Chapter 12

1K 98 25
                                    

"Haii sweety. Miss me?"

Suapan Anneth terhenti. Tubuhnya menegang mendengar suara berat itu. Ditambah lagi sekarang pundaknya terasa berat. Sudah pasti orang yang disebelahnya ini sedang merangkulnya.

Ah kenapa lelaki ini harus datang disaat yang tidak tepat?

Dengan perlahan, Anneth menoleh pada sumber suara. Matanya membulat melihat lelaki yang kini sudah tersenyum sangat manis padanya.

"K--kak Ari?"

Lelaki yang dipanggil Ari itu makin tersenyum lebar sampai gigi gigi putihnya terlihat. Tangannya terulur mengelus puncak kepala gadis itu.

Dia adalah Ariandra Bagaskara, orang-orang biasanya manggil dia Ari. Pentolan nomor satu di SMA Adijaya. Bisa dibilang Ari ini Badboy pake banget! Kerjaannya tawuran, berantem, balapan, ngelawan guru, dan lain-lain. Lihat saja penampilannya. Seragamnya dikeluarkan, dua kancing teratas terbuka yang memperlihatkan kaos hitamnya, sepatu converse hitam, juga tak lupa dengan anting magnet kecil berwarna hitam yang berada di telinga kirinya. Sudah memenuhi kriteria seorang badboy bukan?

Ari ini bandel, galak, emosian, pokoknya senggol bacok banget. Tapi, dia punya satu pawang. Yaitu si primadona yang lagi duduk disebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Anneth? Segalak-galaknya Ari, dia langsung kayak kucing anggora kalau ketemu Anneth. Langsung jinak! Makanya orang-orang bingung banget, Anneth ini pake jurus apa sih? Sampe cowok sekelas Ari aja tunduk banget sama dia.

"Kangen banget tau gak sih gue sama lo, Neth!" Ucapnya sambil terkekeh. Gemas melihat ekspresi tegang Anneth. Nah kan baru diomongin, emang Ari tuh gitu bucin banget.

Keempat orang lain yang ada disana sontak terdiam melihat perlakuan Ari pada Anneth. Juga pada Anneth yang memang tidak bisa melawan. Terutama Deven. Entah apa yang terjadi pada dirinya, yang jelas Deven merasakan panas luar biasa. Dia tidak rela melihat Anneth disentuh seenaknya oleh orang lain. Apalagi dengan preman macam Ari.

Bukannya menjawab Ari, Anneth malah melirik pada Deven. Dia terkejut melihat air muka Deven yang berubah. Wajahnya menjadi lebih dingin.

"Eh kak Ari, dah balik sekolah lagi kak?" Itu Zara yang bersuara. Memanglah, di sekolah ini hanya beberapa orang saja yang bisa akrab oleh Ari. Zara adalah salah satunya.

"Yoi Ra. Bosen dirumah. Gak bisa lihat bidadari gue." Jawabnya sambil melirik Anneth. Ya, selama satu minggu kemarin, Ari mendapat skors karena ketahuan mengikuti tawuran. Jadilah baru hari ini ia bisa bertemu Anneth.

"Neth, pindah kesana yuk. Makan sama gue berdua." Ucap Ari yang bukan terdengar seperti ajakan, tetapi pernyataan. Karena ia langsung membawakan semangkuk mie ayam dan segelas es teh milik Anneth. Memberi kode gadis itu untuk pergi mengikutinya.

"Ra, Anneth nya gue bawa ya. Biasa, kangen nih. Mau mojok dulu." Kata Ari pada Zara yang dibalas anggukan oleh gadis itu. Kemudian tatapan Ari kembali pada Anneth yang masih terdiam ditempat. "Ayok sweety.."

Mau tak mau Anneth beranjak dari tempat duduknya. Menatap penuh harap pada Deven yang malah sibuk berkutat dengan mangkuk mie ayamnya. Tanpa sedikitpun menoleh padanya. Menghela nafas pasrah. Mungkin memang hanya dirinya saja yang terlalu kegeeran mengira Deven memiliki perasaan lebih padanya.

"Semua, gue ikut kak Ari yaa." Pamit Anneth dengan senyum tipisnya. Setelah berpamitan, gadis itu pun mengikuti langkah kaki Ari menuju meja pojok tempat ia biasa makan disana.

Because You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang