36

449 37 0
                                    

Happy Reading 😘😘😘

Ruangan tempat Wendy dirawat terasa begitu tegang.

Para orang tua Suga dan Wendy serta para kedua adiknya Suga, sahabat-sahabat mereka dan Suci tentunya berkumpul karena hari itu adalah hari dimana perban di mata Wendy di buka.

"Suga, aku takut" cicit Wendy seraya semakin mengeratkan genggaman tangannya

"Nggak papa sayang, semua bakal baik-baik aja" ucap Suga berusaha menenangkan Wendy

"Bisakah kita membuka perban mata Ibu Wendy sekarang?" tanya dokter Hanna

"Dokter bisa nggak manggil aku, jangan ibu Wendy?panggilan Itu membuat aku terdengar tua padahal aku masih berumur 23 tahun" protes Wendy seraya menekuk bibir bawahnya

Semua orang yang berada diruangan itu terkekeh mendengar protes dari Wendy karena dokter Hanna memanggilnya dengan sebutan ibu.

"Baiklah saya tidak akan memanggil kamu ibu lagi Wendy" ucap dokter Hanna gemas.

"Nah itu lebih baik cukup Wendy aja nggak usah nambahin embel-embel ibu"

"Baiklah saya akan segera membuka perban yang berada di mata kamu, tapi sebelum itu saya ingin bertanya, boleh?"

"Tentu dokter, katakan"

"Jika terjadi sesuatu yang tidak kamu inginkan pada matamu, apakah kamu berjanji padaku akan menerimanya dengan ikhlas?" tanya dokter Hanna

Mendengar pertanyaan dokter Hanna membuat suasana seketika menjadi hening.

Wendy terdiam sejenak

"Baiklah dokter, aku janji akan menerimanya dengan ikhlas" jawab Wendy mantap

Para orang tua Suga dan Wendy serta para kedua adiknya Suga, sahabat-sahabat mereka dan Suci tak percaya dengan jawaban yang baru saja Wendy lontarkan, sedangkan dokter Hanna tersenyum tipis.

Dokter Hanna mulai membuka perban yang berada di mata Wendy.

"Buka matamu pelan-pelan Wendy" pinta dokter Hanna

Wendy perlahan membuka matanya dan ketika terbuka sempurna, Wendy tersenyum

"Bagaimana Wendy?" tanya dokter Hanna

"Gelap dokter" jawab Wendy masih dengan senyumnya

Semua yang berada diruangan itu tak kuasa menahan tangisnya, mereka semua menangis dalam diam karena tak ingin Wendy mengetahui kesedihan mereka

"Lalu kenapa kamu tersenyum Wendy, kenapa tidak histeris sekurang-kurangnya menangis?" tanya dokter Hanna bingung.

"Kan tadi aku sudah berjanji dengan dokter, untuk menerima dengan ikhlas apapun yang terjadi dengan mataku" jawab Wendy dengan senyum-nya.

Jujur didalam hati Wendy benar-benar hancur mengetahui fakta bahwa ia tidak bisa melihat lagi namun ia harus tegar demi Suga, bayi-nya, dan orang-orang yang dia sayang.

Para orang tua yang tak kuasa mendengar kebesaran hati Wendy yang menerima kenyataan bahwa dirinya buta, keluar dari ruang tempat Wendy dirawat.

Sekarang tinggallah Suga, Hoshi, Yeji, Kenji, Rose, Joy, Suci, dan tentu saja dokter Hanna.

Suga yang sudah tak kuasa menahan dirinya langsung memeluk istrinya, pria itu menangis dalam diam.

Wendy mengibas-ngibaskan tangannya ke udara berusaha menggapai wajah Suga, suga yang mengerti keinginan istrinya menggapai tangan Wendy lalu meletakkan di wajahnya.

The Truth Untold [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang