18

607 61 0
                                    

*
*
*
*
*
*
Happy Reading 😘😘😘


Mark membawa Wendy ke sebuah bukit yang sering mereka kunjungi saat mereka berpacaran dulu. Mark dan Wendy diselimuti oleh keheningan, mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Mark menghela nafasnya pelan

"Masih marah?" tanya Mark pelan.

Wendy menatap Mark, lalu menggelengkan kepalanya.

"Nggak" jawabnya singkat.

"Terus kenapa diam?" tanya Mark lagi.

Wendy terkekeh mendengar pertanyaan Mark.

"Lucu aja si 11 12 kaya sinetron" jawab Wendy disertai kekehannya.

Mark ikut terkekeh.

"Tuhan selalu skenario yang nggak pernah bisa ditebak oleh umatnya" ujar Mark

Wendy menganggukkan kepalanya, pertanda setuju dengan ucapan Mark.

Wendy menatap lurus kedepan, ia memejamkan matanya menikmati semilir angin yang terasa menusuk kulitnya.

"Masih marah dengan dia?" tanya Mark

Wendy berbalik sebentar lalu menggelengkan kepalanya. "Nggak, cuma masih sedikit kecewa" jawab Wendy dengan mata masih terpejam.

"Dia memutuskan pergi setelah kejadian di kampus itu" cerita Mark

Mendengar cerita Mark mata Wendy terbuka, ia menatap kakak laki-laki dengan penuh tanya, sedangakan Mark membalas tatapan Wendy dengan tatapan sendu.

"Maksud kamu?" tanya Wendy bingung.

"Dia merasa bersalah karena udah berselingkuh dengan pacar sahabatnya sendiri" terang Mark.

"Dia sadar apa yang dia lakukan itu salah, dia memilih pergi karena terlalu malu untuk bertemu dengan kamu" lanjut Mark

Wendy terdiam sejenak lalu berbalik menatap Mark "Kamu tau dimana dia sekarang?" tanya-nya

Mark tersenyum kecut

"Iya, tapi aku kurang yakin untuk menemui dia kembali" balasnya.

"Kenapa? Kejar dia, berjuang untuk dia" ujar Wendy.

"Berjuanglah sebelum kamu menyesal, ingat tidak ada perjuangan yang menghianati hasil" ucap Wendy bijak.

Mark mencubit pipi Wendy dengan gemas.

"Sakit Mark!!!"rengek Wendy

Mark terkekeh mendengar rengekan Wendy. "Aku nggak nyangka kamu sekarang udah dewasa" ucapnya seraya membawa Wendy ke dekapannya dan mengusap lembut rambut Wendy.

Wendy memejamkan matanya menikmati ucapan tangan kakak laki-lakinya. "Iyalah dewasa, kan udah 23 tahun" balasnya.

"Iya-iya" ucap Mark mengalah.

"Emm Mark" panggil Wendy

"Iya?" balas Mark

"Pulang ke rumah kita yah?" pinta Wendy

Mark terdiam sejenak.

"Iya"

Wendy memeluk erat Mark, dengan senang hati Mark membalas pelukan Wendy.

"Thanks bro, i'm so happy" lirih Wendy

Mark mengecup kening Wendy singkat.

"Mark?" panggil Wendy lagi.

The Truth Untold [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang