HAPPY READING ALL🙏🙏❤️
******
Ari saat ini sedang bersantai di warung belakang sekolah. Hari ini ia kembali membolos pelajaran. Bahkan dari jam sehabis istirahat ia full membolos.
Kepulan asap memenuhi sudut warung. Ya, asap apalagi jika bukan asap rokok. Ari dan kawan-kawannya ya merupakan perokok aktif sudah sedari dulu. Namanya juga anak brandal dan bandel. Mana mungkin tidak merokok kan?
Ada kira kira enam orang yang saat ini sedang menemani Ari. Bisa dibilang enam orang itu merupakan sahabat sekaligus anak buah dari sang pentolan sekolah. Mereka adalah Bagas, Ditto, Raihan, Gavin, Zay, dan Hans.
"Si Anneth bener-bener udah jadian sama si Deven bos?" Tanya Gavin. Lelaki tinggi dengan kulit putih juga mata sipit itu berbicara.
"Gue rasa sih udah. Kemana-mana nempel terus gila!" Bagas menyahut. Lelaki hitam manis itu memang sangat blak-blakan jika berbicara.
"Gausah sotoy." Kata Ditto santai. Ia terduduk sambil mengunyah permen karetnya.
"Bos, napa diem aja?" Ujar Zay. Cowok yang paling polos diantara yang lainnya itu bersuara. Wajah lugunya sungguh tak selaras dengan hobinya dan keanggotaannya dengan geng Ari.
"Gausah terlalu lo jadikan beban, Ndra. Terus maju kalo lo masih mampu berjuang. Tapi silahkan lo mundur kalo emang udah gak kuat. Jangan sampai karena cinta, lo harus selalu hilang kendali kayak kemarin." Jelas Hans bijak. Hanya lelaki itu yang memanggil Ari dengan nama Andra. Dia juga tidak pernah memanggil bos seperti yang lainnya. Itu semua karena Hans dan Ari sudah bersahabat lama sejak dari SD. Jadi, ya panggilan 'Andra' sudah sejak dulu.
Mendengar penuturan bijak dari sang sahabat, Ari hanya diam tanpa mau merespon. Akhir-akhir ini mood nya gampang sekali berubah. Mungkin karena suasana hatinya yang senantiasa mendung. Itulah alasannya Ari menjadi jauh lebih mudah tersulut emosinya. Lelaki itu akan langsung baku hantam dengan seseorang yang bahkan hanya salah sedikit saja padanya.
Drrttzz drrttzz
Ponsel didalam saku celana Ari bergetar. Ia tahu itu pertanda sebuah panggilan masuk. Karena takut jika itu informasi dari beberapa anak buahnya, Ari pun langsung mengambil ponsel dari sakunya.
Tapi saat melihat siapa penelpon, Keningnya mengerut seketika. Anneth. Nama itu terpampang jelas di layar ponselnya. Membuat Ari sontak tersenyum tipis. Ah, untuk apa Anneth menelponnya?
Kemudian dengan secepat kilat Ari menggeser ikon hijau dan menempelkan benda pipih itu pada telinganya."Eum Hallo, Neth. Ada apa?" Ucap Ari dengan sedikit nada grogi disana. Rasanya mood nya langsung membaik seketika saat mendapat panggilan telepon dari Anneth.
"Halo kak Ari? Tolong aku." Nada diseberang sana terdengat sarat akan ketakutan. Membuat Ari langsung panik.
"Tolong? Lo kenapa Neth? Lo gapapa kan? Ada yang terjadi sama lo?"
"Tolong aku kak. Dijalan aku sama Deven dihadang sama lima motor. Dia bilang dia musuh kakak. Sekarang Deven lagi lawan mereka kak. Tolong kak, aku takut banget. Mereka ngeroyok Deven."
Kedua tangan Ari terkepal dengan wajah yang memerah padam. Emosinya langsung naik ke ubun-ubun saat mendengar musuhnya kini sudah berani melibatkan Anneth. Gadis yang mati-matian ia jaga. Sial! Sepertinya orang itu sedang menantang maut.
"Hey, jangan panik... kasih tau gue, posisi lo dimana sekarang, Neth?" Ari berusaha setenang mungkin padahal jiwa iblisnya sudah meronta ingin keluar.
"Di jalan cempaka. Gak jauh dari minimarket. Tolong kak. Secepatnya datang kesini.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
RomansaAnneth, perempuan dengan banyak sekali pengagum. Wajahnya yang cantik dan diikuti pula dengan sikapnya yang ramah pada siapapun. Hal itu menyebabkan ia menjadi rebutan bahkan primadona di sekolahnya. Tapi, apa jadinya jika ia bertemu dengan Deven? L...