Chapter 10

1.8K 115 54
                                    

Rizky menatap Deven lekat. Kedua bola matanya seakan tak ingin berkedip. Fikirannya pun seperti menjelajah. Seperti mengingat sesuatu.

"Lo..." Rizky menggantungkan ucapannya. Dilihatnya Deven yang menatapnya bingung sekaligus gugup.

Rizky masih mencoba mengingat. Matanya mengerjap ngerjap. Membuat Anneth dan Deven yang tengah menatapnya pun sama sama bingung. Sebenarnya apa yang sedang difikirkan oleh Rizky?

"Kak Iky lagi mikirin apaan sih?" Tanya Anneth. Rizky tak menyahuti. Wajah berfikirnya masih tetap mendominasi.

"Kakak gue kenapa ya?" Bisik Anneth pada Deven. Deven hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.

"Ah iya gue inget!" Rizky tiba tiba berbicara setelah acara berfikir kerasnya. Ia mengangkat jari telunjuknya tinggi tinggi.

"Lo Deven yang pernah les gitar di Guitar King kan? Gue Rizky! Yang pernah disuruh adu skill sama lo. Inget gak?" Kata Rizky penuh dengan semangat.

Deven terdiam. Sekarang ia yang sedang berfikir keras. Ya memang benar. Dulu Deven sempat les gitar ditempat itu. Tapi dia sudah lupa tentang orang orang yang berada didalamnya. Itu sudah sangat lama.

Tapi tiba tiba matanya berbinar. Dia sepertinya mengingat apa yang sudah diutarakan Rizky.

"Bang Iky kan? Ah iya iya gue inget!" Deven langsung berjalan menghampiri Rizky. Mereka langsung berpelukan singkat.

"Gimana kabar lo?" Tanya Rizky saat mereka selesai melakukan high five.

"Baik bang. Lo sendiri?"

Anneth terdiam seketika melihat pemandangan ini. Jadi, kakaknya dengan Deven sudah kenal lama? Ah benar benar kurang ajar. Anneth sudah ingin menangis karena dimarahi, tapi mereka berdua malah berpelukan melepas rindu seperti itu.

"Jadi kalian udah saling kenal?" Tanya Anneth dengan wajah bingungnya. Rizky dan Deven kompak menoleh.

"Iya neth. Deven ini satu les gitar dulu sama kak Iky. Dan kita lumayan akrab walaupun umur kita beda jauh. Ya, ini pertama kalinya kak Iky ketemu Deven lagi. Dulu terakhir kali kapan sih dev?" Rizky menoleh pada Deven. Deven pun tampak berfikir sejenak.

"Waktu kelas 2 SMP bang. Gue mutusin keluar dari les. Hm sekitar 3 tahunan lebih deh."

"Oh gitu.." Anneth ber-oh ria mendengar penjelasan Deven.

****

Anneth turun dari kamarnya dengan memakai baju tidur beruang berwarna pink kesayangannya. Ia berjalan menuju ruang tamu untuk menghampiri Rizky yang tengah duduk santai sambil menonton tv.

Ah iya soal kejadian tadi sore, berakhirlah Anneth yang dicueki oleh Rizky dan Deven. Bagaimana tidak? Rizky dan Deven asik bermaim PS sedangkan Anneth hanya disuruh sebagai wasit saja.

Jadi wasit? Gimana sejarahnya. Bahkan Anneth aja gak ngerti sama yang lagi mereka mainin. Makanya itu Anneth jadi ngambek. Eh baru mau ngambek, tiba tiba Rizky nyogok mau beliin ice cream. Kan jadinya pertahanan Anneth runtuh gitu aja.

Rizky itu ngerjain Anneth habis habisan tadi. Kayanya Rizky tau kalau Deven ini cowok yang udah bikin hati adiknya berbunga bunga. Bukannya ngelarang kaya biasanya, Rizky malah seakan nitipin Anneth ke Deven. Minta tolong anterin Anneth pulang kalau seandainya Rizky gak bisa jemput.

Kan Anneth jadinya malu. Masa dia kaya diserahin gitu aja sama Deven. Mana Devennya gak nolak lagi. Malah dengan senang hati nerima.

Because You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang