"Wahaha, sudah kubilang kalian sangat cocok. Selamat atas hubungan kalian."
Sakura menyalami Hinata dengan wajah yang begitu cerah, suaranya yang keras menarik beberapa pasang mata menatap kearah mereka, membuat Hinata malu disaat yang bersamaan.
"Diamlah Sakura." Hinata berbicara dalam suara rendah.
Baginya yang masih dalam tahap penerimaan atas hubungan mereka, jelas sekali kebimbangan itu tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Hinata awalnya hanya ingin membagi bebannya pada Sakura, sekaligus meminta sedikit nasehat pada seseorang yang telah lama menjalin sebuah romansa.
Tentang apa-apa saja yang harus dilakukannya, atau bagaimana ia harus bersikap."Jadi intinya, lihat saja kedepan dan jangan mengungkit masalalu. Jalani saja dulu, kau pasti bisa melakukannya dengan baik."
Sakura dan kebijaksanaan yang receh, menepuk bahu Hinata demi sebuah dukungan moral dan kemanusiaan.
Perempuan itu masih terlihat sangat senang ketika memeluknya dengan erat, membuat Hinata ikut tersenyum saat merasakan kelegaan dalam dadanya mulai muncul."Terimakasih sudah menjadi teman baikku."
Hinata bersungguh-sungguh saat mengatakannya, dengan tatapannya yang penuh rasa terimakasih kala bertatap mata dengan Sakura.
Mata Sakura terlihat berkaca-kaca, sebelum membuang muka sambil mendesah."Ahh, jangan membuatku menangis, Hinata." Keluhnya.
Hinata menampilkan senyumnya yang begitu lembut, berapa kalipun ia berpikir, ia merasa sangat beruntung memiliki Sakura dalam hidupnya.
Bukan hanya Sakura saja, tapi juga keluarganya.Sabaku Gaara terlihat didepan sana, berjalan kearah kedua perempuan yang masih membicarakan tentang beberapa hal sensitif, dengan sesekali Sakura menggoda Hinata.
Lelaki itu tidak sendiri, berjalan bersama seseorang yang tidak cukup asing bagi Hinata."Hai," Gaara menyapa dengan wajah manisnya yang khas, membuat dua kepala disana menoleh bersamaan.
Tatapan Hinata langsung tertuju pada perempuan berambut blonde yang berdiri didekat Gaara.
Berdecak dalam kepalanya, saat menyadari bahwa perempuan yang dibawa Gaara adalah orang yang sama, seperti yang dilihatnya saat di club beberapa waktu yang lalu.
Dengan tubuh dan body yang ciamik, Hinata tidak heran jika lelaki itu langsung menggaetnya."Siapa dia ?" Sakura bertanya, tatapannya beralih-alih. Dari Gaara ke perempuan itu, begitupun sebaliknya.
"Perkenalkan dirimu, sayang." Dan bahkan tangan usil Gaara mulai bergerilya dipinggang ramping itu, dengan tatapan menggoda.
"Aku Yamanaka Ino, tapi kalian bisa memanggilku Ino atau Mikayla."
Tidak seperti kelihatannya, Yamanaka Ino adalah seorang yang bisa dikatakan ramah.
Dengan tatapan menyipit saat tersenyum, juga suara semanis madu dengan akses yang khas.
Hinata dan Sakura berpandangan sejenak, menyadari jika perempuan itu dalam aksen Jepang di suaranya, meskipun wajahnya terlihat sangat bule."Hai," keduanya menyapa bersamaan, seperti sepasang idiot.
"Baiklah, aku dan Ino akan pergi. Bye."
Ino sempat melempar senyum manisnya, melambai ringan saat berjalan bersama Gaara menjauh darisana.
Hinata berdecak dengan penuh kekaguman, menggeleng dengan pandangan heran.
Begitupun dengan Sakura, yang juga melakukan hal yang sama."Wahh, kau lihat ukuran dadanya. Itu sangat gila dan kupikir itu tidak asli."
Berbeda pikiran, Hinata menepuk jidat Sakura dengan cukup keras.
Menyadarkannya dari berbagai pikiran sesat.
Sakura sedikit berteriak karena ulah Hinata, sebelum merengut dengan wajah kesal.
Hinata sebenarnya setuju dengan pemikiran Sakura, tapi ia terlalu malu untuk menyuarakannya.
Ino terlihat seperti sebuah karakter game yang muncul dari dalam animasi, terlihat tidak nyata dan begitu menakjubkan dengan apapun yang dimilikinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/192164776-288-k614097.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NUDE
FanfictionHyuuga Hinata, masihlah berstatus sebagai mahasiswa, ketika seorang teman menawarinya sebagai model naked. sebuah tawaran yang langsung ditolaknya mentah-mentah, meskipun bayarannya tidak main-main. Hinata pasti akan mendapat banyak uang dengan cepa...