Chapter 8

1.3K 89 3
                                    

Zara menyeret paksa tangan Anneth menuju kedalam kelas. Anneth benar benar seperti tali tambang yang ditarik tarik saat perlombaan 17 agustusan. Tenaga Zara yang memang cukup besar, sungguh membuat Anneth tak bisa menolak tarikan tangan Zara.

Ah entahlah. Feeling Anneth mengatakan jika setelah ini ia akan dihujani seribu satu pertanyaan oleh Zara.

Anneth mendudukkan bokongnya pada kursi kantin. Dan Zara langsung mengambil posisi disebelah Anneth.

"Jelasin sekarang!" Kata Zara tiba tiba. Membuat Anneth seketika mengerutkan keningnya.

"Jelasin? Apaan?"

Zara menghembuskan nafas kesal, "Jelasin sama gue, kenapa lo bisa punya topi couple sama Deven?" Tanya Zara to the point.

Ternyata benar dugaan Anneth. Zara itu adalah manusia paling peka yang pernah Anneth kenal. Jadi sudah pasti Zara mengetahui tentang ia dan Deven.

"Lo jadian sama dia?" Sambung Zara. Anneth sontak melongo lalu menggeleng.

"Enggak ra, belom!" Jawab Anneth yang membuat mata Zara seketika melotot. "Hah belom? Berarti akan dong?" Sanggah Zara. Anneth hanya menampakkan cengirannya sambik menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Eh salah ngomong. Maksudnya enggak ra. Enggak jadian. Gitu hehe." Kata Anneth lagi dengan cengirannya.

"Gajelas dasar!" Hardik Zara dengan tatapan sinisnya.

"Buruan jelasin." Lanjut Zara masih dengan nada tegasnya.

"Iya iya. Bawel lo mah ah." Sahut Anneth dengan nada suara lembutnya.

Anneth menarik nafas panjang. Lalu menghembuskannya. Kemudian ia menceritakan secara detail tentang apa yang terjadi dengannya dan Deven kemarin pada Zara. Zara menjadi pendengar yang baik. Ia tak memotong perkataan Anneth saat Anneth sedang bercerita.

"Fix neth fix! Deven suka sama lo!" Kata Zara dengan semangat yang berapi api. Ya baru saja Anneth menyelesaikan ceritanya, tapi Zara langsung bersikap heboh seperti itu. Untung saja kantin sedang sepi. Karena semua murid sedang belajar, lain dengan Anneth dan Zara yang sedang free class.

"Ngaco! Ya gak mungkin lah." Sahut Anneth denga santai.

"Gak mungkin kata lo? Neth, apa lo ga inget gimana Deven waktu pertama lo kenal dia? Beda banget sama yang barusan lo ceritain. Dia itu sebenernya lagi nyembunyiin perasaannya dibalik sikap cuek dan dinginnya dia neth. Percaya deh sama gue!" Jelas Zara. Anneth hanya dapat mendengarkan saja.

"Dan, lo juga suka kan sama Deven?" Lanjut Zara dengan jari telunjuk sudah berada didepan hidung Anneth. Membuat Anneth lalu memasang wajah salah tingkah sambil menggeleng. Hal itu sontak membuat Zara tertawa.

"Gausah ngeles! Lo lupa kalo gue ini adalah manusia terpeka? Gue tau, lo udah mulai baper kan sama sifat Deven yang perlahan lahan berubah ke lo? Hayo ngaku sama gue?"

Anneth melongo. Zara ini manusia terpeka atau titisan cenayang? Semua perkataanya benar seratus persen. Anneth hanya mampu menggeleng gelengkan kepalanya takjub.

"Lo titisan cenayang?" Tanya Anneth dengan wajah penasarannya. Hal itu langsung membuat Zara kembali tertawa keras.

"Cenayang? Hahaha. Gue cuma baca gerak gerik lo doang neth. Dan itu keliatan jelas bagi gue." Jawab Zara dengan wajah santainya.

"Terserah lo deh mbak cenayang!" Anneth mendengus kesal. Kalau sudah seperti ini, bagaimana ia bisa menyembunyikan perasaannya pada Zara? Orang itu benar benar sakti. Anneth sangat takjub.

"Eh tapi gue seneng banget deh, lo baper sama Deven berarti itu tandanya lo udah bisa lupain keja--"

"Ra please! Gausah dibahas!" Potong Anneth cepat. Membuat Zara seketika menampakkan cengirannya.

Because You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang