31

1.8K 164 5
                                    

Saat Hinata menelponnya beberapa waktu yang lalu, mengatakan agar Sasuke berhenti membuat kekacauan yang membuat teman-temannya mengeluh, dan melakukan hari-harinya dengan normal seperti biasanya.
Saat itulah Sasuke berpikir, jika Hinata memang sekejam dalam bayangannya.
Perempuan itu bisa mengatakannya dengan mudah, sementara raga mereka berjauhan beratua kilometer diantara sisi lain bumi.
Sasuke bahkan berdecak kagum setelahnya, kembali berpikir apakah Hinata akan terus menjadi penyiksa sekejam ini ??

Sangat berlebihan untuk lelaki dewasa sepertinya merasakan kegalauan khas kanak-kanak yang baru mengenal cinta.
Tapi Sasuke terlalu jatuh, hingga membuat akal sehatnya tidak bisa bekerja dengan semestinya.
Hanya berbaring di ranjang yang menyisakan aroma manis Hinata, menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong.
Seseorang harus segera menyadarkannya, agar Sasuke tidak kesurupan.
Otaknya terasa kosong, bahkan tidak bisa memikirkan apa yang harus dilakukan hari ini.
Uchiha Sasuke lumpuh otak sejak kepergian Hinata.

Uchiha Mikoto masih disana, mengamati Sasuke setiap hari membuatnya nyaris gila.
Anak nakalnya itu benar-benar berubah menjadi budak cinta yang tidak punya akal sehat.
Sasuke sangat pemalas belakangan ini, bahkan dengan sengaja bolos dari pekerjaannya.
Membuat Mikoto harus memberinya omelan panjang untuk membuatnya tetap sadar.

"Apa kau akan terus menjadi mayat hidup seperti ini ?"

Bertanya dengan nada ketus, Mikoto tidak bisa terus membiarkan putranya dalam kekacauan seperti ini.
Sebagai seorang ibu, Mikoto seperti bisa merasakan betapa bingungnya Sasuke sekarang.
Seperti ketika kebiasaan harianmu terganggu dan kau mulai bingung untuk melakukan keseharian yang biasanya.

"Hinata pasti akan memukulmu jika tau kau seperti ini. Cepat bangun dan bekerja."

Suara kerasnya hanya sedikit menyadarkan Sasuke, tapi mampu membuat lelaki itu kembali dalam kewarasannya.
Hinata pasti akan mengamuk jika melihatnya seperti ini, pikiran itu membuatnya kembali ke dunia nyata.
Menghela napas, bangkiy dengan susah payah untuk membersihkan diri.

Mikoto menghela napas dengan begitu berat, mengutuk Hiashi yang membawa Hinata pergi begitu saja.
Seharusnya pria bodoh itu lebih bijak untuk masalah ini, pikirnya dengan wajah jengkel.
Mikoto sudah berbicara dengan Hinata, menanyakan bagaimama kabarnya atau bagaimana sikap keluarga Hyuuga yang memang terkenal kolot itu.
Tapi Hinata mengatakan jika dirinya baik-baik saja, itu membuatnya sedikit lega. Hanya sedikit.

Dibanding dengan Hinata, Mikoto lebih khawatir dengan anaknya sendiri.
Uchiha Sasuke yang pernah dilahirkannya dan dibesarkannya sampai sekarang ini, mendadak menjadi seperti orang lain, bukan anaknya yang biasa.
Sekarang Mikoto mulai membayangkan, apa yang akan terjadi pada Fugaku jika ia juga pergi meninggalkan lelaki itu.
Mikoto tidak bisa berpikir, akan sekacau apa kehidupan dua pria kesayangannya itu.

....

Hinata benar-benar pidah kerumah ibunya, membawa semua barangnya yang tidak seberapa.
Hiashi sempat menolaknya, mengatakan jika rumah itu perlu direnovasi dan semacamnya, tapi Hinata tidak setuju dengan pendapat ayahnya.
Rumah ibunya terlihat barusaja mendapat renovasi, dengan bangunan yang masih kuat dan yang paling penting adalah nyaman.

"Kau yakin akan tinggal disini ? Sendiri ?"

Hyuuga Hanabi, anak dari pamannya yang usianya tiga tahun lebih tua dari Hinata, adik dari Hyuuga Kou.
Bertanya dengan tatapan ngeri dimatanya, Hanabi bukan orang yang ramah, tapi perempuan itu bukan orang yang jahat juga.

"Tentu saja. Kenapa nee-san ?"

Hinata hanya pura-pura tidak tau, ingin mendengar jawabannya secara langsung.

"Hinata, aku tau ini rumah ibumu. Tapi, rumah ini sudah lama kosong. Kau akan baik-baik saja ?"

Hinata menampilkan senyumnya saat melihat ekspresi mengkerut dari Hanabi, terlihat jelas jika perempuan itu ngeri dan takut.
Bahkan Hanabi terlihat enggan, saat Hiashi memintanya agar menemani Hinata datang ke rumah ini.

NUDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang