13.

3.6K 342 4
                                    

Membuka pintu kamar Hinata dengan hati-hati, Sasuke melihatnya yang kini sedang berbaring memunggungi pintu.
Meski merasa yakin jika gadisnya belum tidur.
Merangkak naik keranjang, memeluk Hinata dengan erat, menempelkan punggung Hinata ke dada bidangnya yang teralasi kaos tipis warna hitam.

Hinata hanya diam, tidak mengatakan apapun.
Merajuk dalam diam adalah caranya untuk mendapatkan jawaban tentang apa yang mereka bicarakan siang tadi.
Sakura juga memberinya saran yang sama, mengatakan pada Hinata agar tidak menjadi seseorang yang memulai.
Katakan saja mereka senasib, karena Naruto juga memiliki problem sebuah rahasia yang ingin diketahui Sakura, itu menjadi alasan kenapa sahabatnya itu sering bertengkar.

"Hinata sayang, aku tau kau marah padaku."

Berbicara dengan hati-hati, Sasuke memastikan agar lidahnya tidak tergelincir dan mengatakan sesuatu yang malah membuat mereka bertengkar.

"Maafkan aku, oke ?"

Tidak ada sahutan, Hinata hanya diam dengan eksprsi keras yang dibuat dengan susah payah.
Tidak mudah baginya untuk menjadi seorang pemarah, terlebih pada seorang penggoda sejenis Sasuke.
Ia hanya sedang mempertahankan harga dirinya, tidak mau menjadikannya rendah.

"Kau ingat dengan Konan ?"

"Gadis magang yang menyukaimu ?"

Hinata bereaksi setelah mendengar nama seseorang disebut, meski tidak mengenal sosok itu dalam dunia nyata, Sasuke pernah menceritakan padanya.

"Hmm, gadis penggoda yang menyukaiku."

Berbalik dengan hati-hati, Hinata menyentuh dada Sasuke dengan telapak tangannya, kepalanya sedikit mendongak agar bisa melihat ekspresi apa yang akan dikeluarkan lelakinya.
Itu bisa menjadi sebuah identifikasi, apakah Sasuke sedang berbohong padanya, atau sedang berbicara jujur padanya.
Rasanya sulit bagi Hinata untuk melihat antara kebohongan dan kejujuran pada wajah tampan itu.

"Perempuan itu pernah menjebakku, hampir menjebakku lebih tepatnya."

"Maksutmu, kau hampir melakukan "itu" dengannya ?"

Hinata bukan lagi gadis remaja yang tidak tau apa-apa, ia sudah cukup dewasa untuk mengerti kearah apa jebakan yang dimaksud Sasuke.
Terlebih karena ia bergaul dengan manusia-manusia yang sering mengeluarkan feromon buruknya.
Sasuke terlihat salah tingkah saat Hinata menatapnya dengan tatapan yang berbahaya.

"Hmm, hampir saja. Tapi itu tidak terjadi."

"Aku tidak mengerti,"

Hinata tidak bisa memahami dengan benar pada apa yang coba dikatakan Sasuke padanya.
Tidak biasanya lelaki itu bertele-tele mengenai sesuatu.

"Jadi intinya, aku dan Sai pernah berbuat jahat pada perempuan itu."

"Apa itu sesuatu yang ilegal ? Apa kau membuat video porno dan menyebarkannya ?"

"Bukan aku yang membuatnya."

Sasuke sedikit berteriak saat mengatakannya, karena Hinata juga mencecarnya dengan nada suara yang naik beberapa oktaf.
Menutup bibirnya yang ternganga, Hinata paham dengan kejahatan apa yang dilakukan kedua lelaki itu.

"Apa kau gila ? Sasuke, kau tidak melakukan sesuatu padaku kan ?"

Bangkit dari tempatnya dengan begitu cepat, mendorong Sasuke dengan kedua tangannya.
Gerakan spontan yang terjadi begitu saja.

"Hinata, dengarkan aku. Itu ide Sai, bukan ideku."

"Tapi, bagaimana bisa kau melakukan hal menjijikkan seperti itu ?"

NUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang