CHAPTER 12

1.6K 50 1
                                    

Angkasa bangun lebih pagi dari biasanya. Setelah mendengar alaram berbunyi, segeralah ia bangkit dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi.

Jam menunjukkan pukul 8.43 pagi. Angkasa menyisir rambutnya didepan kaca. Saat melihat pantulan dirinya dari kaca, ia merasa bahwa dirinya sudah siap untuk menjemput pacarnya, Sasha. Ponselnya tiba tiba saja berdering. Angkasa pun segera mengangkat ponselnya yang tertera nama Athala.

"Halo Zea! Kenapa?"

"Pagi Kenzie! Lo sibuk nggak? Gue mau minta tolong sama lo!"

"Btw, panggil aja Angkasa. Bantu apa?" Ucap Angkasa dengan sedikit tertawa jahil.

"Gue disuruh beli bunga sama mama. Tapi gue nggak tau dimana tokonya"

Angkasa terdiam. Ia melirik ke jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Masih jauh dari jam ia janjian dengan Sasha. "Ya, jangan khawatir. Gue otw ke rumah lo sekarang juga"

"Makasih Angkasa!"

Bukan Angkasa yang mematikan panggilan tersebut. Melainkan Athala. Angkasa yang kini memakai t-shirt putih dan diluarnya terdapat bomber hitam, melangkah keluar dari apartemennya dan menjemput motornya diparkirkan. Setelah mendapati motornya, ia menaikinya dan melajukan motornya.

Angkasa menarik rem dari motornya dengan cukup kencang ketika ia telah sampai didepan rumah Athala. Ia turun dan beranjak mendekati rumah Athala. Angkasa memencet bel rumah Athala. Setelah beberapa menit ia menunggu di luar dan tak ada jawaban, ia memutuskan untuk pergi dari rumah tersebut. Saat Angkasa hendak menaiki motor, suara seorang wanita menghentikannya. Angkasa tak bisa mengenali suara tersebut. Ia pun mencari cari siapa yang memanggilnya tadi. Tak disangka, Naya--mama Athala-- kini memanggilnya. Angkasa turun dari motor dan mencium punggung tangan Naya. "Tante apa kabar?"

Naya tersenyum lebar kepada Angkasa. "Baik Kenzie. Kamu udah gede sekarang. Kamu tambah ganteng. Athala pasti tidak bisa mengenalimu sekarang"

Angkasa tertawa geli karena apa yang dikatakan Naya itu memang benar. "Haha! Bener Tante. Kalo nggak karena pensil dan kalung yang dulu Angkasa beri, Pasti Athala tidak bisa mengenali Angkasa"

"Oh sekarang, panggilan kamu Angkasa. Not bad. Yaudah ayo masuk!" Naya menggeret tangan Angkasa untuk masuk kedalam rumahnya. Saat ia memutar kenop pintu, seseorang mendahuluinya. Iya, siapa lagi. Athala Fauzea.

"Hai ma! Udah tau ini siapa?" Tanya Athala sambil tersenyum lebar ke arah Naya yang memegang tangan Angkasa. "Ini Angkasa" jawab Naya dengan cepat.

Athala memanyunkan bibirnya. "Yah. Mama curang. Padahal Athala mau kenalin ke mama" ucap Athala. "Oh iya ma, kita lanjut aja ya. Soalnya tadi Athala udah janjian sama Angkasa buat beli bunga tulip yang mama cari" Athala mencium tangan Naya dan lalu menarik tangan Angkasa mendekat ke motornya.

Angkasa memberikan helm kepada Athala. Setelah memastikan Athala sudah memakai helm tersebut, Angkasa pun menaiki motor dan menyalakan mesinnya. Athala duduk membonceng dibelakang Angkasa. Angkasa melajukan motornya dengan kecepatan normal. "Athala, Lo tadi lama banget sih. Dari tadi gue udah nunggu didepan rumah lo" ucap Angkasa.

"Ya maaf. Tadi gue cari celana jeans gue yang udah gue diapain dari tadi malem. Pas gue bangun, eh malah keburu dicuci sama asisten rumah tangga gue. Akhirnya gue pake rok ini deh" Athala memberikan alasan yang sebenarnya kepada Angkasa. "Btw Lo tau toko bunga dimana kan?"

Angkasa mengenggukkan kepalanya. "Tau. Tenang aja kalo sama gue mah! Nggak bakal kesasar!" Pede Angkasa sambil melihat Athala dari pantulan kaca.

"Arga kemana? Kok sekarang gue nggak pernah liat Lo sama Arga?" Tanya Angkasa yang langsung membuat wajah Athala memusam. "Gue ada masalah dikit lah sama dia. Dan sekarang ini dia lagi holiday di London, dan semoga aja nggak selamanya"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang