Hinata dengan wajah galaknya, kembali menolak pada hakikat baik Uchiha Sasuke yang memintanya untuk tinggal bersama.
Membuat lelaki itu mengusap kepalanya yang pening, karena perdebatannya dengan Hinata."Demi Tuhan, Hinata. Tempat ini sama sekali tidak aman."
"Aku tau, Sasuke. Tapi ini tetap rumahku. Aku dan ibuku membeli tempat ini sendiri, bagaimana bisa kau memintaku pindah begitu saja ?"
Hinata tetap keukeuh pada keputusannya, menolak pindah dari tenpat tinggalnya.
Baginya yang sudah sangat lama tinggal disana, kejadian pembobolan itu adalah yang pertama kalinya.
Selebihnya, ia aman-aman saja.
Meskipun bukan hunian mahal, tempat itu juga dilengkapi cctv. Belum lagi dengan ulah Sasuke yang sengaja menambahkan cctv dan alarm bahaya didepan tempat tinggalnya, itu sudah lebih dari cukup.Sasuke tidak bisa bertindak lebih dari ini, membuatnya frustasi dan bingung.
Menghembuskan napas dengan susah payah, merasa sia-sia perdebatannya dengan Hinata.
Mendekat pada Hinata yang masih mempertahankan wajah kerasnya, Sasuke menawarkan senyum tipisnya.
Merengkuh gadis itu dalam pelukannya."Aku mengerti itu, sayang. Tapi, tempat ini sudah tidak aman untukmu."
Mencoba berbicara dari hati ke hati, berbisik halus sambil menenangkan Hinata yang masih dalam tahap emosinya.
Balasan dirasakan Sasuke, membuatnya mau tak mau harus kembali tersenyum.
Selalu merasa senang, ketika Hinata membalas sentuhan kecil dari kontak fisik mereka."Tidak, Sasuke. Aku akan baik-baik saja disini."
Menyerah. Sasuke pikir dia akan kalah jika meneruskan debat kusir ini.
Jika Hinata tidak mau pindah ketempat tinggalnya, Sasuke masih memiliki solusi lain untuk memastikan keselamatan gadisnya.
Yahh, mungkin ia yang akan pindah ke tempat Hinata."Bagaimana jika aku pindah kesini ?"
Melepaskan pelukannya dengan sangat cepat, Hinata memberi pelototan tajam pada Sasuke.
"Tidak. Tidak boleh. Kau punya rumah sendiri, kenapa harus menginap ditempatku ?"
Penolakan dengan nada yang sangat keras.
Meski tidak melotot lagi, Hinata tetap mempertahankan wajahnya yang serius dengan tatapan tajam.
Sementara Sasuke hanya terlihat lelah, menghadapi betapa keras kepalanya Hinata akhir-akhir ini.Gadis itu sering sekali marah, meski wajah marah Hinata adalah salah satu keajaiban dunia, karena selalu gagal membuat orang lain takut.
Tapi Sasuke adalah orang yang tidak terlalu suka mendapat bantahan, itu jelas otoriter dalam kepalanya."Aku hanya tidak ingin kau terluka. Lalu ibuku datang dan membunuhku."
Itu adalah alasan paling konyol yang pernah didengarnya seumur hidup.
Mendengus keras dengan suara mengejek, berkacak pinggang dengan senyum miring yang menggoda."Jangan konyol. Dan lagi, itu masalahmu, bukan masalahku." Katanya, diikuti dengan tatapan polos tak berdosa.
"Hyaa, kau mau aku mati sebelum menikahimu ?"
Dengan gerakan ringan, Hinata memberi sedikit pukulan yang tidak terlalu keras pada puncak kepala Saauke, berharap hal itu bisa membuat lelaki dihadapannya berpikir secara lebih manusiawi.
"Jangan berlebihan,"
Sasuke tidak yakin harus bertindak seperti apa, dan hanya berakhir dengan mengikuti Hinata yang kini berjalan keruang tengah.
Duduk bersila diatas sofa sambil menikmati berondong jagung yang barusaja matang.Hinata menoleh sekilas, saat Sasuke meletakkan kepala dibahunya, dengan tangannya yang memeluk pinggang hingga perutnya.
Sikap Sasuke yang sering manja seperti itu selalu membuat Hinata gemas, tapi itu tidak masalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
NUDE
أدب الهواةHyuuga Hinata, masihlah berstatus sebagai mahasiswa, ketika seorang teman menawarinya sebagai model naked. sebuah tawaran yang langsung ditolaknya mentah-mentah, meskipun bayarannya tidak main-main. Hinata pasti akan mendapat banyak uang dengan cepa...