19.

1.9K 208 3
                                    

Menekuk kedua lututnya, mengeratkan selimut hangat yang membungkus tubuhnya.
Menghirup aroma menenangkan dari teh chamomile yang terasa meringankan otaknya.
Sakura masih tidur, setelah pesta dirumah Itachi semalam.
Perasaan sepi yang terasa asing dalam dirinya, menjadi pertanyaan tersendiri dalam hatinya.
Hinata seperti merasa ada sesuatu yang kurang, itu mengganggunya.

Kepalanya mendongak, menatap langit yang masih gelap karena mendung.
Bertanya-tanya, tentang apa kabar Sasuke ?
Bagaimana lelaki itu saat ditinggalkan  dirinya ?
Hinata masih tidak bisa menghubunginya, tidak mau lebih tepatnya.
Dan itu seperti membuat hatinya bergetar saat merasakan kesepian yang menyusup perlahan dalam dadanya.

Menghela napas, menyesap teh hangat dengan aroma yang selalu menjadi candunya.
Terhitung, sudah 4 hari ini mereka melarikan diri dengan damai, menikmati piknik dadakan ditepi laut, dan berbaur dalam keramahan alam.
Dan selama itu pula, Hinata tidak bisa membuat bayangan tentang apa yang akan terjadi saat mereka kembali.
Ia tidak bisa memprediksi apapun, seperti otaknya mendadak blank dan kosong.
Mungkin Sasuke akan marah padanya, merajuk atau bahkan mendiamkannya.
Opsi terakhir itulah yang membuatnya merasa ketar ketir.

"Hinata, kita pulang hari ini ?"

Sakura menguap lebar, membuka matanya, menyipit sambil bertanya.

"Sebaiknya begitu." Balasan yang singkat.

"Baiklah, aku mandi dulu kalau begitu."

Hinata sudah mandi sejak tadi, sebelum kembali masuk kamar dan menikmati teh paginya yang hangat.
Ia juga sudah menyiapkan sarapan, tidak ada masalah.
Menatap langit-langit kamarnya, Hinata merasa melihat ibunya yang kini tersenyum kearahnya dengan sangat bahagia.

"Aku akan pulang hari ini, mom."

Bisiknya dalam hembusan angin.
Rumah yang ditempatinya setiap datang kemari adalah rumah ibunya, yang Hinata bahkan tidak tau kapan rumah ini dibangun atau dibeli.
Selama tidak ada Hinata disana, Itachi adalah orang yang mendapat wewenang untuk menjaga rumah ini.
Ibunya dan keluarga Itachi memiliki sejarah yang sangat baik.
Karena itulah, sejak awal ibunya mempercayai Itachi untuk menjaga rumah yang berharga ini.

Hinata selalu berterimakasih pada lelaki itu, dimana Itachi yang selalu memperlakukan mereka dengan begitu ramah.
Setiap kali membayangkan sosok kakak lelaki, hanya bayangan Itachi yang muncul dalam kepala Hinata.
Itu wajar, karena Hinata merasa jika lelaki itu akan menjadi figur sempurna untuk seorang kakak lelaki.

*

Memejamkan mata dengan napas yang memberat dalam dadanya, Hinata berulang kali menghembuskan napas kasar lewat hidungnya.
Kepalanya terasa panas, siap meledak pada siapapun yang membuat kekacauan ditempat ini.
Dalam sekali lihat, apartemen ini seperti barusaja tersapu badai tsunami yang dahsyat, badai sampah yang serasa dijatuhkan dari langit.

Menatap sinis pada sekumpulan sampah yang terasa menertawakan kemalangan Hinata.
Entah kenapa, Hinata merasa jika Sasuke dengan sengaja melakukan kegilaan seperti ini.
Seperti lelaki itu ingin membalas dendam padanya, dengan menjadikan Hinata sebagai budak wanita.
Itu terdengar sangat kejam dan jahat, tapi Hinata rasa jika ia hanya mencari celak kebenaran atas tindakan Sasuke yang membuatnya ingin memaki lelaki itu.

Meletakkan tasnya didalam kamar, mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan yang lebih nyaman.
Mengikat tinggi rambutnya, Hinata merasa dejavu dengan adegan ini.
Seperti ia kembali menjadi housekeeper untuk pertama kalinya, ingatan itu dihempaskan begitu saja, dalam kenyataan menyedihkan yang membuatnya merana.

"Sasuke sialan. Uchiha Sasuke, mati kau hari ini."

Sambil mengomel, tangan terampilnya mulai memunguti berbagai sampah bungkus makanan, mengumpulkannya dan memasukkan ke kantung plastik hitam besar.
Hinata meneliti satu persatu sampah yang dipungutnya, dan bersumpah akan membunuh Sasuke, jika ia menemukan bekas kondom ditempat ini.
Hinata bisa menoleransi kekacauan ini, tapi tidak dengan yang lain.
Jika lelaki itu berani bermain api diluar sana, Hinata sendiri yang akan membakarnya, menghanguskannya menjadi abu dan menyebarnya dipegunungan.

NUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang