"Loh, Angkasa mana? Bukannya tiap malem senin Angkasa selalu pergi kesini ya?"
Kehadiran kedua orang tua Angkasa membuat kaget Galen dan teman temannya. Mereka menyalami tangan orang tua Galen. Setelah itu, seperti ada yabg tertahan di mulut mereka untuk mengatakan dimana Angkasa berada.
"Kalo kalian menyembunyikan keberadaan Angkasa, itu sama saja kalian merusak tali antara orang tua dan anaknya" cetus Dirga sambil menatap keempat teman Angkasa itu.
"Angkasa--- dirumah sakit om" jawab Galen lirih.
Yunita, menatap Galen dengan tatapan tak percaya. "Nggak! Kamu pasti bohong kan?!"
Galen menggelengkan kepalanya lalu merunduk takut. Ia takut, akan terjadi apa apa dengan Ibu tiri Angkasa yang sangat menyayangi Angkasa itu. "Angkasa ditusuk pisau sama lawan Tante"
Jantung Yunita tiba tiba saja sakit. Ia sangat cemas dengan keadaan Angkasa sekarang. Apa jadinya Angkasa tanpa dia. Yunita terus menyalahkan dirinya, karena ia tidak becus mengurus Angkasa.
"Sekarang kamu bilang, dimana ruangan Angkasa?!" Tegas Dirga.
"Angkasa diinap di ruang VIP dahlia rumah sakit deket sini Om" balas Galen.
Tak banyak cakap, kedua orang tua Angkasa itu pergi dari hadapan mereka dan masuk kedalam mobil alpart mewah itu.
"Len, kenapa lo beritahu keberadaan Angkasa sama orang tuanya sih. Lo tau sendiri kalo Angkasa itu kabur dari rumah!" Cetus Arka.
Galen terkekeh. "Sekarang gini bro, apa kalian itu tega, misahin orang tua dengan anaknya? Nggak kan? Tante Yunita sama Om Dirga itu sayang banget sama Angkasa! Jika terjadi sama Angkasa pasti mereka panik. Gue nggak tega bro!"
"Tapi nggak gitu juga Len. Dengan lo nunjukin keberadaan dan keadaan Angkasa sekarang, apa Angkasa bakalan mau mau maafin mereka? Tidak kan? Semua itu butuh proses. Cuma keadaan dan waktulah yang mampu mengubah pikiran Angkasa!" Tegas Arka sekali lagi.
"Apa yang dikatakan Arka itu bener Len. Semua pasti bakalan indah pada waktunya" Jovan ikut membela perkataan Arka.
Galen seperti merasa bersalah. Ia mengacak acak rambutnya dan mengepalkan kedua telapak tangannya.
Gibran mendekati Galen dan merangkulnya. "Udahlah Len. Nggak perlu lo sesali. Semuanya udah terlanjur. Berdoa aja semoga nggak bakal terjadi apa apa sama Angkasa dan kedua orang tuanya itu. Mendingan lo fokus sama pertandingan"
Mungkin apa yang Gibran katakan itu benar. Alex pasti sudah ditengah tengah menuju kemenangan. Satu satunya yang bisa mengalahkan Alex adalah Angkasa. Namun kini Angkasa sedang terbaring diatas ranjang rumah sakit. Pernyataan itu yak menggoyahkan semangat lelaki tersebut. Ia tetap harus berusaha memenangkan pertandingan itu demi menjaga nama baik geng motornya, Ryxer.
Lawan dari Galen, Alex tampak bersemangat diseberang jalan sana. Jovan merangkul Galen dan "Kenapa Len? Lo jangan pesimis dulu. Belum tentu mereka itu menang kan?"
"Iya Len! Lo kudu semangat! Gue yakin lo bisa!" Lanjut Jovan.
Galen memasang pelindung kepala, atau yang biasa disebut dengan helm itu dikepalanya. Lalu ia menaiki motor balap yang sudah ia siapkan itu. Galen memajukan motornya ke garis start yang sudah di tuliskan. Acara balap motor kali ini sangat ramai. Lebih ramai dari pada biasanya. Sorakan sorakam penonton terdengar nyaring di penghujung jalan. Dan ini, lawan dari Galen, Alex sudah siap merebut piala kemenangan.
Seorang gadis nan seksi didepan mereka membawa bendera. Dalam hitungan ke 3 bendera itu diangkatnya keatas. Alex dan Galen bersama sama melepas rem mereka. Kini motor yang Galen tumpangi memimpin kemenangan sementara. Namun, Alex melakukan hal curang. Ia terus menendangi motor yang Galen tumpangi. Hal itu berakibat ketidakseimbangnya motor Galen. Di putaran terakhir Galen jauh tertinggal dari Alex. Dan pada akhirnya, Alex merebut kemenangan itu. Galen membuka helm yang ia kenakan dengan kesal. Dalam benaknya terus terpikirkan, 'selicik inikah laki laki itu? Apa Angkasa sering mengalami hal ini?'. Galen mengacak acak rambutnya kesal. Ketiga temannya itu mendatangi Galen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
HumorMencoba berteman dengan masa lalu itu susah dan rumit -Angkasa Angkasa Kenzie Dirgama, badboy sekolah yang sering dipuji ketampanannya. Karismtik wajah yang ia miliki memang tak ada yang mampu mengunggulinya. Namun, siapa sangka bahwa Angkasa memil...