Lomba Kompetensi Siswa bidang lomba billingual secretary pun dimulai. Peralatan yang idbutuhkan nanti pun sudah tertata rapi di meja. Kalender meja, vas bungan, tempat menaruh map, dan laptop sudah siap. Hanya printer yang belum siap. Nabila pun mencoba bersabar dan fokus ketika soal lomba sudah dibagikan.
Perihal printer yang tidak berungsi dengan baik sudah Nabila singkirkan dari pikirannya. Bu Dwita pun sudah membernarkan sebisanya sampai dokumen hasil cetakan lebih baik dari sebelumnya.
Nabila mulai membaca soal hingga larut ke dalam pekerjaan.
Nabila berada di pojok depan dekat pintu. Terdapat tiga juri yang duduk mengawasi di depan. Nabila merasa salah satu juri terus melihat ke arahnya. Ia mendadak gugup ketika seseorang terus melihat ke arahnya. Ia sampai lupa tersenyum karena terlalu fokus mengerjakan soal.
Suhu ruangan yang dingin dikarenakan AC membuat Nabila tambah gugup. Kedua tangannya berkeringat dingin. Ia terus dikerjar oleh waktu. Pikirannya terbelah antara fokus mengerjakan tugas yang ada di depan matanya, materi presentasi yang belum sepenuhnya ia hafalkan, dan printer yang rusak.
"Untuk pekerjaan membuat surat bahasa indonesia dan bahasa inggris segera dikumpulka," ucap salah satu juti yang memakai kacamata.
Nabila baru saja mengeprint amplop. Ia mendadak lupa bagaimana melipat surat dengan lipatan akordion. Tak ada waktu lagi untuk mencari di internet bagaimana bentuk lipatan akordion itu. dengan terburu-buru Nabila melipat kedua surat dengan lipatan seingatnya lalu mengumpulkannya.
"Sekarang kerjakan kas kecil dengan waktu satu jam."
Nabila terbelalak ketika melihat soal kas kecil. Banyak transaksi yang terjadi sampai satu lebar lebih kertas HVS A4. Ia menarik nafas san menghembuskannya pelan lalu meminum air.
"Okay. You can do it," ucap Nabila pelan kepada dirinya sendiri.
Empat puluh lima menit telah berlalu. Nabilabaru saja menyobek bukti kas kecil yang nantinya akan diarsipkan. Setiap transaksi yang terjadi harus diarsipkan.
Nabila menatap tidak percaya kepada gadis yang duduk di sebelahnya. Gadis itu sudah selesai lalu mengumpulkannya di meja juri. Selain cantik, gadis itu juga dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Tidak lama terheran-heran ketika Nabila mengetahui gadis itu berasal dari Bandar Lampung. Biasanya tuan rumah selalu menang.
"Waktu sudah habis untuk pekerjaan kas kecil. Harap segera dikumpulkan."
Sekrang Nabila tidak bisa tersenyum. Ia khawatir dan wakut mengecewakan orang-ornag dengan hasil yang akan ia peroleh. Gadis itu belum menyelesaikan mengarsipkan transaksi kas kecil. Dengan wajah ditekuk gadis itu mengumpulkan pekerjaannya yang belum selesai.
"Sekarang waktunya istirahat sampai jam satu. Segera keluar dari ruangan karena akan dikunci."
***
Hari pertama lomba telah berakhir. Sebelum raja siang kembali keperaduannya, Nabila kembali ke hotel untuk istirahat dan kembali menghafalkan materi presentasi yang kemungkinan muncul pada lomba esok hati.
Setelah sampai di ruangannya, badannya terasa lengket. Cepat-cepat Nabila masuk ke kamar mandi sebelum yang lain pulang. Stefany maupun Wayan belum juga pulang. Baru kali ini Nabila bis bernapas lega di kamar hotel. Sebelumnya ia harus menjaga sikap dan mandi dengan tergesa-gesa. Sekrang ia bisa mandi dengan waktu yang agak lama dan setelahnya berbaring di kasur hotel menikmati kesendirian.
Kesendirian tersebut tidak berlangsung lama, Wayan dan Putri memasuki kamat. Seketika itu Nabila mengambil materi prsentasi yang telah ia print saat latihan. Tidak seperti Steany yang berusaha mengajak ngobrol maupun peduli sekedar mengingatkan untuk sholat kepada Nabila, Wayan dan Putri lebih cuek dan tidak mau tahu mengenai Nabila. Kamar tersebut terasa canggung ketika Wayan memasuki kamar mandi meninggalkan Nabila dan Putri sendiria.
Putri berbaring di kasur sembari memainkan gawai. Nabila baru menyadari seharian ini, ia belum menghidupkan data seluler di hpnya. Gadis itu langsung mengambilnya di tas punggung.
Puluhan chat dan beberapa panggilan datang dari Rehan. Begitu pula dengan chat dari Rani dan Aulia yang menanyakan lomba dan meminta oto-oto di hotel yang ia inapi. Setelah membalas chat dari Rani dan Aulia, ia langsung mematikan data seluler. Panggilan dan pesan dari Rehan sengaja ia biarkan tak terbaca. Ia tak mau saat-saat seperti ini Rehan mengganggu konsentrasinya. Saat menelpon dengan Rehan, Nabila bisa lupa waktu.
Saat malam hari, banyak peserta LKS menghabiskan waktunya di lantai bawah termasuk rombongan dari sekolah Nabila. Setelah selesai makan malam, terdapat beberapa orang yang menyanyikan lagu di panggung. Panggung tersebut berada di dekat kolam dan juga tempat makan.
Banyak orang yang tersenyum senang di sana. Namun, tidak dengan Nabila. Wajahnya terlihat murung. Banyak yang ia pikirkan saat ini. Ia memiliki firasat tidak baik mengenai perlombaan. Dan energinya sudah habis. Ia ingin sendiri.
Nabila tidak biasa terus-terusan berada di keramaian. Ia selalu butuh sendiri. Namun, saat ini ia tidak bisa meminta kunci kamarnya dan bilang ingin menyendiri. Sehingga malam itu ia hanya berusaha menikmati suasana yang tidak bisa membuatnya bahagia.
***
Seperti halnya LKS tingkat kota, pada hari kedua peserta lomba bidang billingual secretary mengerjakan kearsipn, menerima telepon masuk dan membuat telepon keluar, serta presentasi menggunakan bahasa inggris. Dikarenakan billingual yang berarti memakai dua bahasa yaitu bahasa indonesia dan bahasa inggris, maka pekerjaan didominasi menggunakan bahasa inggris yaitu menangani telepon.
Nabila tidak begitu baik dalam menerima telepon, ia membuat beberapa kesalahan. Untuk pekerjaan mengarsipkan surat Nabila dapat menanganinya dengan baik, sedangkan saat prsentasi ia gugup luar biasa. Walaupun ia menguasai materi, namun penampilannya tidak begitu bagus. Bebrapa kali ia membenarkan rambutnya yang sebenarnya baik-baik saja.
Hingga pada akhirnya lomba pun selesai. Nabila belum bisa bernapas lega. Pengumuman akan diberitahukan saat penutupan lomba yang juga diadakan di aula.
Saat ini Nabila sedang membaca novel yang baru saja ia unduh sembari menunggu Fadilla selesai mandi. Sedangkan Stefany, Wayan, dan Putri sibuk mem-packing barang-barangnya.
Penutupan lomba dimulai pada sore hari pada jam tiga. Lomba Kompetensi Siswa semua bisang sudah selesai siang tadi. Bahkan untuk bidang pariwisara selesai pada jam sepuluh pagi.
Guru-guru yang mengajar pelajaran produkti di sekolahnya hadir pada sore hari ini. Untungnya guru yang mangajar di jurusan Nabila tidak bertambah, hanya Bu Dwita dan Bu Lesi sedari kemarin.
Penutupan lomba terjadi begitu cepat, tidak seperti saat pembukaan lomba. Pengumuman pemenang lomba pun dimulai. Nabila merasa cemas. Ia memiliki firasat tidak menang tetapi ia juga memiliki firasat menang. Ia berdoa dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Nabila
Teen FictionNabila, gadis lugu yang memandang dunia ini dengan optimisme terjebak dengan ekspetasinya sendiri. Di umurnya yang belum genap tujuh belas tahun, ia harus menelan pahitnya kegagalan hidup, mulai dari kegagalan cinta, sekolah, dan juga keluarga.