#26

213 9 0
                                    

2 minggu sudah terlampaui oleh ku dengan rasa hampa yang menghantui ku,aku tidak punya pilihan lagi selain membiarkan waktu berjalan sesuai pada garis nya ku tenangkan hati ku dalam kondisi begini
Tetapi tetap menanti mu adalah rutinitas bagi ku menunggu mu adalah kebiasaan bagi ku namun apa yang ku dapat kan tak ada satu pesan pun yang masuk kedalam handphone ku saat aku mencoba meminta kepastian akan hubungan ini,apa kah seperti ini akhir dari cerita yang telah di bangun selama 4 tahun bersama nya apakah tentang ikhlas yang akan jadi akhir cerita ini.

Ku lirik jam beker di atas meja kamar ku pukul setengah tiga pagi namun aku masih terjaga  karna selalu ada lelaki itu di pejaman mata ku ini
Drrttt..drrttt
Aku terkejud menatap ponsel ku yang bergetar,siapa yang pukul segini mengirim pesan aku membuka pesan line dari seseorang yang ternyata aldo teman yang albafi yang bertemu ku di toko salad tempo hari,ia mengirim foto albafi sedang di clup malam bersama nya rasa nya aku kehilangan akal memikirkan laki laki itu,ternyata aldo tak berbohong soal itu

Aku beranjak dari kasur ku memakai jaket ku lalu bergegas keluar rumah aku memesan taxi online yang untung nya melayani untuk 24jam entah apa yang ada di dalam fikiran ku aku ingin menemui dan memastikan apa benar albafi ada di tempat itu

"Kinara loh kamu yang order?"
"Sean??"
"Ayo naik"
"Untung lah kamu,saya sempat takut naik taxi jam segini"
"Kamu bener mau ke pora clup?"
"Iya,aku ada perlu"
"Perlu apa nar di tempat kaya gitu?"
"Agak cepat ya an aku cerita nya nanti aja"

Tanpa berkata kata sean melajukan mobil nya dengan cepat karna jalanan juga sepi samapi memarkirkan mobil nya
"Aku masuk kamu tunggu sini ya"
"Aku temenin ya"
"Gausah an bentar kok"

Aku memberanikan diri untuk entry ketempat itu aku memasuki ruangan besar yang sangat gelap hanya ada lampu kuning remang dan pantulan lampu disko, demi seorang laki laki aku rela menginjakan kaki di tempat yang kotor ini, tercium aroma alkohol dan asap rokok yang menyengat membuat ku terganggu,tak butuh waktu lama aku menemukan nya aku menemui laki laki yang sangat aku percayai saat ini

Di depan sana merangkul perempuan yang juga ku lihat di cafe minggu lalu dengan minuman di kanan nya seketika di tempat yang sangat riuh aku merasakan kosong sepi dan sendiri karna satu satu nya bahu tempat ku bersandar sudah berubah menjadi pohon kaktus di hidup ku,bahwa jika ku peluk tambah erat aku semakin terluka
Lagi dan lagi air mata ku keluar tanpa aba aba menggambar kan kehancuran tak bisa ku katakan,aku berbalik berlari  menghindari kenyataan ini tanpa disengaja aku menabrak seorang gadis di depan ku
"Awhh" kata nya menatap baju nya yang ketumpahan oleh alkohol
"Oh sorry ya aku gak sengaja" jawab ku panik
"Iya gapapa,loh kamu kenapa nangis"
"Gapapa,maaf ya aku duluan"
"Heyy tunggu"

Aku tak menghiraukan nya aku keluar dengan berlinang air mata menuju mobil sean terparkir
"Kamu kenapa" panik sean
"Nar.."
Tak ada jawaban dari ku selain terdiam dan menangis "kita pulang ya" ucap nya lagi dari tingkah nya menunjukan kepanikan di wajah nya
"Aku gakmau pulang"
"Loh trus mau kemana"
"Pantai"
"Kamu bercanda? Ini jam 4 pagi"
"Plis"
"Iya oke aku anter aku anter kamu jangan nangis"

~~

"Nar" aku menengoknya tersenyum terhadap nya,dia berdiri disebelh ku di sisi pantai setelah meninggalkan ku untuk sendirian namun ia tetap memantau ku dari jauh

Begini lebih baik bercerita kepada angin pagi dan ombak sambil menunggu mentari muncul hari ini
Kini kenangan ku bersama albafi yang berada dipantai ini sudah tiada ia sudah pergi bersama ombak yang kirim semesta yang ada hari ini hanyalah kesakitan yang ku tunjukan dengan senyuman
"Kamu kenapa?"
Aku menatap nya dengan senyum di wajah ku
"Apa arti nya senyuman itu?"
"Kecewa"
"Kamu tau siapa manusia yang tidak pernah kecewa di bumi?"
"Siapa?"
"Manusia yang tidak pernah berharap."
"Kamu pernah berharap?"
"Pernah"
"Terus?"
Ia tersenyum ke arah ku membalikan isyarat yang ku beri tadi bahwa senyum arti nya kecewa,sean adalah teman yang baik dari sini aku mengerti aku bukan lah satu satu nya makhluk bumi yang di beri rasa kecewa,dan membuat ku mulai bisa membagi apa yang kurasa dengan pria berambut gondrong tersebut

"Aku terlarut dengan kata sayang,sampai lupa batasan untuk percaya dengan seseorang"

"Masalah apa?" Tanya nya dengan ku

"Restu,orang ketiga,jenuh, yang semua milik dia"

"Alasan kamu bertahan?"

"Empat tahun yang bahagia,sebelum semesta ambil itu"

"Cinta memang butuh pengorbanan,tapi kalau dibalas dengan pengabaian kamu yang tau kamu harus apa,otak dan hati mu masih berfungsi kan?"

Kata kata nya yang merasuk di dalam hati ku membuat ku penasaran dengan sosok pria di samping ku ini
Seorang pria yang kulihat senang mengobrol tidak terlihat sama sekali sifat dingin dan cuek seperti albafi

Kami berpisah setelah sean mengntr ku pulang kerumah,dia datang di saat tepat untuk membuat ku melupakan sejenak kejadian hari ini
Aku masuk kedalam rumah ku
"Loh mamah kapan dateng" lari ku memeluk mama yang sedang masak di dapur
"Jam 6 tadi,loh kamu darimana"
"Minep dirumah sisil mah"
"Yaudah sana mandi dulu abis itu sarapan"

~~
Aku merebahkan diri ku dikasur setelah membersihkn diri ku rasanya cukup lemas mengingat kejadian hari ini

Dari kejadian hari ini aku tau bahwa laut dan pantai tak pernah saling bertanya mengapa mereka di pertemukan,harus nya kita juga.
Walau alasan kita dipertemukan adalah saling menyakiti akhirnya,tak apa. Setidak nya aku pernah menjadi alasan nya tertawa.

"Albafi apa kabar suruh kesini dong mama kangen"
Aku tersenyum berusaha menyembunyikan semua nya dari mama "albafi kerja mah" jawab ku
"Loh besok kan wekend"
"Iyadeh nanti aku coba telfon"

Aku berkali kali menelfon ponsel nya demi kemauan mama tapi untung nya ia tetap tidak mau mengangkat telfon ku jika di angkat akan bicara apa lagi aku dengan nya
"Masih gak di angkat?"
"Sibuk mungkin mah"
"Yasudah nanti aja kalo dia yang ngehubungin" ucap mama
Dia tidak akan mengubungi ku karna bukan masa nya lagi dia mengabari ku,dia bukan albafi yang ku kenal saat masih kuliah dulu,dia sudah berubah wujud lain yang memakai topeng albafi.

Aku mencintai ku hingga hancur lebur hingga jadi humus dan tumbuh dalam bentuk lain ,itulah mengapa kau asing bagi ku aku tak bisa lagi mengenal aroma yang kau bawa
Kita tidak bisa lagi merawat pohon yang sama

fighting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang