilahkan Angkasa masuk kedalam kamarnya. "i-iini kamar kamu, Angkasa! Istirahatlah"
Angkasa mengangguk, lalu melanjutkan langkahnya menuju ranjang tidurnya. Dengan perlahan ia mulai menutup matanya. Namun, suara dering ponsel kini mengusik ketenangannya. Angkasa merogoh kantung celananya dan mengangkat telpon itu. "Halo, gimana La?"
"Nggak Sa, cuma mau ngucapin selamat datang dirumah lo lagi, eh rumah baru deh" kekehan Athala kini terdengar dari balik layar handphone itu.
"Haha... lo apaan sih La. Udah deh nggak usah ketawa, setiap kali lo ketawa, getarannya ngikut ke gue" gombal Angkasa yang mencoba membuat candaan kepada Athala.
"Ih, apaan sih! Mentang mentang udah sembuh berani ya gombalin gue!"
"Gimana keadaan lo? udah enakan? Besok bisa berangkat sekolah bareng gue kan?" tanya Angkasa.
"emm..."
"Gue masih sakit Sa, kayaknya sih gue belom bisa berangkat sekolah, Tapi..."
"Tapi apa?" tanya Angkasa penasaran.
"Tapi boong hahaha" Athala kembali terkekeh dengan kencangnya. "Sekarang kita satu sama wlee!!!"
Angkasa tersenyum lebar. "Udah dulu ya, gue mau istirahat"
"Oke Sa, istirahat yang nyenyak ya! Good night and have a nice dream" respon Athala
"Emangnya, lo rela kalo gue istirahatnya selamanya?" Tanya Angkasa yang tiba tiba menghentikan perasaan bahagia Athala.
"Lo ngomong apaan sih Sa" ucap Athala dengan nada lembut. "Nggak usah macem macem gitu deh"

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
HumorMencoba berteman dengan masa lalu itu susah dan rumit -Angkasa Angkasa Kenzie Dirgama, badboy sekolah yang sering dipuji ketampanannya. Karismtik wajah yang ia miliki memang tak ada yang mampu mengunggulinya. Namun, siapa sangka bahwa Angkasa memil...