Chapter 22

616 68 16
                                    

Haii akuu kembalii😊
Apa ada yang nunggu cerita ini?😥

Anneth lagi broken heart guys makanya cemberut gitu😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anneth lagi broken heart guys makanya cemberut gitu😔

Kuyy selamat membaca semuaa❤

Jangan lupa buat pencet tombol bintangnya sebelum kalian baca yaaa❣❣

******

Anneth melangkah berbalik dari arah taman belakang dengan mata memerah. Rasanya begitu menyesakkan. Dan Anneth sangat amat terluka atas fakta yang baru saja ia ketahui.

Jika ternyata rasa sukanya bertepuk sebelah tangan. Segala sikap hangat dan manis Deven tidak lebih hanya untuk membangun kedekatan antara mereka agar bisa lebih kompak berkerja sama dalam olimpiade. Dan bodohnya Anneth mengira semuanya adalah nyata. Bukan karena alasan tertentu.

"Andra!"

Anneth berusaha keras menetralkan suaranya agat tak terdengar bergetar. Padahal kedua matanya sudah berkaca-kaca sekarang.

Andra, lelaki yang sebelumnya juga sudah dijumpai oleh Anneth itu menoleh. Langsung menghampiri sosok Anneth yang berdiri didepan kelasnya.

"Loh Neth? Kok balik lagi?" Tanyanya kebingungan.

Anneth melihat kearah taman belakang dengan gelisah. Takut-takut Deven datang dari sana dan memergokinya. Ia tak ingin bertemu dengan lelaki itu.

"Gue titip ya, Ndra. Kasih Deven kalo dia udah masuk kelas. Say thanks dari gue." Ujar Anneth gugup. Matanya bergerak gelisah tak tenang. Tangan kanannya menyerahkan paper bag itu pada Andra.

Andra menerimanya walau dengan wajah bertanya, "Katanya tadi lo nyamperin?"

Anneth menghela nafas, "Gak jadi. Gue buru-buru ada urusan." Sahut Anneth malas.

"Gue balik kelas ya, thankyou udah mau nolongin." Setelah mengatakan kalimat itu, Anneth langsung pergi berlari meninggalkan kelas Deven.

💦💦💦💦

"Gak. Gue gak ada perasaan apapun sama dia."

"Lo berdua tau gue gimana. Gue gak suka jadi pusat perhatian. Kalo gue sama dia, kita bakal jadi pusat perhatian. Dan gue gak suka itu."

Dua penjelasan yang keluar dari bibir Deven itu terus berputar-putar dalam otaknya. Rasanya nyeri. Hati Anneth seperti tertusuk benda yang tak kasat mata.

Beruntung hari ini kelasnya sedang jam kosong, Zara sedang ada urusan dengan ekskul karatenya, sedangkan Friden, lelaki itu tengah ditugaskan mengajarkan materi basket pada kelas sepuluh yang kebetulan gurunya sedang rapat. Jadilan Anneth benar-benar sendiri sekarang. Menenggelamkan wajahnya pada kedua lengannya.

Because You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang