Melayangkan tamparan keras pada pipi Sasuke, Hinata terisak keras setelah bertemu dengan lelaki itu hari ini.
Uchiha Sasuke tidak paham dengan apa yang terjadi, tapi lelaki itu tetap merengkuh Hinata dengan kedua tengannya."Lepaskan aku,"
Meskipun meronta, tenaga Hinata yang tak seberapa bisa dengan mudah diatasi Sasuke.
Sasuke masih memeluknya erat, meskipun merasakan pipinya yang panas, bekas gamparan telapak tangan lembut dari Hinata.
Rasanya masih tidak bisa dipahami olehnya, ketika dengan mendadak Hinata mengamuk dan menangis padanya.
Sasuke hanya bisa bersabar jika menghadapi situasi seperti ini."Kau tidak tau, bagaimana aku sangat mencemaskanmu ?"
Berbicara dengan isakan yang mulai mereda, Hinata sedang dalam fase dimana ia bisa menghancurkan apapun saat ini.
Emosinya mendadak meluap, hatinya menjadi sakit saat melihat Sasuke yang barusaja kembali dari pekerjaannya, tepat jam 4 pagi.
Hinata tidak bisa tidur semalaman, bahkan hampir berangkat ke rumah sakit untuk memastikan keadaan Sasuke disana.Menepuk punggung Hinata dengan perlahan, sekarang Sasuke mengerti kenapa Hinata mengamuk dan sampai menamparnya.
Ini adalah pertama kalinya Hinata memberi tamparan keras sungguhan, membuat Sasuke merasa nyeri karena rasa bersalah yang menggerogoti dirinya.
Sasuke tidak marah, meskipun Hinata menamparnya, sepertinya ia memang tidak ditakdirkan untuk memarahi Hinata."Maafkan aku, sayang."
Mengecup kening Hinata, mengusap pipinya yang basah dengan mata sembab.
"Maafkan aku. Ya ?"
Hanya mengangguk pelan sambil menyeka hidungnya yang beringus, Hinata merasa jika dirinya bersikap terlalu berlebihan kali ini.
Itu hanyalah spontanitas yang muncul dengan mendadak, dimana kecemasan itu benar-benar mengganggunya."Kemana saja ? Kenapa ponselmu tidak aktif ?"
Merasakan dirinya yang lebih tenang, Hinata bertanya dengan suara serak yang terkendali.
"Itu, maaf. Aku lupa menchargernya kemarin."
Mendengus keras, kebiasaan buruk yang membuat Hinata begitu gemas dengan ulah kekasihnya.
Hinata sudah sering mengingatkan agar lelaki itu membawa powerbank atau charger, tapi tetap saja Sasuke melupakan hal seremeh itu.
Menangkup kedua pipi Hinata dengan telapak tangannya, mengamati wajah kacau Hinata yang tetap cantik meski acak-acakan.
Mengecup ujung hidungnya yang memerah, keningnya, pipinya dan berakhir di bibir.
Baru kali ini Sasuke merasa begitu dihargai oleh seseorang, itu membuatnya merasa sangat senang."Apa kau tidak tidur sejak semalam ?"
"Bagaimana aku bisa tidur ? Memikirkanmu saja sudah membuatku cemas setengah mati."
"Maaf, Hinata. Sekarang, ayo tidur."
Hinata memang merasakan matanya yang memberat, tapi tetap tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Ia selalu khawatir saat Sasuke belum pulang kerumah, ia hanya merasa tidak cukup tenang sebelum melihat lelaki itu.
Perasaan yang sangat obsesif memang, tapi Hinata menyukainya, meskipun itu sering menyulitkannya....
Berdiri didepan gedung Plasma King, dengan jas rapi dan tampilan parlente.
Hyuuga Neji berada disana, mengamati sekelilingnya dengan pandangan tertarik.
Meski bukan pertama kalinya datang ke Plasma King, Neji tetap merasa tertarik dengan bangunan itu dan lingkungannya."Tidak heran jika Kakashi betah disini."
Gumaman dengan seringai miring diwajahnya.
Neji berdiri disamping mobilnya, ketika Kakashi menepuk bahunya dengan mendadak, membuat lelaki dewasa itu menoleh.

KAMU SEDANG MEMBACA
NUDE
Fiksi PenggemarHyuuga Hinata, masihlah berstatus sebagai mahasiswa, ketika seorang teman menawarinya sebagai model naked. sebuah tawaran yang langsung ditolaknya mentah-mentah, meskipun bayarannya tidak main-main. Hinata pasti akan mendapat banyak uang dengan cepa...