"astaga mba.. Mba kinara kenapa basah kuyup gini mba"
"tunggu ya mba saya rebusin air dulu"Aku duduk di kursi dapur hanya terdiam melihat lala sibuk merebus air menyiapkan air untuk ku mandi
"tunggu sebentar ya mba, sekalian saya buatin teh hangat"
Takada kata apapun yang keluar dari mulut ku hanya tatapan yang kosong
Kini aku sudah memakai baju panjang dan celana panjang ku, dengan masih menyampirkan handuk di bahu ku, bahkan air mata ku enggan lagi untuk keluar
Aku hanya terdiam di depan kolam ikan
"mba kinarr.. "
" Eh iya laa"
"mba kinar kenapa? Cerita ya mba"
"saya gapapa kok la"
"mas albafi ya mba..? "
Aku mengangguk air mata ku lagi lagi jatuh tanpa di minta
" saya kira dia juga sayang sama saya la, ternyata saya ini cuman di anggap teman dekat nya"
"mba.. Saya yakin mas albafi punya prasaan yang sama mba..mungkin dia cuma butuh waktu"
"la dari dulu memang saya yang ngejar ngejar dia, sampe dia bicara ketus pun saya gabisa marah ke dia, harus nya saya lebih sadar, bukan saya yang dia mau""sabar mba.. Istirahat yuk mba saya temenin"
~~
Aku sudah siap untuk berangkat ke kampus dengan mata yang masih sembab sisa semalam.. Tapi tiba tiba hujan deras tiba lagi, bagaimana bisa di bulan kemarau hujan masih turun apa dia tau ada manusia nya yang masih bersedih
Aku sedang menunggu taxi online yang sudah ku pesan di teras rumah ku
Tapi mengapa aku mengharapkan albafi datang menyusul ku kemari, jangan harap kinaraa semua sudah selesaiAku berjalan menaiki tangga menuju kelas ku denga santai ku tengok kelas ku sudah dimasuki dosen sedang menjelaskan
Baiklah kinara.. Kamu telat lagi, ucapku dalam hati"permisii bu.."
"silahkan"
"maaf bu saya telat"
"silahkan duduk" jawab dosen yang biasanya hanya ku lewati saja jika aku telat"nar,sehat lo" ucap arin di depan ku
"kok lo permisi sih biasanya kan nyelonong"
"lo gapapa kan nar"ucap sisil
"gue gapapa guys"
"lo pasti kenapa kenapa lo harus cerita nar"
Aku diam masih memperhatikan dosen dan mencatat apa yang dosen ucapan
"nar lo kenapa lo harus cerita" ucap arin
"kalian tuh cuman pengen tau kan kalian cuman kepo tapi gak ada solusi" kata ku tegas
"kok lo nyolot sih gue sama arin kan tanya baik baik" gass sisil kepada ku
"brisik deh!" aku membanting binder dan pulpen ku di atas meja membuat seisi kelas menengok ke arah ku, aku berdiri cepat melangkah kan kaki ku keluar dari kelas, aku berjalan menuju wcAku duduk di taman tempat kami bertiga selalu duduk, aku mengelap wajah ku dengan tisue mengeringkan wajah bekas air mata
"nar... " aku menoleh agak terkejud karna yang menghampiriku adalah arin dan sisil
" nar lo marah ya, maaf ya nar gue sama sisil panik liat lo kaya gini"
"iya nar kita harus tau lo kenapa, kita kan sahabatan
nar" balas sisil"iyaa gue juga minta maaf ya sama kalian udah ngomong gak enak kaya tadi"
Arin dan sisil memeluk ku erat eratt menenangkan aku, hanya mereka yang bisa di andalkan
"lo kenapa sih nar"
"gue udah selesai sama albafi"
"yaampun nar yaudah sabar masih ada gue sama sisil kok"Seperti biasa kami pulang di antar dengan mobil arin, sejak pagi aku tak melihat albafi ah sudah lah begini lebih baik
"rin turunin gue di danau aja ya, gue mau yari wedang jahe"
"gue temenin yaa"
"gausa kali gapapa kok rin"
"bener lo gapapa"
"gapapa kok sist santai aja"Aku keluar dari mobil arin tidak pakai lama saat mobil arin berhenti di pinggil taman
"thx ya rin"
"oke, gue duluan nar"Aku berjalan menuju bangku tempat biasa yang aku duduki ku lirik jam tangan ku menujukan jam 5sore
Ku lihat ramai anak anak main di taman itu dengan riang terlihat tanpa beban di diri mereka
Tidak sperti sore sore sebelum nya, yang ada hanya awan yang gelap mendung kelabu, ku rasa tak ada yang mau menyaksikan langit yang sedang tidak bersahabat seperti waktu ini
Tapi hanya disini aku bisa sedikit bercerita pada danau yang ku lihat tenang
KAMU SEDANG MEMBACA
fighting
Romance"aku pernah mencintaimu hingga hancur lebur hingga jadi humus dan tumbuh dalam bentuk lain, itulah mengapa kini kau asing bagiku aku takbisa mengenali aroma yang kau bawa, kita tidak bisa lagi merawat batang pohon yang sama fii.." _kinaraanzella