Haii haii siapa yang nunggu cerita ini update?🤗
27. Aku-kamu?
******
Anneth melangkah menuju kelasnya dengan bantuan Zara. Gadis itu sedari tadi tak henti-hentinya menebar senyuman. Membuat beberapa lelaki yang berpas-pasan dengannya menjadi salah tingkah melihat senyum Anneth.
"Dih dih mentang-mentang baru jadian...
aura lo summer banget Neth." Cibir Zara saat mereka berdua sudah sampai di meja yang mereka duduki di kelas.Anneth lagi-lagi tersenyum sampai kedua matanya menyipit, "Ohh so pastii! Setelah digantungin dan kesalahpahaman, akhirnya gue jadiaannn!!" Seru Anneth bahagia.
Zara yang melihat tawa bahagia Anneth pun jadi ikut tersenyum juga. Ah rasanya juga membahagiakan jika melihat sahabat kita sedang bahagia.
"Kann bener dugaan gue. Pasti ada kesalahpahaman."
"Ya gue mana tau. Yang gue denger ya itu yang gue percayai." Jawab Anneth.
"Nahh makanya jadiin pelajaran. Mulai dari sekarang, kalo ada apa-apa coba tanya dulu sama pihak yang bersangkutan. Jangan langsung lo telan bulat-bulat tuh informasi." Ujar Zara menasehati. Anneth hanya mengangguk malas.
"Eh btw Iden kemana?" Tanya Anneth sambil memanjangkan lehernya. Menatap ke segala penjuru kelas.
"Dia dipanggil pak Bima. Disuruh bantu rekap nilai yang tadi." Jawab Zara.
Anneth meringis, "Yahh trus nasib nilai gue yang tadi gimana dong?"
Zara mengangkat kedua bahunya. "Palingan disuruh nge-print tentang materi tadi. Udahlahh santuyy aja kalo sama pak Bima mah."
Anneth mau tak mau mengangguk saja. Gara-gara insiden jatuh dengan tidak elite-nya di lapangan tadi, ia jadi harus melewatkan pengambilan nilai. Ya walaupun ada hal membahagiakan dibalik itu semua.
"ANNETHHH DOI LO NIH NYARIIN!!" Teriak Sasha. Teman sekelas Anneth yang memiliki suara 8 oktaf. Nyaring dan melengking. Membuat siapa saja yang mendengarnya otomatis menutup telinga.
"BACOT SHA INI BUKAN HUTANN!!" Balas Zara tak mau kalah. Ya walaupun suara Zara tak bisa membandingi suara cetar dan menggelegar milik Sasha.
Sementara Anneth yang menjadi objek malah tersenyum sendiri. Masih aneh sekali rasanya mendengar kata 'doi'. Jantungnya sudah berdebar saja hanya dengan membayangkan Deven sedang berada didepan kelasnya.
Ahh mau apa lagi sih lelaki itu? Apa belum puas kejadian di UKS tadi yang membuat Anneth masih panas dingin sampai sekarang? Dan sekarang dengan santainya lelaki itu menghampirinya di kelas. Didepan semua teman-teman sekelasnya yang juga memergoki Anneth dan Deven di UKS.
"Hoiii!! Tuh mamas pacar nungguin didepan. Mau ngajak kantin bareng kali.." Ledek Zara seraya mendorong kecil bahu Anneth. Membuat wajah gadis itu mulai memerah malu.
"Ih bawel deh Ra.." Kata Anneth malu-malu. Tubuhnya sudah berdiri untuk beranjak menuju luar kelas.
"Eh udah enakan buat jalan tuh kakinya?" Tanya Zara yang menghentikan aktivitas Anneth. Gadis itu memandang cemas pada lutut Anneth yang diperban cukup tebal. Karena darah yang keluar pun cukup banyak tadi.
"Udah kok. Cuma masih agak kaku aja. Gampang lahh nanti minta bantuin doi. Hehe."
Zara mendengus tapi kemudian terkekeh. Melihat wajah bahagia sang sahabat pasti membuatnya ikut bahagia juga.
Anneth melangkah dengan pelan-pelan sampai ke luar kelas. Sesampainya disana, ia mendapati Deven yang tengah berdiri sambil menyenderkan punggungnya pada dinding sebelah kelas Anneth. Senyum Anneth merekah seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
Roman d'amourAnneth, perempuan dengan banyak sekali pengagum. Wajahnya yang cantik dan diikuti pula dengan sikapnya yang ramah pada siapapun. Hal itu menyebabkan ia menjadi rebutan bahkan primadona di sekolahnya. Tapi, apa jadinya jika ia bertemu dengan Deven? L...