Angkasa memencet bel yang tertera didepan pintu rumah megah Athala. Bebarapa kali ia memencet, tak ada sahutan dari dalam rumah. Ia mendengus sedikit kesal. Ia berbalik lalu mengayunkan kakinya menjauhi ruang tersebut. Dari kejauhan, Angkasa memandangi sosok asisten rumah tangga Athala berjalan dengan membawa kantung belanjaan ke arahnya. Angkasa lalu menghampirinya. "Bi, Athalanya ada?"
Asusten rumah tangga Athala menaruh jari telunjukknya didahinya dan coba mengingat apa yang ia tau tentang Athala hari ini. "Oh! Iya den. Tadi non Athala pergi kerumahnya den Arga. Kan hari ini dia pulang!" Ujarnya.
Sebegitu pentingnya Arga didalam hidup Athala? Sampai sampai dia mau membolos demi menjemput kedatangan Arga. Pikiran Angkasa berkeliaran entah kemana. "Bi, kalo boleh tau, rumahnya dimana ya?"
"Jl. Seruni 2 no.94. Kalo nggak salah si. Oh ya, aden ini temennya non Athala ya? Enak ya jadi non Athala, tiap hari didatengin cowok tampan"
Angkasa nyengir memperlihatkan giginya mendengar ucapan tersebut. "Bisa aja bi, nama saya Angkasa Bi, bukan Aden!"
Asisten rumah tangga Athala itu tertawa menertawai apa yang diucapkan Athala pada kalimat terakhir. "Iya kan saya nggak tau"
"Yaudah kalau begitu, Bi. Saya mau lanjyt aja ke rumah Arga" tegas Angkasa yang lalu menyalimi tangan asisten rumah tangga Athala.
Angkasa hanya butuh waktu 10 menit untuk menuju ke rumah Arga yang cukup jauh dari rumah Athala. Sesampainya disana, memang benar bahwa Athala ada disana. Angkasa menghampiri Athala yang kini sedang bersama Arga didepan rumahnya. Entah apa yang mereka lakukan, yang pasti Angkasa tidak suka kalau Athala lebih dekat dengan Arga dibanding dengannya.
"Hai La!" Sapa Angkasa.
"Angkasa, lo nggak sekolah? Kok lo bisa tau gue ada disini?" Athala mengangkat satu alisnya lalu memandang heran kedatangan lelaki tersebut.
Angkasa melebarkan senyumnya, hingga lubang di pipi kanan kiri Angkasa terlihat jelas dan memeprmanis wajah lelaki tersebut. "Apa sih yang nggak gue tau, La. Lo kan sahabat gue, ya nggak" ucapnya percaya diri lalu memainkan alisnya memandang Athala.
"Gausah sok akrab deh lo, Sa! Kalo lo memang kesini cuma mau cari keributan, mending lo angjat kaki dari sini!" Cetus Arga memandang wajah Angkasa sengit.
"Eitss bro, santuy! Gue kesini nggak mau ribut sih sebenernya. Gue cuma mau mastiin kalo Athala itu baik baik aja" Angkasa menepuk pelan pundak Arga lalu mengulas senyum padanya.
Namun kini, terlihat jelas jika Arga tak menginginkan kedatangan Angkasa disini. Terlebih dia itu sekarang lebih dekat dengan Athala dibanding dengannya. Ia menepis tangan Angkasa dari pundakknya. "Sekarang lo udah liat kan kalo Athala itu baik baik saja sama gue. So, Can you leave my home, now!"
"Kamu apa apaan sih, Ga. Angkasa itu kan niatnya baik. Kok lo malah ngusir dia gitu!" Celetuk Athala sambil menatap wajah kedua lelaki itu bergantian. "Harusnya itu lo suruh masuk Angkasanya!"
"Gausah repot repot, La. Gue juga udah tau keadaan lo gimana. Alhamdulillahnya lo nggak masuk sekolah nggak karena sakit. Kalo ada apa apa hubungi gue ya" senyuman kembali mengiringi wajahnya. "Gue pamit dulu!"
Angkasa lalu membalikkan tubuhnya dan hendak menghampiri motornya yang terparkir dihalaman rumah Arga. "Hati hati Sa!" Kata itu sayup terdengar ditelinga Angkasa. Ia tak mengubris ucapan gadis tersebut lalu terus berjalan mendekati motornya. Ia menyalakan motor kesayangannya, lalu melajukannya menuju sekolah.
♤♤♤
"Sa! Lo kemana aja sih! Lo tau kan nanti malem kita bakalan manggung di kafe fandya!" Tegur Jovan saat melihat Angkasa yang baru saja nasuk kedalam ruang musik SMA Jaya Abadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
HumorMencoba berteman dengan masa lalu itu susah dan rumit -Angkasa Angkasa Kenzie Dirgama, badboy sekolah yang sering dipuji ketampanannya. Karismtik wajah yang ia miliki memang tak ada yang mampu mengunggulinya. Namun, siapa sangka bahwa Angkasa memil...