Chapter 2

1.7K 101 5
                                    

"Ngomongin gue?" Suara yang tak asing terdengar jelas di telinga Anneth. Ia mendongakkan kepalanya untuk mengetahui siapa yang berbicara. Dan ternyata, dia. Yaampun lelaki galak itu. Habis sudah riwayat Anneth. Bagaimana nasib dia setelah ini? Setelah tertangkap basah telah membicarakannya?

"Loh? Elo? Kok---" Kata Anneth dengan terbata bata. Dia menatap wajah Deven yang sudah seperti ingin menerkam dengan takut.

"Apa kayak gitu cara lo ngerasa bersalah?." Kata Deven tajam. Mood lelaki itu yang sudah tidak baik sejak pagi malah terpancing karena gadis ini.

"Eh aduh bukan kayak gitu. Gue cuma lagi curhat sama temen gue. Sorry.. sorry banget kalo lo tersinggung sama ucapan gue. Gue bener bener gak bermaksud." Ucap Anneth panjang lebar. Gadis itu benar benar ketakutan setengah mati. Masalahnya lelaki dihadapannya ini sudah seperti ingin menelannya hidup hidup.

Deven, lelaki itu melempar buku yang menjadi sumber permasalahan ini ke hadapan Anneth. Tampak di salah satu halamannya memang kotor. Anneth memegang perlahan lembaran buku itu, dan tanpa ia duga

Srekkk

Ya, halaman buku itu sobek separuh. Membuat kedua mata Anneth sontak melotot.

" Buku gue sobek."

Anneth menatap Deven takut-takut. Perasaan tadi tidak sobek. Kenapa sekarang malah sobek segini besarnya?!

"Bu--bukannya tadi cuma kotor ya? Kok?" Tanya Anneth heran sekaligus takut.  Deven masih bungkam hanya menatap nya tajam.

"Oke gue ganti bukunya. Lo beli dimana? Di Gramedia ada kan?"

"Gak usah."

Anneth menoleh heran,"lohh, kok?"

"Buang aja. " Lanjut lelaki itu santai. Langsung melangkah pergi dari kantin. Meninggalkan Anneth yang masih melotot kaget. Masa iya karena robek separuh halaman saja harus dibuang?!

"Anneth, maafin Deven ya. Dia emang gitu. Gausah dimasukin ke hati omongannya." Ucap Wiliam yang tiba tiba datang pada meja Anneth dan Zara. Anneth langsung tersenyum

"Iya gapapa kok. Ini masalahnya gimana? Masa bukunya beneran gue buang?"

"Duh Neth gimana ya? Sebenernya itu buku kesayangannya Deven. Gue denger denger buku itu udah ga diterbitin lagi. Jadi udah ga ada di toko buku. Kalo gak salah pemberian neneknya." Jelas Wiliam. Sebenernya pun ia agak kaget mendengar Deven mau membuang buku itu. Padahal buku itu selalu ia bawa kemana mana. Tidak pernah sekalipun tertinggal.

"Hah seriusan?! Duhh gimana dongg?" Kata Anneth cemas. Jika dilihat lihat memang benar sih ini adalah buku lama sepertinya. Terlihat dari sampulnya juga kertas halamannya sudah menguning. Makanya terinjak sedikit oleh Anneth mungkin sudah rapuh jadi gampang sobek.

"Lo coba perbaikin aja Neth. Nanti kasih lagi ke dia. Mungkin tuh anak kesel karna denger Lo ngomongin dia makanya jadi begitu." Gogo menyahuti.

"Hm? Oke deh. Gue coba sebisanya. Tolong sampein permintaan maaf gue lagi yaa buat Deven." Kata Anneth pada Wiliam dan Gogo. Sontak diangguki juga diberi jempol oleh Wiliam dan Gogo.

"Gila gila rekorr tuh cowok! Baru kali ini ada yang ngomelin primadonanya adijaya." Zara menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir. Baru kali ini ia melihat lelaki yang tidak bersikap manis pada Anneth.

"Aaaaa Zaraaaa tolongin guee..."

Zara malah tertawa sambil merangkul Anneth, "semangatt yaaa sayang hahaha."

****

"Hallo kak iky."

"Dimana dek? Mau dijemput sekarang?"

Because You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang