24

201 5 2
                                    

Sudah 5 hari setelah ibu albafi masuk rumah sakit albafi tidak mengabari ku sama sekali tidak,namun apa daya ku?aku bisa apa?
Bukan nya tidak perduli albafi yang meminta agar aku tidak mencari nya
Hari ku hampa seperti ada yang kosong,menunggu kabar albafi setiap waktu dimana dia,bagaimana kondisi ibu nya membuat ku tenggelam dalam rasa khawatir.

Aku sedang di depan laptop ku melakukan rutinitas ku tapi saat ini berbeda rasanya tak bisa aku selesai kan pekerjaan ku sendiri, kecemasan selalu mengganggu imajinasi ku sebagai penulis, yang aku rasakan adalah kekacauan yang menyiksa
Aku menutup laptop ku lalu menopang kepala ku dengan kedua tangan ku

Drrtt..drrtt..drrtt
Menandakan ada panggilan masuk dari handphone ku atas nakas,segera ku mengambil yang ku fikirkan hanya lah albafi,hah Andre batin ku ia adalah teman kelas ku yang juga kenal dengan albafi
"Haloo"
"Nar lo dimana,kok gak keliatan"
"Dirumah lah gue"
"Loh gak dirumah albafi"
"Loh emang.." tanya ku bingung
"Ibu albafi meninggal nar,demi apa Lo gaktau??"
"Apaa????"
"Lo mending langsung kesini nar jenazah nya udah berangkat di makamin"

Hati ku hancur sangat tak bisa aku percaya seluruh badan ku lemas tak berdaya handphone ku terlepas dari genggaman ku aku menjatuhkan badan ku ke lantai kamar ku,air mata yang tanpa diminta turun begitu deras apa yang harus aku lakukan
Tolong sudahi semesta apa belum cukup kau merenggut kebahagiaan ku mengapa kau ambil juga kebahagiaan albafi

Aku bergegas bersiap lalu cepat menuju pemakaman ibu albafi setidak nya aku bisa melihat ibu untuk terakhir kalinya,
Setelah aku sampai ku lihat banyak orang bersedih menuju pulang dari tempat itu apakah pemakaman sudah selesai aku berlari dengan sekuat tenaga ku hingga bercucuran keringat dan air mata
Hati ku melemas tak ada kekuatan ketika melihat albafi seorang diri duduk di tempat istirahat terakhir ibunya
"Kenapa kamu gak ngabarin aku fi"dengan sesak ku bertanya di belakang pria itu
"Aku juga sayang ibu fi kenapa kamu tega sama aku"

Tapi apa tanggapan nya terhadap ku ia tak bicara sepatah kata pun,ia hanya menatap ku dengan mata sembab nya
Aku segera duduk memeluk gundukan tanah yang wangi aroma pandan yang masih segar,mengingat semua kebaikan dan dukungan ibu albafi kepada ku
Mengingat pertemuan pertama dengan ibu albafi 4tahun lalu

Ku tengok albafi meninggalkan ku sendiri di pemakaman ibunya,
Ada sekitar 30 menit aku berada di sana karna matahari sudah tenggelam aku memutuskan kan untuk pergi pulang dengan perasaan yang hancur

"Nar" ku tak percaya ternyata dia menunggu ku di depan gerbang pemakaman itu
"Sayang"ucapku lirih,memeluk nya dengan rasa perih di hatiku
"Albafi gak boleh lemah kamu kuat,kamu harus kuat fi"
"Kamu menguatkan aku tapi kamu sendiri lemah, jangan menangis lagi nar"
"Enggak fi Kamu gakboleh sedih,masih ada aku, aku disini"
"Iya nar aku tau masih ada kamu,cuman kamu kepercayaan ibu"

Adegan yang sangat sendu bagiku,aku tak pernah melihat seorang albafi serapuh ini aku lemah melihat nya lemah tuhan

"Sekarang pulang ya udah malem"
"Aku pengen nemenin kamu"
"Aku gapapa,aku ikhlas nar"
"Ok fi,aku gak akan ganggu kamu tapi janji satu hal kalau kamu udah ngerasa baik tolong hubungi aku"
Ia mengangguk mengiyakan perkataan
Aku segera pulang dan menenangkan diriku juga

~~

Sudah 2 hari kepergian ibu Albafi tapi albafi tak belum mengabari ku,untuk hal ini aku merasa wajar karena memang untuk hal adalah hal yang berat bagi pria itu

Aku sedang masak di dapur hari ini menyiapkan makanan untuk diri ku sendiri
"Nar"aku tersentak terkejut
"Albafi,kamu..duduk dulu yuk sarapan ya sama aku,aku baru masak nih"
"Aku udah makan nar"
"Loh udah makan? Kamu mau sereal?"
"Aku bilang aku udah makan,tolong nar jangan bikin aku kesel!!"

Aku terkejut, ada apa dengan laki laki ini,mengapa dia marah
"Kamu marah sama aku?aku salah apa fi"
"Gak kamu gak salah,kamu selalu benar"
"Aku cuman ngajak kamu makan,aku salah?"
"Aku harus kerja" pergi nya melangkah cepat meninggalkan kan ku sendiri

Ada apa dengan dia tingkah nya sangat berbeda sekarang ia pergi lagi setelah membentak ku,sudah lah biarkan saja

Setelah sarapan dan bersiap aku pergi menuju cafe oizo yang lumayan terbesar di kota ku untuk menemui rekan kerja yang bersedia menerbitkan buku ku yang kedua
Aku segera memasuki cafe karna beliau sudah menunggu disana
"Permisi pak"
"Yaa Kinara anzella, silahkan" aku segera duduk dan mempersiapkan semuanya aku harus mengusir kesakitan ku dulu untuk menyelesaikan pekerjaan ini
"Bisa kita mulai"
"Oke,kenapa sih seorang Kinara anzella ingin menjadi penulis"
"Simple saja kata penulis favorit saya,menulis adalah pelajaran seumur hidup"
"Apa penulis juga punya penulis favorit? Siapa penulis favorit kamu?
"Ada,tsana penulis dari buku kata"
"Oh baik,langsung ke intinya saja"

Aku menjelaskan bagaimana alur cerita yang ku buat bertema apa,karakter tokoh,semua nya ku jelaskan secara singkat namun jelas untuk tidak memakan waktu lama.
"Terimakasih proses selanjutnya nanti pasti dikabarkan,kami permisi"
"Baik pak,saya tunggu kabar baik nya"

Kini aku hanya sendiri,masih membereskan buku dan laptop ku,aku ingin segera pulang karna sedang tidak ingin kemana kemana ketika ku tak sangaja menengok ke belakang pandangan ku terjeda,"albafi"batin ku,ia ada disini bersama satu orang teman laki laki nya,berati ia sudah ada sebelum aku datang, sejauh itulah kami sampai keberadaan ku disini tak di rasa oleh hati nya.
Lagi lagi aku harus menahan sesuatu yang ingin keluar dari mata ku karna menemukan 2 alasan,yang pertama ia bilang ia sudah makan sampai membentak ku tadi pagi tapi yang kulihat dia sedang makan lahap disini dan yang kedua ia bilang padaku harus pergi kerja namun aku menemukan dia disini,dia melihat ku dia melihat ku matanya menatap ke arahku,aku tersenyum dan langsung melangkah pergi menuju halte di depan jalan kalau saja ibu Albafi masih ada aku akan mengadukan kelakuan nya hari ini

Aku terkejut ada yang menggenggam tangan ku dan menariknya
"Ikut aku"
"Aw sakit fi lepas" ia menarik ku masuk kedalam mobil nya,dan melepaskan genggaman nya
"Awh" kataku sakit
"Kamu ngikutin aku?!"
"Aku abis ketemu klien fi"
"Jangan boong!"
"Kamu sendiri udah kenyang belum makan nya? Kantor nya udah pindah kesini?" Lagi lagi aku meneteskan air mata karna nya,dua kali sudah dia membentak ku tanpa alasan yang aku tak mengerti

"Selalu nutupin kesalahan kamu pake air mata"
"Bisa jelasin aku salah apa?"
"Lagi bahas kesalahan kamu tapi kamu coba cari cari kesalahan aku?!"
"Aku gak ikutin kamu,aku cuman nanya dari perkataan kamu tadi pagi fi"

"Udahlah,Kamu kan memang selalu benar gak bisa dikalahkan,dasar egois"

"Apa?kamu bilang aku selalu benar, Egois,cermin di kamar mu kurang besar?!

Aku keluar dari dalam mobil albafi dan berlari menjauh darinya

fighting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang