"Azuki-san!" Minami berteriak pada Azuki yang telah bersiap melawan sepasukan tentara di depannya.
"Minami-san kau masih belum ingat cara mengendalikan kekuatanmu, jadi tolong tetap berlindung di belakang tembok itu" Jawab Azuki tanpa melepaskan pandangannya pada tentara-tentara yang akan dia lawan.
Si komandan pasukan hanya bersembunyi ketakutan di kendaraan pengangkut dan mulai memberi perintah baru "Semua unit! serang gadis berambut putih itu!".
Mendengar perintah itu seorang tentara yang berdiri paling dekat dengan Azuki mulai menembaknya, namun Azuki lebih cepat dari tentara itu.
Dengan gesit Azuki menunduk sedikit untuk menghindari tembakan tentara tersebut, bergerak ke depan beberapa langkah, lalu menebas tentara tersebut dengan pedangnya tepat di dada.
Azuki lalu bergerak lagi mendorong seorang tentara lain ke depan dan menebas punggungnya yang menjadi sasaran empuk.
Dua orang tentara lain mulai mengepung di sisi kiri dan kanan Azuki dan bersiap untuk menembaknya.
Kedua tentara tersebut mulai menembak Azuki, namun Azuki dengan lincahnya menghindar ke belakang dan membuat kedua tentara tersebut tewas terkena tembakan satu sama lain.
Minami hanya terkesima melihat pertarungan Azuki, Dia bahkan tidak menuruti perkataan Azuki untuk berlindung di balik tembok pelindung yang dibuat Azuki.
Seorang tentara bersiap menembak Azuki, namun Azuki menendang kaki tentara tersebut, membuat dia terpeleset ke samping namun tanpa sadar tentara tersebut telah melepas tembakan yang mengarah pada Minami.
Azuki yang menyadarinya menusuk leher tentara yang terjatuh tersebut dan segera memperingatkan Minami "Minami-san! Awas!".
Namun peringatan Azuki terlalu lambat, peluru-peluru tersebut sudah mengenai Minami tepat di dada, Minami pun jatuh tertelungkup.
Darah segar mulai keluar dari dada Minami. Azuki langsung berlari menghampirinya dan membuat tembok pelindung baru agar tidak tertembak.
Azuki mengangkat tubuh Minami dan menahannya dengan tangan kanan sementara tangan kirinya menahan luka tembak Minami "Minami-san! Minami-san bangun!" Azuki memanggil Minami yang tidak bergerak.
Setelah mengira Minami sudah mati, tiba-tiba Minami terbatuk-batuk dan membuat Azuki terkejut "Uhuk! Uhuk!".
Azuki merasakan sesuatu di tangan kirinya, ternyata di tangan kiri Azuki terdapat empat butir peluru yang bernoda darah "Pelurunya keluar sendiri dari tubuhnya?" Azuki kebingungan.
Azuki lalu membuka blazer dan baju seragam Minami untuk melihat luka tembak Minami.
Luka itu mulai tertutup dengan sendirinya dan darah Minami pun berhenti mengalir lagi "Luar biasa, dia bisa menyembuhkan lukanya sendiri" kata Azuki.
Minami pun akhirnya tersadar "Aku sempat lupa kalau kau itu seekor phoenix, Minami-san" Azuki menatap mata Minami yang telah berubah menjadi berwarna merah "Aku sendiri juga lupa" jawab Minami sambil bercanda.
Minami pun berdiri diikuti oleh Azuki "Izinkan aku membantu, Azuki-san" Kata Minami sambil mengeluarkan api dari tangan kanannya "Baiklah" jawab Azuki.
Kedua gadis itu telah bersiap melawan sekumpulan tentara yang tersisa. Tentara-tentara itu bertanya-tanya bagaimana Minami masih bisa hidup setelah tertembak tepat di dada.
Tanpa basa-basi Azuki mulai menyerang.
Azuki berlari kencang menuju seorang tentara terdekat dan segera menebas tentara tersebut di perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Phoenix's Story [TAMAT]
AcciónWarning: Unsur yuri/GL/GxG, adegan kekerasan, adegan ketelanjangan, amputasi, serta adegan seks Sinopsis: Seorang gadis baru saja mengetahui dirinya adalah seekor burung phoenix tanpa satu ingatan pun tentang masa lalunya. Sekarang, dia terjebak dal...