5

925 82 1
                                    

*
*
*
*
*
*

Happy Reading 😘😘😘



Setelah merasa sudah cukup jauh dari Arena Balap, Wendy langsung menghempaskan tangan lelaki itu dengan kasar.

"Loe apa-apaan sih?!!" bentak Wendy.

"Apa yang salah? Gue cuma nggak suka loe dekat sama cowok lain" balas lelaki itu dingin.

Wendy menatap sinis lelaki itu. "Siapa loe?"

"Gue?" Lelaki itu menaikkan salah satu alisnya.

"Gue adalah calon suami loe dan dalam hitungan hari kita akan melangsungkan pernikahan" lanjutnya dengan menekankan kata pernikahan.

Wendy terkekeh. "Pernikahan huh?!" balas Wendy

"in your dream" lanjutnya dengan nada mengejeknya.

"Kita akan menikah dan ini bukan cuma dimimpi doang tapi di dunia nyata" tegas lelaki itu.

"Gue gue nggak akan nikah sama orang yang nggak gue cintai, Suga" Wendy berteriak dengan emosi.

Yeah.... lelaki itu adalah musuh bebuyutan Wendy sekaligus lelaki yang mengambil kehormatannya.

Suga memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya pelan setelah mendengar teriakan Wendy.

Perlahan Suga membuka matanya, tatapannya melembut saat matanya bertemu dengan mata Wendy.

"Cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu Wendy" ucapnya lembut.

"Loe denger kan?! Gue nggak akan nikah sama orang yang nggak gue cintai" bentak Wendy

Emosi Suga meluap menghadapi sikap Wendy yang sungguh keras kepala.

"Apa susahnya nikah sama gue hah?! Gue cuma pengen tanggung jawab" bentak Suga yang membuat Wendy tersentak kaget, namun secepat mungkin ia mengembalikan ekspresinya menjadi datar kembali.

"Yaudahlah ga, lupain kejadian itu. Gue juga yakin kalau gue nggak akan hamil. Kita cuma melakukannya sekali" ujar Wendy datar.

"Loe gila?! Sadar Wen, loe baru aja kehilangan sesuatu yang paling berharga dalam diri loe, kalau nggak nikah sama gue lalu loe akan nikah sama siapa?! loe pikir di zaman sekarang  kayak gini masih ada cowok diluar sana yang bakal nerima loe apa adanya" seru Suga emosi.

Hati Wendy tertohok mendengar ucapan lelaki yang berada di hadapannya, ia memilih terdiam seraya menundukkan kepala.

"Dan kalau loe hamil, apa loe tega ngeliat anak loe kelak dicaci maki karena dia nggak punya ayah. Oh yah jangan lupa, apa yang akan loe katakan kepada kedua orang tua loe tentang keadaan loe yang nggak perawan lagi?" lanjut Suga disertai senyum sinisnya.

Wendy hanya terdiam, untuk pertama kalinya ia kehabisan kata-kata untuk berdebat dengan Suga.

Suga menghembuskan nafasnya kasar, tangannya terulur menyentuh pipi Wendy.

"Maaf" lirih Suga

Wendy masih terdiam

Tiba-tiba ponsel Suga berbunyi, Suga menarik tangannya dari pipi Wendy lalu merogoh hp miliknya. Ternyata itu adalah sebuah pesan. Rahang Suga seketika mengeras ketika membaca siapa pengirim pesan itu.

Wendy mengeryitkan keningnya ketika melihat Suga yang tampak sedang menahan emosi setelah membuka ponselnya.

"Suga?" panggil Wendy sedikit takut.

The Truth Untold [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang