#20

277 6 0
                                    

"mba kinara"
"iya mas bener"
"ke sesuai titik aja mba"
"iya mas bener"

Supir taxi online itu melajukan mobil nya, sesekali aku memeriksa handphone ku apabila ada notif dari albafi
Sedikit ku perhatikan, supir taxi itu sesekali memandang ku lewat kaca spion di atas kepala nya, laki laki tampak seumuran dengan ku memang, tapi apa maksud nya ia memandang ku seperti itu
"ini mba kinara anzela kan ya"tiba tiba
"oh iya.. "
" kenalin saya sean mba, saya punya adik yang kebetulan penggemar novel mba kinar, dia slalu nyuruh saya dengerin dia baca bagian bagian yang dia seneng saat baca novel punya teman nya mba"
"ohyaaa?"
"iya mba, makanya saya ga nyangka bisa dapet penumpang mba kinar"

Aku langsung merogoh tas ku mengambil satu novel yang memang slalu ada di dalam tas ku, lalu menandatangani
"ini, tolong kasihkan ke adik mu ya ucapkan trimakasih dari saya"
"wah trimakasih mba trimakasih banyak"
"gausah panggil mba, saya rasa kita seumuran, pekerjaan kamu memang supir online" tanya ku dengan laki laki itu
"oh enggak, saya sarjana kebetulan belum dapet Kerjaan aja"
"sarjana apa? "
" hubungan international"
"wahhhh" sontak aku berkata, tidak menyangka hebat sekali supir ini, memang dari aku melihatnya tambah pria baik baik dan mengerti etika

"saya sudah sampai sean, saya harap kita bisa bertemu lagi, saya permisi ya" ucaoku keluar dari mobil nya
"saya trimakasih buat novel nya"

~~

"asalamualaikum mah"
"walaikumsalam sayang, gimana?" ucap mama menyambut kepulangan ku
"dari kantor mah ngajuin pencetakan ke 3"
"terus gimana hasilnya"
"masih nunda lagi mah" ucap ku sambil meneguk air putih berada di dalam kulkas
"yaudah gapapa sayang, sana istirahattt dulu"
"iya mahh"

Aku memasuki kamar ku yang merupakan kantor ku tempat ku berimajinasi membereskan tulisan ku,
Lagi lagi aku membuka ponsel ku tak ada notif apa pun, jika seperti ini kenapa aku merasa seperti manusia yang hidup nya hanya seperti ini saja sangat flatt, ingin menulis tapi mood sedang kacau

"kinar" tiba tiba mama memasuki kamarku
"eh iya mah"
"keluar yuk mama bikin salad buah loh"
"wah mau deh mah"
Aku duduk di ruang tv menyantap salad buah buatan mama yang sangat lezat sambil menonton acara yang ada di televisi
"jadi kapan albafi lamar kamu?"
"hah? Mah albafi punya usaha sendiri aja belum udah mikirin nikah"
"memang dimana salah nya"

Banyak salah nya mah, ayah albafi pun belum merestui hubungan kami bagaimana ingin menikah? Dalam batin ku berbicara

"memang albafi belum pernah membicarakan itu?"
"kinara yang belum mau mah, kinara mau fokus dulu"jawab ku
"harus berapa tahun lagi albafi nyuruh kamu nunggu"
"mahhh" bicara sedikit keras memaksa mama berhenti memojokan aku, aku kembali masuk ke kamarku dan mengunci pintu, tapi mataku langsung tertuju dengan ponsel ku yang kelap kelip menandakan ada panggilan masuk, ternyata albafi

"Halo.."
"Kamu dimana"
"dirumah"
"lagi sibuk?"
"enggak kok"
"ngopi yuk"
"ditempat biasa?"
"iya, ketemu disana ya"
"oke"
"kamu hati hati"
"okee"

Albafi menutup telfon nya, sedangkan aku langsung bersiap siap pergi untuk menemuinya di kedai kopi yang biasa kami datangi, tak berubah dengab rmbut yang hanya di kucir asal memoleskan lipstik tipis

"mau kemana nar?"
"kinar mau ketemu albafi dulu ya mah"
"yasudah, jangan malam malam"
"iya mah"

Seperti biasa aku mengandalkan taxi online untuk pergi kemana mana aku sedang mengumpulkan duit untuk beli mobil ku sendiri, taxi ku melajukan ke kedai kopi tempat kami bertemu sore ini dengan cepat

~~

"hei" tegur nya mengganggu aktifitas ku bermain handphone dengan eartphone di telinga ku, aku tersentak dan langsung mematikan music yang sedang ku dengarkan
"udah lama?"tanya nya,
"belum kok" kuperhatikan dengan kacamata dan kemeja nya yang berwarna merah maroon terlihat seperti pria dewasa
"udah ku pesenin kok" ucapku kepada nya
"kemana aja hari ini" tanya nya kepada ku, ia bisa menyejukan hati ku yang sangat hilang mood dengan pertanyaan pertanyaan kecil nya namun terlihat sangat perduli
"ke kantor aja sebentar, pengajuan pencetakan ke 3"
"waww,terus??"
"belum, masih pending lagi"
"bukan berarti gagal kan? Senyum dong"
Ucap nya menyemangati ku, aku tersenyum tipis kepada nya melirik nya menyeruput kopi yang telah di antar

fighting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang