Nabila masih mendiamkan orang tuanya. Ia bersikap dingin. Namun, orangtuanya tidak mencoba menanyakannnya kenapa atau apakah ada masalah yang menimpa Nabila. Dua orang tersebut bersikap biasa dan seolah-olah tidak ada hal yang terjadi setelah menentang impian Nabila untuk kuliah.
Barangkali Ayah dan Ibu menyetahui penyebab Nabila bersikap dingin. Tetapi tidak mau memberikannya penjelasan lebih mengenai mengapa ia tidak boleh kuliah keluar kota. Selain itu, Ayah dan Ibu juga tidak berusaha untuk berkomunikasi dengan Nabila.
Di atas penderitaan hidupnya, untungnya Nabila memiliki Rehan. Pemuda itu bagaikan Prince Charming yang datang menjemput Cinderella untuk mengakhiri penderitaan hidupnya. Bedanya setelah menjalin kasih, Nabila dan Rehan tidak happily ever after. Di film, setiap cerita pasti selalu memiliki akhir. Sedangkan di dalam kehidupan nyata, setiap akhir adalah permulaan yang baru. Terus-terus berulang sampai kehidupan berakhir.
Setelah Nabila menyetujui enjadi pacar Rehan, hubungan mereka menjadi semakin manis. Bahkan Nabila mulai membuka hatinya yang sebelumnya kosong. Kebahagiaan menyelimuti diri Rehan maupun Nabola. Rehan yang sebelumnya selalu berikap manis menjadi semakin manis setelah Nabila menerimanya. Cowok itu memperlakukan Nabila dengan baik.
***
Crystal Theodoraadalah nama lengkap dari Teha. Gadis berambut panjang lurus dengan sedikit bergelombang di bawahnya. Tanpa harus bersusah payah ke salon. Thea memiliki rambut tersebut secara alami. Tanpa memerlukan perawatan khusus, rambut tersebut membingkai wajahnya yang berbentuk oval seperti telur.
Setelah selesai berendam di barh tub selama tiga puluh menit, Thea memadu padankan beberapa baju dan rok di depan cermin besar.
Ia memutuskan untuk memakai wrap skirts dengan atasan kaus putih yang dibelikan oleh Dani satu bulan yang lalu. Tak lupa ia memakai scraft yang berwarna senada dengan roknya, yaitu krim. Ia memakai scraft tersebut dengan gaya basic slide wrapped yang berhasil mempercantik leher jenjangnya.
Thea memoles wajahnya yang mulus dengan make up tipis. Lalu ia mengambil ballet flatsnya dan juga puch bag yang berada di lemari yang berbeda. Kendati usianya masih enam belas tahun, namun ia sudah memiliki koleksi fashion yang diletakkan di samping kamarnya. Benda-benda itu ia taruh dan rawat di ruangan tersendiri yang hanya terhubung langsung dengan kamarnya. Ia memiliki koleksi itu dengan mudah karena ia sudah mendapatkan kartu kredit ketika ia mulai berumur lima belas tahun. Selain itu, Thea merupakan selebgram yang sudah memiliki penghasilan sendiri.
Tatkala bercermin untuk memastikan penampilannya on point, ponsel Thea bergetar menampilkan foto cowok berkacamata yang tak lain dan tak bukan adalah Dani.
Thea menggeser tombol hijau dengan jari lentiknya dan tetap berdiri di depan cermin.
"Iya, Dan. Aku udah siap. Kamu langsung cepet ke sini ya," ujar Thea tanpa basa-basi.
"Oke." Itulah jawaban singkat dari Dani. Namun, cowok itu tak urung mematikan panggilan telepon.
"Kamu hati-hati di jalan. Tapi yang cepet ya. aku udah siap jadi nanti kit alangsung cabut." Kali ini Thea memakai lipstik berwarna nude sembari tetap memegang ponsel.
"Iya Thea sayang. Aku tutup ya bia rau bisa konsen nyetir."
"Iya Dani sayang." Lalu panggilan pun diakhiri oleh Dani.
Malam ini Thea mengajak Dani ke pasar malam. Di kota tempatnya tinggal memang tidak banyak tempat hiburan seperti mall-mall di kota besar. Bahkan di kotanya belum ada Starbuck. Jadi tidak banyak yang Thea bisa lakukan.
Tak lupa ia memotret dirinya di pantulan cermin untuk dijadikan story instagram agar tetap menjadi titik-titik. Ia selalu memastikan akunnya selalu aktif sehingga tidak mengecewakan pengikutnya.
***
Dani selalu terpana dengan tampilan Thea. Bahkan ia tidak bisa berkata-kata tatkala cewek itu menampakkan dirinya dari rumah. Aroma vanila selalu tercium ketika Dani berada di dekat Thea. Aroma favoritnya saat ini.
Dani tidak munafik, ia tertarik dengan Thea karena penampilannya. Semua cowok pasti akan bertekuk lutut untuk memenangkan hatinya. Kendati minat mereka tidak sama dan lingkaran pertemanan yang berbeda, mereka bisa dekat dan akhirnya menjadi sepasang kekasih.
Dani adalah cowok yang Thea butuhkan. Ia tampan, pintar, dan berasal dari keluarga kaya. Selain itu, Dani selalu bisa memenuhi janjinya dan dapat diandalkan. Namun, cowok itu belum bisa menjadi satu paket sempurna untuk Thea. Kekurangan cowok itu adalah kurangnya pergaulan yang ia miliki dan badan yang kurang atletis.
"Dan, kamu enggak ada rencana untuk ikut ekskul?" tanya Thea ketika Dani melajukan mobilnya di jalan raya. Thea memang pernah megatakan kepada Dani bahwa ia lebih suka naik mobil karena kulitnya akan terhindar dari polusi. Dan hasilnya cowok itu selalu membawa mobil kemana pun ia pergi dengan Thea.
"Aku kan udah ikut English Club." Pandangan matanya awas ke jalan raya. Umur Dani memang belum genap tujuh belas tahun, tapi dia sudah memiliki SIM secara ilegal.
"Ekskul kaya gitu sepi peminat Dan. Aku saranin kamu buat ikut ekskul olahraga aja. Dengan nada dan kalimat persuasif, Thea menyentuh lengan Dani yang terbalut dengan kemeja kotak-kotak biru. "Kamu ikut ekskul basket kalau enggak renang ya."
Sekilas Dani melihat ke arah Thea ang sedang menatapnya. Tatapan tersebut meluluhkannya. "Iya," ucap Dani akhirnya.
Sebenarnya Dani sudah berencana untuk mengikuti ekskul englsih club sedari SMP. Ia juga berminat untuk mengambil hubungan internasional kelak ketika ia kuliah. Ia memang unggul di bidang akademik, terutama bahasa. Namun, untuk hal-hal yang berkaitan fisik, Dani tidak begitu bagus. Namun, ia tidak bisa menolak keinginan Thea. Mau tidak mau ia harus menurutinya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nabila
Teen FictionNabila, gadis lugu yang memandang dunia ini dengan optimisme terjebak dengan ekspetasinya sendiri. Di umurnya yang belum genap tujuh belas tahun, ia harus menelan pahitnya kegagalan hidup, mulai dari kegagalan cinta, sekolah, dan juga keluarga.