CHAPTER 33

457 28 11
                                    

"YOGA! JANGAN JADI PENGECUT LO! DIMANA TERE?!" Teriak Jovan dengan emosi full. Tak ada balasan yang keluar.

Seorang Angkasa keluar dengan tampang yang tak tau apa apa. Ia menyapa Galen, Arka, dan Jovan dengan senyum melebar. "Woi! Apa si teriak teriak! Kok kesini ga bilang bilang?"

"Sa, mana kembaran lo! Suruh dia keluar atau gue seret secara paksa!" Ucap Jovan masih dengan emosi.

Galen dan Arka saling menatap dan mencari cara agar Jovan dapat lebih tenang. Sudah beberapa kali ia mengatakan untuk membicarakan semua baik baik. Tapi dengan keadaan yang masih dalam pengaruh alkohol, Jovan tak mampu menahan emosinya. "Van, lo tenangin diri lo dulu! Lagian ini semua juga salah lo" ujar Galen.

"Maksud lo apa! Tere kalo marah cepet redanya. Kalo udah sama cowok brengsek itu, hancur semuanya. Pasti Yoga bawa pengaruh buruk untuk Tere" balas Jovan dengan mata memerah.

"Yoga bawa Tere cari aprtemen. Yoga nggak bakal ngapa ngapain Tere kok. Percaya sama gue" Angkasa mencoba menenangkan Jovan. Namun, satu pukulan mampu melesat di pipi mulus miliknya.

"LO ITU TEMEN GUE! KENAPA LO NGGAK NGELARANG YOGA BAWA KABUR PACAR GUE! KALO ADA APA APA SAMA TERE, LO JUGA ADA URUSAN SAMA GUE!" teriak Jovan yang baru saja menurunkan satu pukulan kepada Angkasa.

"VAN LO APA APAAN SI! ANGKASA NGGAK ADA URUSANNYA SAMA MASALAH LO!" sahut Galen.

"IYA BENER VAN. LAGIAN LO UDAH GILA, BERANI BERANINYA LO NIDURIN CEWE TADI MALEM!" Lanjut Arka.

"BANYAK OMONG!"

•••

"IYA BENER VAN. LAGIAN LO UDAH GILA, BERANI BERANINYA LO NIDURIN CEWE TADI MALEM!"

Deg.

Kaki Tere menjadi kaku seketika. Menangispun Tere tak sanggup. Ia berjalan perlahan dengan tatapan kosong lalu menatap seorang cowok yang telah mampu mengecewakannya.

"Tere---" Betapa terkejutnya Jovan saat melihat Tere yang baru sampai dengan seorang cowok dibelakangnya. "Sayang, gue bisa jelasin---"

"Nggak perlu Van. Gue mau kita putus dan lo nggak usah temuin gue lagi!" Ucap Tere dengan nada kecewa. Tere berbalik badan. Berdirinya Yoga disana, Tere merasa lebih tenang. Perkenalan ini memng tak lama. Namun, rasa nyaman terus mendesak hingga Tere sedikit jatuh hati pada cowok bernama Yoga tersebut. Perlahan, Tere menggenggam erat tangan Yoga dan memariknya untuk pergi dari rumah tersebut.

"DASAR BRENGSEK! LO LIAT AJA YOG, GUE GAK AKAN NGEBIARIN LO REBUT TERE DARI GUE!" Cetus Jovan sambil menatap punggung Tere dan Yoga yang semakin menjauh.

"Udahlah, Van. Lo ikhlasin aja! Lagian ini juga semua salah lo!" Tegur Galen yang lalu memandangi wajah Arka dan Angkasa secara bergantian.

Jovan berbalik badan. Ia menatap Galen dengan mata yang memerah. "Salah gue lo bilang?! Kalo aja lo nggak ngajakin gue nge club tadi malam, semua ga bakal terjadi!"

Jovan melangkah meninggalakan Galen dan yang lainnya dengan hentakan kaki kesal. Beberapa kali ia mengacak acak rambutnya untuk melampiaskan rasa kesalnya.

•••

"Angkasa!"

Angkasa mencari sumber suara dari seluruh meja yang ada. Hingga akhirnya ia mendapati seorang cewek yang tengah duduk sendiri disebuah meja bertuliskan nomor '7'. Angkasa melebarkan senyumnya lalu berjalan cepat menghampiri cewek tersebut. "Udah lama?"

AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang