Bonus Chapt|Luka dan Penawar

18.9K 847 9
                                    

Tidak ada yang bisa dipercaya didunia ini. Semua orang adalah penjahat. Sedetikpun kata-kata itu tidak pernah terhenti terputar dikepala Hares. Kebenciannya pada semua orang semakin meluap ketika ibu, orang terakhir yang dia percayai, tega meninggalkannya demi pria lain. Bahkan dia mengaku pada pemilik panti jika Hares bukanlah anaknya. Membuat luka itu semakin dalam.

Hares, sianak penyendiri itu seolah mengasingkan dirinya dari jangakauan semua orang. Disaat anak-anak lain, bersikap manis pada siapapun yang datang berkunjung kepanti itu, Hares lebih memilih menjauh dan menghindar. Ayunan tua dipohon rindang yang terletak tak jauh dari bangunan panti adalah tempat favoritnya. Jarang ada anak yang lain berkunjung kesana, jarang juga para orang tua yang mengunjungi panti mampir ketempat itu. Untuk saat ini, tempat itu adalah tempat teraman.

Disaat orang tua kandungmu membuangmu, apa kau pikir masih ada orang yang menyayangimu? Tentu saja jawabannya tidak bukan? Hares tidak mau tersakiti untuk yang kedua kalinya, tidak! Ini sudah yang keberapa kalinya ia tersakiti. Dahulu, sebelum ibunya bercerai dari ayahnya,  dia selalu mendapat perlakuan buruk dari pria itu. Setiap hari dia dipukul, disiksa, dicaci, selayaknya dia tidak berarti baginya.

Lalu suatu hari, kebenaran terungkap jika Hares adalah seorang anak haram yang tidak diketahui siapa ayah kandungnya. Ibu adalah satu-satunya tempat dia berlindung, tetapi penghianatanlah yang ia terima.

"Kau sedang apa disini?" Suara itu berhasil memecah ketentraman milik Hares. Seorang anak kecil, yang kira-kira 2 tahun lebih muda dari Hares menatapnya penuh tanya.

Hares menunjukkan ketidak tertarikannya dan lebih memilih mengabaikan anak itu.

"Namamu siapa?" Tidak menyerah, anak itu kembali bertanya. Namun tidak ada hasilnya sama sekali.

"Namaku Arsen." Keuhkeuh bocah polos itu, senyum tulus terpantri diwajah manisnya.

Hares menatap Arsen dengan tatapan sinis, merasa terganggu dengan kehadiran anak itu.

"Pergilah! Jangan menggangguku!" Ketus Hares. Arsen memanyunkan bibirnya sedih, kemudian dia semakin mendekat dan kembali menunjukkan senyumnya.

"Aku mau jadi temanmu." Tawar Arsen, kini dia medorong ayunan yang dinaiki Hares, hal tersebut lantas membuat Hares mengkerutkan keningnya kesal. Hares turun dari ayunan itu dan menatap Arsen dengan tatapan sinisnya.

"Kau sangat menyebalkan dasar sialan!" Tekan Hares, kata-kata itu lantas saja berhasil membuat air mata Arsen menetes. Dulu, dia juga pernah mendapat perlakuan buruk dari orang tua angkatnya, dan kata-kata yang Hares ucapkan barusan adalah kata-kata terakhir orang tua angkatnya sebelum mereka memulangkan simanis Arsen kembali kepanti asuhan.

"Arsen minta maaf hiks..A-Arsen janji gak nakal lagi hiks.." ucap Arsen sesenggukan. Hares membulatkan matanya kaget dengan balasan ucapan Arsen.

Apa kata-katanya terlalu kasar? Hares mulai kepikiran.

"Hei kau bocah sialan! Apa yang kau lakukan pada Arsenku!" Hares membalikkan tubuhnya saat pekikan terdengar dari arah belakangnya. Disana, Hares dapat melihat seorang anak yang seusia dengannya berlari kearah Hares dengan tangan terkepal. Dan berhasil saja kepalan tangan itu menghantam pipinya.

Hares tersungkur ditanah saat pukulan yang keras itu mengenai wajahnya. Tidak cukup hanya pukulan diwajah, bocah 10 tahun itu kini mendapat pukulan keras diseluruh tubuhnya.

"Rion jangan pukul dia.." Arsen memeluk tubuh Orion, mencoba menghentikannya.

"Arsen berlindunglah dibelakangku, akan kuhajar bocah ini!" Emosi Orion meluap-luap. Hares bangkit berdiri dan saat Orion lengah, Hares memberi balasan pada Orion.

My Boss Need Me |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang