Chapter 5

1.5K 81 7
                                    

Kedua mata Anneth dan juga Deven sama sama sedang terfokus dengan selembar kertas yang ditunjukkan oleh bu Indah. Selembar kertas yang berisi jadwal kelas tambahan mereka. Baik Anneth dan juga Deven tak ada yang bersuara sebelum bu Indah yang memulai pembicaraan.

"Jadi ini jadwal kelas tambahan kalian," Ucap bu Indah sambil menunjuk nunjuk kertas itu dengan jari telunjuknya. "Jadi dalam satu minggu, kalian bakal dapet jadwal kelas tambahan sebanyak 2 kali. Untuk hari apa dan jam berapa, udah dijelaskan dijadwal ini."

Anneth dan Deven kompak mengangguk anggukan kepalanya. Tatapan mata mereka masih fokus menjelajahi isi dari jadwal tersebut.

"Kalian sudah mengerti?" Tanya bu Indah sambil menatap kearah Anneth da Deven.

Anneth mendongak, menatap bu Indah kemudian mengangguk. "Saya mengerti bu."

"Saya juga." Deven menambahi.

"Baik. Bagus kalau gitu. Oh ya, ibu punya satu tugas lagi buat kalian."

"Apa tuh bu?" Tanya Anneth.

"Kalian berdua beli buku ini ya, kebetulan di perpustakaan kita belum menyediakan buku ini. Karna ibu rasa kalian akan lebih mudah lagi belajarnya dengan buku ini. Gimana bisa kan?" Jelas bu Indah sambil menunjukkan sebuah foto buku paket yang ada diponselnya. Baik Anneth dan juga Deven, langsung kompak mengamati buku tersebut.

"Bisa kok bu." Jawab Anneth. Sementara Deven hanya mengangguk saja.

"Oke. Soal biayanya, nanti akan ditanggung sekolah. Kalian cuma perlu beli satu aja ya."

Anneth mengerutkan keningnya, "Kenapa gak beli dua aja bu? Biar belajarnya lebih fokus lagi."

"Justru itu. Ibu sengaja suruh kalian untuk beli satu aja, biar kalian kompak belajarnya. Kalian kan partner, jadi harus solid." Ucap bu Indah.

"Yaudah terserah ibu aja." Ucap Anneth pasrah.

"Ingat pesan ibu ya, kalian harus kompak. Kalian mau bikin bangga sekolah kan? Kalian ini harapan kita warga sekolah. Jadi, jangan karna masalah pribadi kalian jadi ga kompak dan ga fokus. Mengerti?"

"Ngerti bu!" Sahut Deven cepat.

"Bagus. Yaudah kalian boleh kembali kekelas."

Anneth dan Deven mengangguk. Mereka menyalami bu Indah, kemudian pergi dari kantor guru.

****

"Deven!" Panggil Anneth tiba tiba. Ia sudah merasa tak nyaman dengan keadaan dia bersama Deven yang hening.

Deven hanya menoleh, kemudian mengangkat sebelah alisnya.

"Mau beli bukunya kapan?" Tanya Anneth.

"Terserah lo aja." Sahut Deven singkat.

"Besok aja, gimana?"

"Gabisa. Besok gue basket."


"Yaudah deh lo bisanya kapan?" Kata Anneth

Deven tampak berfikir sebentar, "Nanti sore." Ucap Deven dengan tatapan lurus kedepan.

"Hah sore ini? Lo seriusan? Gak mendadak banget emang?"

"Mau ga? Kalo gamau yaudah!" Kata Deven ketus.

Anneth mengerucutkan bibirnya, "Iyaiya. Gue bisa!"

Because You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang