Setelah selesai memakan hidangan yang di sediakan Noah, Rina dan Alice membantu teman prianya itu, sementara Nathan, Lucas dan Harris sibuk menonton acara televisi dengan tatapan kosong yang menghiasi wajah mereka. Sekalipun tubuh dan tatapan mereka menatap lurus ke televisi, namun pikiran mereka melayang entah kemana.
"Noah...nanti, kalau kamu udah di LA jangan lupa buat ngabarin kita yah, terutama aku!" Minta Alice tampak sendu. Alice membenci perpisahan bahkan saat ini ia ingin menangis dan memeluk Noah erat agar pria itu tidak jadi pergi ke LA.
Mendengar itu Noah tersenyum sambil mengangguk "Iya, aku janji." Ucap Noah, Alice menyunggingkan senyum bahagianya, walaupun dia tidak sesenang kelihatannya.
"Noah..kamu gak apa-apa, kan? Aku harap kalau kamu udah di LA kamu bisa lebih menjaga diri kamu, jangan sampai jatuh ke perangkap orang yang seperti Hares lagi." Rina menimpali dengan saran, berharap Noah tidak merasakan kesedihan lagi. Noah kembali mengangguk sebagai jawaban.
Setelah semua piring-piring kotor itu sudah bersih, mereka bertiga ikut bergabung dengan Nathan, Lucas dan Harris menonton sebuah acara televisi yang menurut mereka sangat membosankan itu.
"Oh iya! Buat kenang-kenangan kita foto yuk!" Ajak Alice meramaikan suasana. Tidak ada yang menolak, mereka semua menyambut dengan anggukan ria. Setelah Alice memasangkan tongsis pada ponselnya, keenam orang itu mulai berfoto. Entah berapa banyak yang mereka sudah ambil, tapi mereka belum puas juga. Mungkin karena mereka tahu jika Noah akan pergi untuk waktu yang cukup lama. Bahkan saat Harris bertanya kapan Noah kembali ke Indonesia lagi, pria kecil itu menggeleng tidak yakin. Membuat semuanya merasa rindu padahal Noah masih berada di dekat mereka. Hari ini adalah hari terakhir Noah berada di Indonesia karena besok ia akan berangkat.Jadi hari ini mereka semua memuaskan diri untuk berada di dekat Noah.
Tidak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 1 pagi, membuat ke empat orang lainnya mau tidak mau harus kembali pulang, karena besok ada tuntutan pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Kesedihan mereka juga semakin bertambah saat tahu jika mereka tidak bisa mengantar kepergian Noah menuju LA karena pesawat yang mengantarkan Noah dijadwalkan berangkat pada pukul 11.
"Kami pulang dulu." Pamit Lucas, sebelum ia beranjak ia memeluk Noah di ikuti dengan 3 orang sisanya.
"Berhati-hatilah, dan jangan mengemudi terlalu cepat." Ingat Noah. Mereka semua mengangguk mengerti.
"Maaf aku tidak bisa mengantar mu besok." Sesal Nathan.
Noah menggeleng "Tidak apa-apa, aku bisa menggunakan taksi, dan jika aku memiliki uang, aku akan kembali ke Indonesia, walaupun aku tidak tahu tepatnya kapan." Ujar Noah, Nathan mengangguk-angguk paham.
******
Sekalipun Noah mengatakan jika ia baik-baik saja, Nathan tahu betul jika ia sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, dan itu semua di sebabkan oleh Hares. Pokoknya Nathan harus bisa mendapatkan penjelasan dari pria itu. Sekalipun dia tahu jika Hares adalah bosnya di perusahaan ini, di tambah lagi jika Hares adalah seorang mafia, tapi persetan dengan itu semua!
Tanpa permisi atau memperhatikan kesopanannya lagi, Nathan membuka pintu ruangan Hares tanpa mengetuk terlebih dahulu. Keberanian yang memang sudah mendarah daging padanya.
"Apa yang kau lakukan pada Noah!" Tegas Nathan meminta penjelasan, Hares menghentikan pergerakan tangannya saat ia menandatangani beberapa dokumen.
Tatapannya kini teralih pada Nathan yang wajahnya sudah memerah akibat emosi. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulutnya.
"Kata Noah kau tidak mencintainya lagi. Lalu kenapa kemarin kau memintaku untuk menjemputnya? Kenapa kau masih perduli padanya?" Kembali Nathan membuka suara, menuntut penjelasan dari Hares.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Need Me |END|
Romance[21+] [Warning!!] [#Cerita ini banyak mengandung adegan sex!! #tidak cocok dibaca oleh anak-anak berumur 17 tahun kebawah #kalau masih nekat, konsekuensinya ditanggung sendiri #BOY♡BOY/Homo] "Noah adalah milikku, berani menyentuhnya, jangan harap...