#31

259 9 2
                                    


"Heyy"

Aku tersenyum dari kejauhan melihat sean yang menyambut ke datangan ku begitu semringah wajah nya saat menatap ku berjalan menuju nya

Aku masih terdiam dan tersenyum melihat kebahagiaan nya yang sangat jelas kulihat
"Kamu gemukan"
"Ah masa"jwab ku cepat

"Disana seneng ya?"
"apasih an,enggak kok"

Kami berdua berjalan kini menuju mobil sean terparkir di bandara ia membawakan koper ku dengan senyum nya tak hilang dari wajah nya

"Haus? Mau minum gak?
"Boleh"
"Duduk dulu deh,tunggu ya aku beli dulu"

Ia pergi membeli minuman dingin untuk ku, kami duduk di kursi besi milik bandara sambil meminum minuman yang di beli sean,apa sebenarnya yang ada dalam diri ku saat bersama albafi aku memikirkan sean sekarang disaat bersama sean aku terbayang albafi,tidak kinaraaa tolong kau tidak boleh seperti ini

"An"
"Iya"
"Aku mau ngomong"
"Iya nar,di mobil aja yuk"
"Gak, harus disini"

Kurasa bandara ini akan bertanggung jawab menjadi saksi aku dan sean hari ini,aku tau persis sean mencintai ku namun aku selalu lari dari itu selalu menutup mata dengan alasan albafi,tapi tidak hari ini

"An aku mau kamu jujur,tolong kasih tau aku tentang prasaan kamu ke aku"

"Kita teman nar"

"Kamu sayang aku kan an?"

"Nar kamu kenapasih"

"Mata kamu gak bisa bohongin aku"

Seketika hening berada pada dirinya tak tau apa yang sedang di fikirkan nya

"Kalau boleh terlahir kembali aku ingin jadi albafi tidak perduli bagaimana rupa dan sifat nya,yang terpenting hanyalah bisa di sayang kamu dan gakbsa di lupa kamu"

"An bukan itu maksud ku,aku masih mencari jawabn hadir nya kamu itu untuk menyembuhkan luka atau menambah luka"

"Sebenarnya mau mu ini apasih nar"

"Dulu aku pernah bilang di antara kita gakada pertemuan dan perpisahan karna kita teman,tapi sekarang aku mau hanya ada pertemuan di antara kita.
An kalau albafi yang sudah pergi saja masih sulit aku lepasin gimana seseorang yang tidak pernah pergi,kamu bisa kan?"

"Siap memulai lagi?" Ucap nya tersenyum kepada ku

Aku menjawab dengan anggukan pelan disertai senyuman,pagi ini riuh nya bandara tempat semua orang berlalu lalang terasa sunyi hanya ada aku sean dan kita berdua
Semua sisi mendengar sekaligus menjadi saksi atas mulai nya perjalanan baru kami yang ku harap tidak ada orang lain lagi di tengah kami berdua,yang ku harapkan aku bisa mencintai sean dengan tulus dan melupakan pria berkacamata yang kemarin ku temui itu..

~~

Aku sedang makan di sebuah cafe dekat dengan kampus ku tertawa bercanda bersama beberapa teman kuliah ku
Sepulang kuliah selesai

Kami ber 4 membicarakan semua hal sambil tertawa aku pun ikut serta tertawa bercanda
"Eh nar" kata salah seorang teman ku
"Kok bisa sih jadi penulis padahal sarjana mu kesenian"
"Mengikuti alur aja sih,aku suka maka aku jalanin"

"Dapat penghasilan dari melakukan hobby siapa yang tau ya kan nar" kata teman ku juga

"Hehe aku bersyukur"

"Ga nyangka sih dulu sering baca novel nya eh sekarang jadi teman sekelas"

"Ah masa hahaha"

Tetap saja aku harus tertawa
Bagaimana pun cara mengikhlaskan nya,dari dalam atau dari luar aku adalah sosok yang berbeda.
Dari dalam aku rapuh dan basah air mata dari luar aku tertawa dan tetap terhibur atau menghibur
Menyedihkan bukan malakukan itu dengan susah payah tapi tau untuk siapa
Aku benci kesedihan aku benci keterpurukan maka itu aku tertawa aku tak akan membiarkan satu orang di dekat ku bersedihh karna aku benci orang yang menyedihkan,yaa seperti diri ku..

"Udah malem yuk pulang"

"Nar saya ikut kamu ya,pacar saya ga bisa di hubungin"

"Yuk"

Aku melajukan mobil dengan lina di sebelah ku teman yang tadi minta di hantarkan pulang
"Pacar kamu kemana lin"

"Gatau,jalan dua tahun sikap nya tambah berubah jarang menemui ku jarang mengabari juga"

Tersentak aku mengingat masa dulu persis sekali atas apa yang di lakukan albafi kepada ku dulu

"Lalu kamu?"

"Bingung nar,harus apa aku gak punya salah apa apa tapi dia menghindar"

"Aku pernah di posisi kamu,jangan terlalu percaya apapun janji nya dulu manusia tetap manusia kamu harus tau dia dimana slama di gak bareng kamu"

"Aku bukan kamu dan kamu bukan aku nar,jalan kita gak mungkin sama aku gak akan sakit seperti kamu,tapi makasih untuk saran mu"

Biar lah itu hak dia itu yang dipilih nya dan hasil nya pun dia yang akan menjalani nya aku mengingat kan nya sebagai seorang teman
"Kapan kapan kita hangout bareng berdua ya nar"

"Boleh" kata ku tersenyum

~~

Aku masuk ke dalam rumah ku pemandangan yangmembuat ku menghela nafas ura yang tengah duduk di ruang tamu dengan rokok dan kaki nya yang di selonjorkan pada meja, ku tengok dia tampak diam seperti ada yang di fikirkan
Dengan beberapa bungkus rokok dan puntung puntung nya yang berserakan di lantai

"Raa" aku mendekati nya
"Ini bekas mu semua? Kamu kenapa?" Tanya ku dengan hati hati

Ia tak mendengar kan ku masih dengan sebatang rokok di tangan nya ada yang tak beres dengan nya,dada ku sesak karn asap yang banyak membuat ku berniat pergi

"Nar"
"Iya"

Aku membalikan badan ku kembali mendekati nya

"Saya suka sama orang"
"Terus?"
"Bukan untuk yang pertama kali nya tapi selalu gak ada yang terima saya,mereka bilang nakal lah free life lah bad girl lah kenapa ya nar"

"Ra,ini diri kamu yang mencintai kamu tidak akan perduli atas itu semua tuhan pasti ngirim sesorang untuk kamu untuk kamu bisa jadi diri kamu sendiri tapi mungkin gak hari ini"

"Saya pengen jadi kamu nar,banyak yang suka kamu banyak yang sayang kamu"

"Tapi gak seperti yang kamu liat ra,bahkan saya sering bilang kalau ada manusia yang paling saya benci itu adalah diri saya sendiri,saya gak seberuntung yang kamu lihat ra.."

~~

Ternyata benar apa yang pernah ku dengar
Kalau kalau yang kau punya tak seindah yang lain boleh lah kau perbaiki milik mu,kau poles halus permukaan nya, kau luruskan sedikit bengkokan nya, jangan selalu ingin menjadi orang lain atau mengukur dengan milik orang lain aku juga begitu yang kau inginkan hidup nya pun menginginkan hidup orang lain.
terlebih saat seperti rumput tetangga terlihat selalu lebih indah jangan ego coba mulai kau banding kan isi nya lebih berat mana jalan yang sudah di lalui? Lebih lama mana luka yang menghampiri?
Tuhan selalu punya versi terbaik untuk diri ku sendiri dan diri mu sendiri,semoga dapat kau tarik maksud tulisan ku...

Hari hari ku melelah kan semua waktu ku menyakitkan dengan bertopeng kebahagiaan aku yang serba pura pura,aku bukan diri lagi diri ku yang dulu sudah pergi bersama bayangan albafi,apalagi kini aku harus mencintai seseorang yang dari dahulu hanya ku kenl sebagai teman yang paling mengerti ku ..

fighting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang