Chapter 9

1.3K 83 5
                                    

Kak iky sayang❤

Neth, maaf banget. Kak iky gak bisa jemput kamu dulu hari ini. Kakak ada rapat sama dosen pembimbing mendadak. Kamu naik taksi aja ya. Gapapa kan?

Anneth mendengus kesal. Jika tahu kakaknya tak bisa menjemput, dia lebih baik nebeng dengan Zara. Jadi ia tak usah menunggu taksi yang sangat jarang muncul di wilayah sekolahnya ini. Pasti Anneth akan bosan.

Anneth berjalan lalu mengambil posisi duduk disebuah warung persis didepan gerbang sekolahnya. Mau tak mau, ia harus menunggu taksi.

Sudah setengah jam ia duduk ditempat ini. Tapi, tidak ada tanda tanda kedatangan taksi. Anneth lagi lagi menghela nafas. Masa iya dia harua berjalan kaki? Bisa bisa saat sampai rumah, betisnya akan berubah besar seperti talas bogor. Ih Anneth bergidik ngeri membayangkannya.

Namun tiba tiba, ketenangannya terganggu oleh kedatangan tiga perempuan yang tentu asing bagi dirinya. Ketiga perempuan dengan make up tebal itu datang kearahnya. Tatapan sinis dan menindas dilayangkan oleh ketiganya.

"Oh ini toh primadona SMA kita? Hahaha gue gak salah liat kan? Penampilan udik dan kampungan gini jadi primadona? Duh, kayanya gue jauh lebih cocok deh." Ucap perempuan tinggi dengan rambut sepinggang yang ia curly. Riasan make up tebal dan mencolok sungguh membuat Anneth geli.

Dia salah jika ingin menindas Anneth. Ia sudah sangat hafal diluar kepala dengan tindakan pembullyan semacam ini. Mungkin dulu Anneth takut. Tapi tidak dengan sekarang. Anneth telah berubah menjadi gadis pemberani yang akan berontak jika ditindas. Anneth tak akan selemah waktu itu.

"Hah primadona? Tapi sorry. Gue gak pernah tau akan gelar itu. Kalo lo mau? Silahkan ambil. Gue sama sekali gak butuh. Gak penting!" Kata Anneth sarkas. Membuat mata ketiga perempuan itu melotot. Ternyata cewek itu tak selemah yang mereka fikirkan.

"Wah mau main main dia sama kita Kim! Dia belum tau aja siapa kita." Ucap perempuan yang berdiri disamping kanan perempuan tadi. Anneth hanya menanggapinya malas.

Perempuan yang dipanggil Kim itu mendekat pada Anneth. Kemudian dicengkramnya pundak Anneth dengan sangat kuat. Membuat Anneth seketika meringis.

"Gue gak pernah perduli lo mau deket sama siapapun. Sama cowok manapun disekolah ini. Tapi, ada yang bikin gue akhirnya gabisa tinggal diam. Lo deketin Deven! Dan gue gak akan biarin gitu aja." Cengkraman tangan Kim mengeras sesaat sebelum akhirnya ia melepaskan tangannya dari pundak Anneth.

"Jangan pernah deketin Deven! Gue gak akan segan segan bikin lo gak betah ada disekolah ini. Gue gak akan segan segan bikin lo ngerasa sekolah ini kaya neraka." Lanjutnya.

Anneth hanya tersenyum miring mendengarnya. Jadi ini pokok permasalahannya? Karena Deven? Ah pasti perempuan ini terobsesi pada Deven dan tidak terima karena ada perempuan lain yang dekat dengan Deven.

Anneth sama sekali tidak takut. Ancaman seperti ini atau bahkan yang lebih parah dari ini sudah pernah ia rasakan. Jadi, jangan heran jika hati Anneth sudah sekeras batu. Sudah tidak ada lagi rasa takut didalam dirinya.

"Kalo ternyata Deven yang mau dekat sama gue gimana? Itu namanya rezeki dong. Gak boleh ditolak." Kata Anneth dengan senyuman meledek.

Mata Anneth terfokus pada badge nama diseragamnya. Kimberlly Rafleshia. Ah ternyata itu namanya. Pantas kelakuannya busuk. Ternyata ada nama bunga bangkai didalam susunan namanya. Anneth tertawa dalam hati.

"Punya nyali gede juga ya lo! Berani lawan semua omongan gue." Kimberlly berkacak pinggang, tatapan matanya sudah seperti ingin menelan orang hidup hidup.

Lalu Kimberlly menoleh pada teman sebelah kirinya. Tangannya seperti menodong sesuatu. "Gladis, keluarin botol air mineral lo!" Perintah Kimberlly. Gladis langsung menurut. Diambilnya botol itu dari tasnya, lalu diberikan pada Kimberlly.

Because You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang