#11

346 7 1
                                    

Diperjalanan pulang albafi hanya fokus dengan jalanan sedangkan aku menyanyi kecil menikmati pemandangan diluar jendela

"fi.. Mampir ya kayanya mama udah pulang deh" kataku
"gak ah"
"ayodong yayaya"
"gak. " jawab nya ketus
"30 menit"
"gak"
"25 menit"
"15 menit" tawar nya
"20 menit" ucap ku, ia kalah iya mengangguk mengiyakan lagian hanya untuk di ajak mampir kerumah ku saja susah sekali hemm

~~

Aku sampai dirumah ku bersama albafi aku memeluk mamaku yang sudah lama tak ku lihat, mama menerima baik albafi
Bahkan dengan sekali bertatap wajah mamaku sudah bisa menebak bahwa laki laki yang mengantar ku pulang ini adalah laki laki yang baik

Aku dan albafi duduk di taman belakang di samping kolam ikan koi milik papa
Papa dan abang sedang keluar ntah kemana tak lama dari kami duduk mama menyugukan kami berdua teh hangat
dan beberapa toples cemilan kering

"ah tante gausa repot repot"
"gapapa fi biar enak ngobrol nya, tante ke blkang dulu ya"
Albafi hanya mengangguk sambil tersenyum lalu berpindah menatapku
"besok mau kemana" ucapnya
"ikut kamu" jawab ku
"kemana??"
"kemana aja kamu pergii"
"kalo naik motor?"
"pokoknya ikut" kata ku

"eh kalo kamu disuruh minta sesuatu kamu mau minta apa?"
"kamu nanya sama aku?" kataku, iya hanya membalas dengan anggukan
"aku minta kamu supaya kaya gini terus"
"kenapa?" tanya nya
"aku suka"
"oh jadi kalo aku gak kaya gini terus kamu gasuka?"
"suka juga"
"terus gaksuka nya apa?"
"kalau kamu hilang"

Dia tak menjawab lagi dia kehabisan kata kata skil berdebat nya masih ada di bawah ku, iya menyeruput teh panas nya
"aku baru tau kalau disisi lain tuhan juga nyiptain wanita segombal kamu" katanya tertawa kecil
Aku terlarut oleh nya seperti terhipnotis dengan laki laki berkacamata ini

Semakin malam bintang dan bulan semakin menyala karna langit yang gelap albafii memutuskan untuk pulang karna sudah malam, ia bersaliman dengan seluruh anggota keluarga dan terlihat akrap sekali dengan sukma
Aku mengantar nya kedepan melepasnya pergi dari pandangan ku, ia tersenyum ke arah ku dan langsung melajukan mobil nya

"dekkk.. "
" iya ma kenapa?"
"sini deh ada yang mau di omongin"
Aku  berjalan cepat menuju ruang tengah tv kulihat semua sudah berkumpul
"ada apa sih mah?"
"nar.. Lusa mama balik lagi ke lampung soalnya oma lagi sakit jadi mama harus ada disana, dan terus papa kan kaya biasa kerja di luar kota lagi ngurusin batubara, bang sukma kan tinggal wisuda kuliah nya sudah selesai jadi bang sukma ikut ayah buat bantu proyek papa"

"terus mah?? Nara sendirian??"
"dekk.. Nara kan udah kuliah udah besar mama sama papa percaya sama nara" tambah papa
"dan kamu boleh cari pembantu buat jaga rumah dan bantu kamu beres beres rumah asal perempuan jangan laki laki"

"tapi maa nara inikann.. "

" gue juga udah minta tolong albafi buat mantau lo terus selama kami gakada di semarang, kayanya albafi fine fine aja kok" ucap sukma kepada ku, aku kalah aku takbisa berkata kata apa lagi yang bisa aku lakukan hanyalah mengangguk cemberut apa apaan mereka ini

"yang bener bang"
"iya bener nanti juga sesekali ghea jenguk lo kok"
"hem iyadeh"
"tapi besok kita jalan jalan dulu ya maa paa.. "
"iya iyaa..."

~~

22.03

"see u mammm... "
" hati hati dirumah ya sayang" mencium pipi ku
"albafii.. Tante berangkat ya" ucap mama dengan albafi, karna albafi ikut mengantar mamaku ke bandara
"iya tante hati hati ya.." menyalimi tangan mama "tante titip kinara ya fii tolong.." albafi hanya mengangguk mengiyakan ntah dia akan menjaga ku atau tidak yang ada aku di lantarkan mana bisa sosok albafi bisa memerhatikan ku layaknya abang atau mama
Aku berjalan keluar bandara menuju mobil kami di parkir, aku hanya melamun memikirkan sampai kapan aku akan tinggal sendirian dirumah tanpa mama tanpa si pembikin onar sukma
"narr.. "
" narrr.. " katanya agak keras
" haa iyaa?? "
" kenapa?"
"haa gapapa kok"
"kamu nyetir ya aku ngantuk" aku mengangguk kami berdua meninggalkan bandara ku tengok albafi di samping ku tertidur dengan kaki nya di lurus kan ke depan mobil
"mau ngopi dulu? " kataku dengan nya
Iya mengangguk tanpa membuka mata ternyata dia belum terlelap, aku membelokan mobil berbeda arah dari jalan pulang kami berhenti di kedai kopi yang bertema classic di daerah yang masih ramai karna terjejer dengan cafe cafe lain nya, semalam ini masih cukup ramai ternyata
Tertulis kedai teori kopi disini tempat biasa aku arin dan sisil untuk sekedar berdiskusi kecil sambil minum kopi

fighting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang