"Please Hinata, apa susahnya menjadi modelku sehari ini saja ?"
Hyuuga Hinata mengepalkan kedua telapak tangannya dengan erat.
Menghadapi seorang Sabaku Gaara selalu membuatnya merasa jengkel.Lelaki yang memang berteman baik dengannya itu mengajukan sebuah solusi yang terasa menyesatkannya.
Hinata sedang bercerita tentang kondisi keuangannya yang tidak terlalu baik belakangan ini, dan Gaara dengan mulut kurang ajarnya menawari agar dirinya menjadi model untuk perusahaan majalah tempatnya bekerja.Hinata awalnya menyanggupi, karena berpikir bahwa ia akan melakukan foto sebagai model seperti pada umumnya.
Tapi kesanggupannya langsung ditarik saat Gaara mengatakan bahwa ia akan menjadi model naked."Apa kau gila ? Menurutmu aku akan dengan senang hati memamerkan private itemku untuk konsumsi publik ?"
Hinata yang sudah jengkel sejak tadi, berubah menjadi sedikit emosi.
Ia memang biasa melihat Gaara yang melakukan pemotretan naked, baik disekitaran kampus atau ditempat lain.
Tapi dirinya tidak pernah berharap menjadi salah satu dari para modelnya."Apa salahnya Hinata ? Kau punya aset yang bagus, juga wajah cantik dengan tatapan sensual. Kurasa majalah yang memuat fotomu akan langsung laris dipasaran."
Haruno Sakura terkikik melihat wajah pias Hinata.
Gadis itu duduk disamping Hinata, dengan gerakan santai mengambil kaleng kola didepannya dan menegak isinya.
Tatapannya seolah berkonfrontasi dengan Gaara yang kini juga tersenyum tipis, berharap seorang Hinata bisa terpengaruh perkataan Sakura."Shut up, Saku. Kau mendukung Gaara dan otak mesumnya ? Kau itu temanku atau bukan ?"
"Aku memang temanmu, darling. Tapi coba pertimbangkan bayaran yang akan kau terima. Bukan begitu Gaara ?"
Gaara mengangguk, wajahnya terlihat cerah karena mendapat dukungan dari Sakura.
Mereka menjalin hubungan pertemanan dalam waktu yang cukup lama.
Masing-masing mengetahui latar belakang mereka.Seperti Hinata, gadis Jepang yang nyasar di London untuk meneruskan kuliahnya.
Hidup sebatang kara tidak membuatnya merasa depresi, atau terlalu jatuh dalam meratapi hidupnya.
Ayahnya tidak jelas, bahkan dirinya tidak pernah tau siapa ayahnya.
Dan setiap kali menanyakan pada ibunya, ia akan mendapati amukan hebat dari ibunya.
Karena itu, Hinata berhenti bertanya tentang ayahnya.
Ibunya meninggal setahun yang lalu, akibat penyakit jantung bawaan dari lahir.Sementara Sakura dan Gaara, meski lahir dan tinggal di London, mereka masih memiliki darah Jepang yang mengalir dalam tubuhnya.
Hidup mereka bisa dibilang lebih lengkap daripada Hinata.
Sakura memiliki orang tua lengkap, juga adik lelaki manis yang sangat akrab dengan Hinata.Begitupun dengan Gaara, keluarganya harmonis, dengan seorang kakak perempuan, juga seorang kakak lelakinya.
Mereka akan menyambut Hinata dengan tangan terbuka, ketika dirinya menginjakkan kaku dirumah keluarganya yang kaya."Terserah kalian. Tapi yang jelas, aku menolak."
Hinata mengambil bukunya, berjalan cepat dan mengabaikan teriakan Gaara yang memintanya berhenti.
Sakura menyusulnya, berjalan disampingnya."Tapi Hina, kau benar-benar butuh uang ?"
Helaan napas berat terdengar dari Hinata, wajah cantiknya terlihat begitu kesusahan, menanggung beban yang terasa sedikir berat.
"Uang tabunganku habis untuk berobat ibuku. Dan ya, aku sangat butuh uang."
"Aku memiliki pekerjaan untukmu, tapi aku tidak yakin kau mau melakukannya."
Sakura mengigit bibirnya pelan, terlihat ragu untuk mengatakan apa yang akan dikatakannya.
Hinata spontan berhenti, membuat Sakura terkejut dengan ulah mendadak temannya itu.
Tatapan Hinata berbinar saat menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NUDE
FanfictionHyuuga Hinata, masihlah berstatus sebagai mahasiswa, ketika seorang teman menawarinya sebagai model naked. sebuah tawaran yang langsung ditolaknya mentah-mentah, meskipun bayarannya tidak main-main. Hinata pasti akan mendapat banyak uang dengan cepa...