26

44 7 0
                                    

"LKS Bidang lomba animation, juara tiga diraih oleh Reinaldo Calvin. Juara dua Faizal Ammarafiza. Juara pertama diraih oleh Fikar Fachnurozi."

Detak jantung Nabila terasa lebih cepat dari biasanya. Tangannya terasa berkeringat dingin. Pembawa acara terus membacakan pemenang lomba.

"LKS bidnag lomba akuntansi." Dinda yang berada di samping Nabila menajamkan pendengarannya.

"Juara ketiga dimenangkan oleh Annisa Wardani. Juara kedua diraih oleh Dinda Aulia Febriani,.." Dinda berdiri dengan senyum lebarnya. Matanya berbinar-binar. Nabila menyalaminya dengan memberikan ucapan selamat. Begitu pula yang lainnya. Lalu gadis itu berjalan ke panggung untuk mengambil pialanya.

Pembawa acara terus membacakan pemenang lomba sampai pada bidang billingual secretary, "Juara ketiga diraih oleh Ni Komang Sinta Dewi. Juara kedua dimenangkan oleh Renja Abdul Muluk. Dan juara pertama adalah Debora Sirait." Stefany menepuk pundak Nabila pelan. Sedangkan Nabila hanya menatap tak percaya ke arah panggung. Harapannya luruh. Ia tak berani menatap Bu Diwta ataupun guru-guru yang lain.

"Bidang lomba pemasaran. Juara ketiga diraih oleh Rachel Aurelita. Juara kedua diraih oleh Stefany Kandow,.."pembawa acara terus membacakan pemenang sampai semua bidang lomba habis. Nabila sudah menyalami Dinda. Stefany, Wayan , dan juga Conan serta memberikan ucapan selamat atas kemenangannya. Wayan dan Conan masing-masing mendapatkan juara ketiga.

Para juara LKS sudah berdiri di panggung menunggu di bagikannya piala. Sekarang hanya Nabila saja yang berasal dari jurusan perkantoran dan sekolahnya yang tidak mendapatkan juara apa pun.

"Untuk juara pertama beberapa bulan kemudian akan mewakili provinsi Lampung untuk berajang di tingkat nasional yang diadakan di Lombok. Silahkan para pemenang untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing," tutur pembawa acara yang kemudian diikuti turun para juara dari panggung.

Dinda, Stefany, Wayan , dan Conan tersenyum lebar dengan membawa piala. Mereka bangga dengan pencapaiannya. Setelah duduk di kursi samping Nabila, mereka difoto bersama dengan memegang piala. Nabila tidak diikutsertakan. Ia berusaha untuk terlihat senang karena pencapaian kakak kelasnya. Ia berusaha melupakan kegagalan dan kebodohannya saat ini. Namun, tetesan air mata turun begitu saja di pipinya, membajiri wajahnya yang tidak tersentuh make up.

Bodohnya Nabila tidak membawa tisu ataupun sapu tangan. Bodohnya ia tidak mengantisipasi bahwa dirinya akan menangis dengan derasnya. Dengan salah tingkah, ia menghapus air matanya dengan lengan baju secara kasar. Ia lupa bahwa dirinya terlalu cengeng.

Tangisannya tak kunjung berhenti. Malah semakin deras. Hal itu diketahui oleh Dinda lalu merangkulnya.

"Udah enggak pa-pa," ucap Pak Santono yang merupakan guru produktif pemasaran.

Mereka keluar dari aula untuk mengambil barang-barangnya lalu pulang. Sepanjang jalan Nabila masih tetap menangis. Bahkan Conan ganti merangkulnya. Nabila yang tingginya hanya sebahu Conan, hanya bisa menangis di pelukan Conan. Cowok itu tidak bermaksud apa-apa. Hanya memberikan pelukan yang dibutuhkan Nabila. Conan menganggap Nabila seperti adiknya sendiri, karena ia juga memiliki adik setinggi Nabila.

Setelah mengambil tas punggung dan juga koper, Nabila berjalan mengikuti rombongan untuk pulang. Ia satu mobil dengan Stefany, Dinda, Bu Retno dan Bu Lesi yang menyetir mobil.

"Nabila kenapa nangis?" tanya Stefany yang tidak mengerti sama sekali kenapa perempuan pendiam itu menangis.

Nabila baru saja menangis sesenggukan. Namun, setelah masuk mobil dan mulai dalam perjalanan pulang, Nabila tidak menangis lagi. ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak mengeluarkan air mata.

Dengan suara yang bergetar dan mata memerah, Nabila menjawab, "semuanya menang dapet piala. Cuma aku sendiri yang enggak menang."

"Em, iya dulu aku juga pernah kayak gitu."

Perjalanan menuju pulang pun terasa cepat. Topik obrolan di mobil itu adalah drama korea. Bu Lesi suka sekali dengan drama korea bahkan ia mengetahui beberapa drama terbaru yang tak Nabila ketahui.

Sepanjang perjalanan Nabila melihat ke arah jalan. Pikirannya hilang begitu saja ketkak melihat keluar jendela mobil.

Ia merasa kegagalan yang amat pahit hari ini. Kedua kalinya ia merasakannya. Pertama kali nilai ujian nasionalnya kecil dan tak bisa mendaftar Sma, lalu yang kedua ini ketika ia sendiri yang tak membawa kemenangan.

Bukan harapan yang menyakitinya. Tetapi ekspetasi orang lain dan diri sendirilah yang terlalu tinggi. Ketika ornag lain mengespetasikan Nabila, itulah yang menjadi beban dan menyakitinya. Ia merasa hidup di bawah tekanan.

***

"Gimana lombanya? Dapet duit enggak?" tanya Ibu ketika Nabila pulang.

Gadis itu tidak menjawab lalu langsung menutup pintu kamarnya. Ia lelah fisik dan batin. Ia hanya perlu sendiri seharian. Tanpa mandi, gadis itu tertidur di kasurnya sampai pagi.

Setelah menyapu dan mngepel rumah, Nabila merasa lapar, Namun, ketika membuka tudung saji nafsu makannya hilang. Ia hanya menemukan sayur tumis oyong dengan tempe. Ia menutup tudung saji lalu segera mandi.

Ayah dan Ibu pagi itu sedang di sawah. Nabila sendiri di rumah. Hanya sepi yang menjadi kawannya saat ini. Setelah mandi, Nabila menghidupkan data selulernya untuk menghubungi Rehan. Namun, Rehan sedang tidak aktif. Ia pun membuka pesan dari Rani.

Rani: gila! Gila! Gue kan tadi nge-scrool facebook dan gue ternyata berteman sama Meysia Meydevi Lintang yang dulu foto bareng sama Rehan di IG. Si Meysia ini ngunggah foto lagi sama Rehan. Bedanya background fotonya ada di cafe. Dulu kan di pantai. Captionnya lope lope dan yang lebih mengagetkan lagi status percintaannya di facebook sedang menjadi kekasoh dengan Rehan Aditama.

Rani : Lo putusin Rehan aja Bil. Daripada ntar jadi drama kan.

Perlu tiga kali Nabila membaca pesan dari Rani untuk memahaminya. Rani memang biasa mengiriminya pesan panjang-panjang walaupun jarang Nabila balas.

Rani mengeriminya pesan lagi. kali ini ia mengiriminya screenshoot dari status percintaan Meysia. Nabila mencibir dalam hati karena kakak kelasnya itu di zaman sekrang masih mengisi status percintaan facebook.

Hampa, itulah yang Nabila rasakan. Ia merasa kecewa dengan Rehan, orang yang mulai ia sayangi. Ia telah mengecewakan orang lain dengan cara tidak ememnangi lomba. Sekarang ia dikecewakan oleh pacaranya sendiri.

Ia mengirim pesan ke Rehan yang belum juga online. Ia mengirim screenshoot dari Rani, yaitu status percintaan milik Meysia.

Nabila: Kak, kita udahan aja ya. kakak juga lebih pantas dengan Kak Meysia. Walaupun hubungan asmara kita udah berakhir, tapi jangan sampe hubungan anatara kakak kelas dan adik kelas berakhir, aku doakan kakak lebih bahagia sama kak Meysia.

Setelah mengirim pesan, gawainya itu ai matika dan simpa di lemari. Nabila tidak bisa menangis. Air matanya sudah habis karena mengangis kemarin. Saat ini walaupun masih jam sebelas, Nabila hanya ingin tidur. Karena dengan tidur, ia bisa kabur dari realita.

Tentang NabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang