Waktu telah menunjukkan malam hari.
Minami, Itsuki, Sakura, Hitomi, Azuki dan Kaori sedang berada di sebuah hotel di kota Nagoya untuk bersiap-siap menyerang kantor cabang Perusahaan Asakura yang berada di kota tersebut.
"Ngomong-ngomong, kemana Nishizaki? Kenapa dia tidak bergabung dengan kita?" Kata Kaori saat dia bersama Azuki, Minami, Sakura, Itsuki dan Yukari sedang menonton sebuah film.
"Dia sedang menjalankan tugas dari Ritsuko-san untuk mencari informasi" Jawab Minami "Begitukah?" Kata Azuki menanggapi perkataan Minami.
"Ya, jangan khawatirkan dia" Kata Minami yang kembali menonton film "Hmmm..." Gumam Itsuki sambil melihat leher kanan Minami.
Dua jam pun berlalu, film yang ditonton keenam gadis itu pun telah selesai.
"Seru juga film itu" Kata Azuki.
"Ya, siapa yang tahu bahwa sebuah makhluk dari sisi terjauh alam semesta yang wujudnya tidak bisa dipahami oleh otak manusia bisa dibunuh dengan menggunakan misil nuklir dan senjata plasma" Kata Sakura membicaran cerita film itu.
"Yang penting" Kata Kaori sambil berdiri dari sofa tempat dia duduk "Sekarang sudah larut malam, kalian semua harus bangun pagi" Kaori mulai mengingatkan gadis-gadis lainnya sambil bersikap layaknya seorang ibu.
"Baiklah" Kata Yukari yang juga berdiri dari sofa "Ayo, Sakura" Ajaknya.
"Baik, Yukari-senpai" Kata Sakura sambil mengikuti Yukari meninggalkan kamar tersebut.
"Kau juga, Azuki" Kata Kaori "Baiklah, Onee-chan" Jawab Azuki yang kemudian berdiri.
Akhirnya hanya tersisa Minami yang berdua bersama Itsuki di kamar mereka berdua "Aku akan mandi dulu" Kata Minami sambil berjalan ke kamar mandi.
"Minami" Panggil Itsuki "Hm? Ada apa?" Tanya Minami yang merasa namanya dipanggil.
Itsuki pun memberikan Minami sebuah piyama berwarna kuning "Tadi Ritsuko-san memberikan kita piyama. Karena dia yakin kalau kita tidak menduga bahwa kita akan menginap di Nagoya".
"Terima kasih, Itsuki" Kata Minami sambil menerima piyama yang diberikan Itsuki. Minami kemudian kembali berjalan ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian, Minami keluar dari kamar mandi sambil mengenakan piyama berwarna kuning yang diberikan Itsuki sambil mengusap rambutnya menggunakan handuk "Aaah, nyaman sekali" Kata Minami.
"Ah, Itsuki" Kata Minami yang mendapati Itsuki sedang menonton televisi "Hm?" Tanya Itsuki begitu namanya dipanggil Minami "Air mandi untukmu sudah siap, kau bisa memakainya sekarang" Kata Minami.
"Terima kasih" Kata Itsuki sambil berdiri dari sofa "Aku akan mandi sekarang".
Setelah beberapa menit, Itsuki keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang menutupi tubuhnya.
"Kenapa kau hanya mengenakan handuk? Nanti kau masuk angin nanti" Kata Minami dengan muka memerah "Aku butuh waktu untuk mengeringkan tangan dan kakiku" Jawab Itsuki.
"Walaupun mereka tahan air, jika basah nanti mereka juga akan berkarat" Kata Itsuki sambil memanasi tangan kirinya menggunakan pengering rambut "O-oh begitu rupanya" Kata Minami.
Suasana pun berubah menjadi canggung.
"Nee, Minami" Kata Itsuki yang memanaskan kaki kanannya menggunakan pengering rambut "Hm? Ada apa?" Tanya Minami yang merasa namanya dipanggil.
"Apa kau pikir aku ini... Menyeramkan?" Tanya Itsuki.
"Tidak, kau tidak menyeramkan" Jawab Minami terus terang.
Itsuki lalu mematikan pengering rambutnya dan berjalan ke ranjang tempat Minami duduk "Kau yakin? Tidak banyak orang yang punya anggota tubuh seperti ini" Kata Itsuki sambil memutar pergelangan tangan kanannya hingga 360 derajat.
"Tentu saja tidak" Jawab Minami dengan mantap "Lalu kenapa tadi kau terbata-bata waktu melihatku keluar dari kamar mandi?" Itsuki jawab bertanya.
"Karena..." Kata Minami ragu "Aku masih tidak nyaman kalau melihat ada perempuan telanjang".
Mendengar hal itu, Itsuki terdiam sesaat "Aneh sekali, kau melihat kami semua telanjang saat di onsen di Okinawa waktu itu, bukan?" Kata Itsuki sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Minami.
"I-itu hal yang berbeda lagi" Kata Minami. Itsuki pun mendorong Minami ke ranjangnya.
"Kalau begitu" Itsuki kemudian melepaskan handuk yang menutupi tubuhnya dan membiarkan tubuh telanjangnya dilihat oleh Itsuki.
"Kenapa kau melepaskan handukmu?" Tanya Minami "Agar kau tidak malu lagi dihadapanku" Jawab Itsuki.
Itsuki lalu menahan kedua lengan Minami dan mulai menjilat leher kanan Minami "A-a-ah, hentikan!" Kata Minami.
Itsuki kemudian meletakkan lengan kanan Minami di dada kirinya.
"Ng?" Kata Minami yang mendengar suara detak jantung.
"Walaupun anggota tubuhku terbuat dari besi, tapi hatiku ini asli, dan hatiku ini kugunakan untuk mencintaimu" Kata Itsuki.
"Saat aku bilang aku mencintaimu pada pandangan pertama di kapal kargo waktu itu, aku benar-benar serius" Lanjut Itsuki "Karena itu, akan kubuktikan cintaku disini dan sekarang".
Itsuki kemudian mulai melepaskan kancing piyama yang dikenakan Minami satu persatu.
Keesokan paginya, Minami dibangunkan oleh alarm yang dia pasang di smartphonenya "Sudah jam 7..." Kata Minami yang mematikan alarm smartphonenya.
Minami kemudian terbangun dan kemudian terkejut karena dia tidak memakai pakaian apapun "Eh? Apa!?".
"Selamat pagi" Kata Itsuki yang juga tidak memakai pakaian apa-apa yang terbangun di sebelah Minami "Jangan-jangan kemarin malam, kau dan aku..." Kata Minami mencoba memastikan.
"Ya, kemarin malam kita sudah melakukannya" Kata Itsuki.
Kemudian terdengar suara Azuki yang mengetuk pintu kamar Minami dan Itsuki "Minami! Ritsuko-san menyuruh kita untuk berkumpul di kamarnya" Kata Azuki.
"Y-y-y-ya! Ka-kami akan segera ke sana!" Kata Minami dengan gugup.
Minami pun bergegas mengambil rok biru dan t-shirtnya sambil menutupi tubuhnya dengan selimut "Jangan bicarakan ini pada siapapun" Kata Minami pada Itsuki.
"Tentu saja" Jawab Itsuki.
Extra Chapter Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
A Phoenix's Story [TAMAT]
Hành độngWarning: Unsur yuri/GL/GxG, adegan kekerasan, adegan ketelanjangan, amputasi, serta adegan seks Sinopsis: Seorang gadis baru saja mengetahui dirinya adalah seekor burung phoenix tanpa satu ingatan pun tentang masa lalunya. Sekarang, dia terjebak dal...