My Boss Need Me|03

33.8K 2.4K 85
                                    

Hares mengusap wajahnya frustasi, satu malaman dia tidak bisa tidur tenang karena memikirkan Noah. Sudah dua hari sejak kejadian diPUB, Noah tidak terlihat lagi. Noah menghilang selayaknya tidak pernah ada. Baru saja Hares bertemu dengannya, dan mereka sudah harus berpisah secepat ini. Hares tidak mau kehilangan Noah lagi. Sejak pertama Noah datang selayaknya malaikat saat menolongnya, Hares sudah jatuh hati padanya. Dia tahu jika Noah adalah laki-laki, tapi perasaannya tidak dapat dibohongi.

Pintu kayu yang semula tertutup rapat itu terbuka lebar, menampakkan sosok Brian yang datang dengan senyum santainya.

"Apa kau tidak bisa mengetuk dulu sebelum masuk?" Rutuk Hares, suasana hatinya benar-benar buruk saat ini, dan jangan memperburuknya.

Brian memberikan kekehannya "Akhir-akhir ini kau sangat cepat marah. Tapi aku yakin, setelah membaca ini kau akan membaik." Ujar Brian percaya diri. Dia meletakkan beberapa lembar kertas diatas meja kerja Hares.

"Apa ini?" Tanya Hares malas, bermaksud tidak ingin menyentuh benda itu.

"Lihat saja, dan kau akan terkejut." Ucap Brian dengan kepercayaan diri yang masih menetap.

Hares membuang napasnya gusar. Awas saja kalau hal ini tidak membuat Hares sampai terkejut. Pria itu mengambil beberapa lembar kertas itu dengan malas. Maniknya membaca satu-persatu tulisan yang ada dikertas itu, dan berhasil saja, informasi yang tertera disana berhasil membuat mata Hares membulat. Dia yang semula duduk bersandar dikursi kejayaannya seketika menegakkan punggungnya.

Nama Noah jelas-jelas tertera disana, dan yang lebih mengejutkannya lagi, saat ini Hares tengah membaca CV milik Noah.

Hares memamerkan senyum jahatnya "Langsung terima dia bekerja disini. Masalah penempatan, kau yang atur." Perintah Hares.

Brian mendecih "Dasar bossy!" Rutuk Brian.

"Ahh! Dan juga, kenapa sekarang kau sangat bersemangat pada anak itu? Bukankah kemarin kau bilang kau ini pria normal?" Ledek Brian mengingatkan Hares kembali atas perkataannya beberapa waktu lalu.

"Kau mau peluru panasku menempel dikepalamu?" Tanya Hares sarkas.

"Dasar sialan! Bukannya berterima kasih, malah mengancam!" Rutuk Brian kesal. Ia segera keluar dari ruangan itu, meninggalkan Hares yang masih memandangi foto Noah yang tertempel disana dengan kedua sudut bibir melengkung sempurna.

"Tak akan kubiarkan kau lepas lagi."

******

"Saya diterima? Tanpa diwawancarai atau di test dulu? Benarkah?! Terima kasih! Terima kasih banyak! Saya akan melakukan yang terbaik!" Noah menjauhkan telepon genggamnya dari telinga saat sambungan telepon mereka terputus.

"Ada apa? Kamu kelihatan senang sekali." Tanya seorang wanita paruh baya yang tengah membersihkan meja diseberang Noah.

"Saya diterima bekerja bu." Ucap Noah bersumringah.

"Benarkah? Baguslah, sayang sekali kalau kamu hanya bekerja direstoran kecil seperti ini."

"Betul bu, makanya saya sangat berharap dapat diterima bekerja diperusahaan besar." Ucap Noah, pria itu kembali membersihkan meja restoran tempat dia bekerja, hari ini adalah hari terakhir dia bekerja disana. Maka dari itu dia harus membuat yang terbaik sebelum pergi.

Dan dia betul-betul tidak sabar untuk hari besok. Hari pertamanya bekerja di Hares Fashion Company.

******

Noah tak henti-hentinya menatap jam dinding saat kedua tangannya sibuk memasang kancing kemeja kerjanya. Masih pukul 7 lewat 12 menit, tapi Noah sudah sesibuk ini. Dia hanya tidak mau saja membuat masalah dihari pertama dia bekerja.

My Boss Need Me |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang