Putih, Tenang dan Dingin 3

93 13 0
                                    

"Baunya enak!" Kata seorang anak kecil laki-laki berambut hitam "Aku ingin segera makan meatloaf buatan ibu!" Kata seorang anak kecil perempuan berambut pirang.

"Sabar" Kata seorang wanita berambut hitam yang meletakkan sepiring meatloaf di meja makan di dekat kursi yang diduduki Gilbert.

"John, Alice, Ayah kan sudah mengajarkan kalian, sebelum makan kita berdoa dulu" Kata Gilbert pada kedua anak itu "Baiklah" Kedua anak itu pun duduk di kursi yang berada di sisi kiri dan kanan Gilbert. Wanita yang menyajikan makanan pun mulai duduk.

Gilbert bersama anak-anak dan wanita itu pun mulai mengatupkan kedua tangan dan berdoa "Kami berterima kasih pada Tuhan atas makanan yang lezat ini..."



"Sampai nanti ayah!" Kata si anak laki-laki sambil mencium pipi kiri Gilbert "Kami akan pergi ke supermarket bersama ibu!" Kata si anak perempuan sambil mencium pipi kanan Gilbert.

Kedua anak itu pun langsung memasuki sebuah mobil sedan berwarna putih.

"Kami pergi dulu" Kata seorang wanita sambil mencium bibir Gilbert "Hati-hati di jalan, Eve" Kata Gilbert pada wanita itu.



"Ada sekelompok simpatisan teroris yang masuk ke dalam minimarket itu dan mulai menyandera pengunjungnya" Kata seorang pria memberi kesaksian pada sejumlah reporter.

"Tim anti teroris sudah bergegas ke sini, tapi para simpatisan itu berhasil meledakkan bom bunuh diri dan menewaskan 25 orang" Kata seorang polisi yang mendiskusikan kejadian tersebut pada rekannya.

Gilbert pun tiba di supermarket tersebut yang sudah dipasangi garis polisi "Anda tidak boleh ke sini, pak, daerah ini sudah ditutup oleh polisi" Kata seorang polisi yang menghadang Gilbert "Keluargaku pergi ke supermarket ini tadi!" Teriak Gilbert.

Gilbert lalu melewati garis polisi dan melihat mayat korban yang di kumpulkan berbaris sambil ditutupi selembar kain putih.

Gilbert kemudian menghampiri mayat seorang wanita yang di sampingnya terdapat mayat seorang anak perempuan dan kumpulan potongan mayat seorang anak laki-laki "Kenapa ini bisa terjadi!" Kata Gilbert sambil berlutut dan menangis.



"Kenapa? Kenapa Tuhan memberiku ujian seberat ini?" Kata Gilbert yang menangis sendirian di rumahnya "Tidak, ini bukan salah Tuhan" Kata Gilbert mengambil kesimpulan.

"Ini salah para orang sesat itu!" Kata Gilbert yang mulai kehilangan akal sehatnya "Jika mereka tidak pernah ada, John, Alice dan Eve pasti masih hidup dan kita berempat akan menghabiskan waktu bersama di ruang ini".

"Akan kubunuh mereka! Akan kubunuh para pendosa dan orang-orang sesat itu! Akan kuhapuskan mereka semua dari bumiNya yang indah ini!" Kata Gilbert bersumpah "Tapi sebelum itu, aku perlu kekuatan lebih..." Kata Gilbert.



Gilbert pun membuka kedua matanya setelah berdoa sambil menggenggam kalung salib miliknya. Dia pun mendengar suara seorang gadis "Apa ini? Aku tidak bisa melihat sama sekali".

Gilbert pun berjalan dengan tenang mendekati sumber suara tersebut "Lebih baik jika aku berjalan sesuai dinding" Kata suara tersebut.

"Rupanya kau di situ, makhluk laknat!" Teriak Gilbert yang langsung melemparkan dua buah benda dari balik jasnya.

"Aaaah!" Teriak sumber suara itu sambil kesakitan. Gilbert pun menyalakan lampu dan memperlihatkan wujudnya.


A Phoenix's Story [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang