17

594 60 1
                                    


*
*
*
*
*
*
Happy Reading 😘😘😘





"Ok ok ok, jadi sebenarnya kalian adalah saudara kembar" ucap Rain

Wendy dan Mark menegang mendengar pernyataan Rain.

Tanpa sadar setetes air mata jatuh dari mata Wendy. "Dad, please tell this just kidding" lirih Wendy

"Tidak princess, Daddy tidak bercanda. Kamu dan Mark adalah saudara kembar" ucap Rain lembut.

Sedari tadi menunduk, tiba-tiba Mark mendongakkan kepalanya, lalu menggebrak meja dengan disertai wajah murka.

"Nggak! ini semua nggak mungkin! orang tua saya hanya Ayah Digta dan Bunda Konita" bentak Mark

Konita menatap Mark tajam. "Mark, jaga ucapan kamu !" tegur Konita

Mark menundukkan kepalanya.
"Maaf Bunda, tapi katakan ini semua tak benar. Mark hanya anak Bunda dan Ayah, iya kan?" lirih Mark

Yeri pun juga kaget ketika memdengar pernyataan dari Om Rain, Ayahnya Wendy. Bahwa Mark dan Wendy saudara kembar. Ia tak berani mengucapkan sepatah pun.

Konita menghela nafasnya dengan kasar. "Benar Mark, Rain dan Kimmy adalah orang tua kandung kamu"

Mark memejamkan matanya, ia mencoba meredam amarahnya.

Setelah merasa sudah lebih baik Mark membuka matanya, ia tersenyum sinis.

"Kalaupun mereka berdua adalah orang tuaku, mereka nggak akan tega membuang anaknya sendiri" ucap Mark dengan nada tegas.

Mendengar ucapan Mark, Kimmy perlahan menangis sesegukan di dekapan Rain, suaminya.

"Kami tak pernah membuang kamu nak" isak Kimmy

"Bullshit!" balas Mark

"Mark jaga bicaramu, dia adalah Mommy kamu" bentak Digta

Mark tak menanggapi bentakan Digta. Mark hendak beranjak dari tetapi tiba-tiba ada sebuah tangan yang menahannya, ia menoleh kepada pemilik tangan itu.

'Wendy' batin Mark

Entah mengapa tiba-tiba amarah Mark perlahan menghilang saat melihat tatapan teduh Wendy, tatapan yang sangat ia rindukan 2 bulan terakhir ini.

Mark menggelengkan kepalanya. Ia mencoba melepaskan genggaman tangan Wendy, namun nihil ia tak bisa. Jika ia terus memaksa, hal itu akan membuat tangan Wendy sakit.

"Lepasin tangan kamu Wendy" lirih Mark

"Tolong sekali ini saja dengar penjelasan mereka, aku mohon" ucap Wendy dengan nada yang tak kalah lirih.

Setetes air mata Wendy terjatuh, sontak tangan Mark terangkat menghapus air mata Wendy menggunakan ibu jarinya.

Mark menganggukkan kepalanya pertanda iya, ia pun kembali duduk di sebelah Wendy.

"But don't cry ok?"

Wendy tersenyum lebar. "Siap komandan" jawab Wendy

Mark membalas senyum Wendy dengan senyum yang tak kenal lebar, ia mengacak rambut Wendy dengan kesal lalu kembali duduk.

Wendy mengerucutkan bibirnya seraya membenarkan rambutnya.

"Nyebelin" ujar Wendy kesal.

Mark terkekeh, lalu membantu Wendy membenarkan rambutnya

Rain, Kimmy, Digta, dan Konita tersenyum bahagia melihat keakraban Wendy dan Mark.

Wendy berdehem cukup keras.

The Truth Untold [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang