Satuan jarak terpanjang kita adalah kedekatan yang tidak lagi saling menyapa
-Aksa-~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
7 Tahun Kemudian..
"Gue bakal nikah minggu depan. Lo harus hadir di nikahan gue!" titah seorang gadis di seberang telfon.
"Gimana yah? Gue lagi sibuk banget akhir-akhir ini. Banyak kerjaan soalnya!"
"Lo lebih pentingin pekerjaan atau gue?"
"Yah, pekerjaan lah. Pekerjaan kan hasilin duit."
"Aksa!!!" teriak gadis itu membuat Aksa menjauhkan telfon genggamnya dari telinga. Jika tidak, bisa budek telinganya itu.
"Apa sih kak? Gue sibuk. Tanpa gue juga lo tetep bakalan nikah kan?"
"Tapi gue pengen lo hadir di hari bahagia gue. Lo nggak kangen sama gue, sama mama, sama papa? Lo kayaknya betah banget tinggal di sana!"
"Iya-iya. Gue bakal pulang, kok!" ucapnya membuat perempuan di seberang telfon itu berteriak girang saking senangnya. "Tapi tahun depan!"
"AKSAAAA!!!!!!"
Aksa tertawa, "yang penting gue pulang kan?"
"Pokoknya lo pulang. Gue mau liat lo hadir di nikahan gue. Nggak pake alesan yah. Pokoknya harus pulang. Titik. Nggak pake dikoma-komain segala!"
Tut...tut...tut..
Telfon dimatikan sepihak. Aksa terkekeh pelan kemudian meletakkan ponselnya diatas meja kerjanya kemudian berjalan mendekat kearah jendela.
New York, Amerika Serikat.
Setelah kejadian beberapa tahun yang lalu, disinilah Aksa menghabiskan waktunya untuk sekedar mengisi kekosongannya. Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya di Indonesia, laki-laki bernama lengkap Aksatama Farhandiola itu memilih melanjutkan pendidikan dengan kuliah dan sekaligus berkarir di negeri Paman Sam tersebut.
Tujuannya kali ini tidak jauh dari keinginannya untuk melupakan kisah tragis yang membuatnya menjadi pria dingin di pandangan orang lain. Kejadian itu seperti mengubah Aksa sepenuhnya. Bahkan selama tinggal disini sejak ia menginjakkan kaki pertama kali, Aksa belum pernah pulang ke Indonesia. Bukan lupa tanah air, Aksa hanya belum bisa mengobati luka di hati. Biasanya keluarganya yang datang berkunjung kemari.
"Aksa!" panggil seseorang membuatnya menoleh.
"Kalo masuk, ketuk pintu dulu. Kita harus sopan sama atasan!" sindir Aksa membuat pria bernama Farel itu mendengus.
"Ogah sopan sama lu!" Dia menolak lalu duduk di kursi kebesaran Aksa sebagai CEO. "Please cancel today's meeting. I don't want to be disturbed" ucapnya sambil menunjuk seperti apa yang sering Aksa lakukan.
"Lo ngeledek gue?" sinisnya.
"Enggak kok. Mana ada gue ngeledek atasan. Yang ada gue dipecat!" sanggah Farel.
"Trus ngapain lo dateng di ruangan gue?"
"Mau ngajak lo balik!" ajaknya membuat Aksa mendengus.
"Lo mau ngantor atau mau sekolah sih? Baru juga dateng udah main cabut aja lo. Jangan bawa-bawa kebiasaan lo pas SMA ya!" protesnya.
Farel mendengus sebal, "maksud gue itu bukan balik ke apartemen!"
"Trus?"
"Balik ke Indo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA [Biarkan Aku Memilih]
Teen FictionBagaimana sensasinya jika kamu dijodohkan oleh saudara tunanganmu? Kira-kira bagaimana caramu mengekspresikannya? Marahkah? Kesalkah? Atau malah biasa aja? Itulah yang dialami Aksatama Ferhandiola. Karena sebuah keputusan yang terburu-buru, dia haru...