Perhatian!
Part ini sangat panjang, dan semoga kalian gak bosanTak sedetikpun Noah beranjak dari tempatnya yang berada disebelah Hares. Alat pernapasan masih terpasang ditubuh lemah Hares, mesin pendeteksi jantung itu masih menjukkan tanda-tanda kehidupan pada Hares.
"Hares...kapan kau akan bangun?" Tanya Noah berharap prianya itu bangun dan menatap mata Noah lalu berkata jika ia baik-baik saja. Namun itu semua hanyalah harapan yang tidak tahu kapan akan terwujud. Cairan bening meluncur membasahi pipi Noah, tidak tahu sudah berapa banyak air mata yang terbuang. Tapi, jika hal itu dapat membuat Hares kembali padanya maka ia akan melakukannya.
"Noah..." Panggilan itu lantas berhasil membuat Noah mengalihkan pandangannya. Dibibir pintu berdiri 5 orang yang ia kenali.
Lucas, Nathan, Harris, Rina dan Alice menatap sendu pria itu. Mereka turut bersedih akan kejadian buruk yang menimpa Noah dan juga Hares. Nathan sudah menceritakan semuanya secara detail pada keempat temannya itu, sehingga mereka memutuskan untuk menjenguk Hares, tentu saja setelah permisi kepada Brian. Selain Noah, Brian juga selalu memantau perkembangan Hares dirumah sakit, sekalipun dia jarang melihat temannya yang terbaring lemah itu karena dia tidak ingin mengusik Noah yang sama sekali tidak berpindah dari tempat duduknya. Ditambah karena kondisi Hares ini, semua urusan perusahaan dilimpahkan pada dirinya.
"Bagaimana perkembangan Hares?" Tanya Rina lembut.
Noah menatap kelima orang itu dengan tatapan sendu, lalu menggeleng "Tidak ada yang berubah, dia masih sama dengan sebelumnya. Tidak menunjukkan tanda-tanda akan bangun."
Harris memegang pundak Noah, menguatkan pria bertubuh kecil itu "Suatu hari nanti, aku yakin Hares akan bangun." Noah kembali mengangguk.
Pintu kembali terbuka, seorang perawat membawa sebuah catatan dan juga beberapa perwatan medis kedalam.
"Maaf menganggu tapi sudah saatnya pasien mengganti infus dan juga pemeriksaan perkembangan pasien, jika berkenan para penjenguk silahkan menunggu diluar." Izin perawat tersebut, tanpa bantahan keenam orang itu segera beranjak dari tempatnya.
"Bagaimana kalau kita kecafetaria, aku yakin kau pasti belum makan." Ajak Lucas yang langsung disetujui oleh Alice.
"Iya, kau pasti kehabisan banyak tenaga, lihatlah kau tampak semakin kurus." Alice berucap, ada nada khawatir diperkataannya.
"Tapi aku..."
"Oh ayolah Noah! Hares tidak selemah itu, dengan kau mengabaikan kesehatanmu maka semuanya sia-sia. Kasihan Hares yang saat bangun nanti mendapati kekasihnya yang semakin kurus." Nathan tidak mau kalah, pokoknya Noah harus ikut makan bagaimanapun ceritanya.
"Benar Noah, kau harus makan. Kau juga harus memikirkan perasaan Hares. Aku yakin Hares pasti tidak mau melihatmu seperti ini." Harris menyahut, membuat Noah berpikir kembali. Apa yang dikatakan Harris dan Nathan tak ada salahnya. Karena stres dan kurang makan, tubuhnya terasa semakin kurus. Jika suatu waktu Hares bangun, pria itu mungkin akan terkejut melihat tubuh Noah yang sudah tinggal tulang.
Tidak! Ia tidak boleh membuat Hares khawatir padanya. Noah mengangguk menyetujui ajakan Alice. Tentu saja hal ini membuat Nathan tersenyum puas.
******
"Bagaimana dengan Hares?" Orion bertanya saat Brian datang mengunjungi dikamarnya. Kondisi Orion tidak seburuk Hares, tapi tetap saja Orion masih harus diawasi oleh dokter dan perawat. Mengingat bekas jahitan dari luka lamanya yang terbuka.
Brian menghela napasnya panjang saat mengingat kondisi Hares yang mengenaskan. Langsung saja helaan napas Brian ini memberikan jawaban pada Orion.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Need Me |END|
Romance[21+] [Warning!!] [#Cerita ini banyak mengandung adegan sex!! #tidak cocok dibaca oleh anak-anak berumur 17 tahun kebawah #kalau masih nekat, konsekuensinya ditanggung sendiri #BOY♡BOY/Homo] "Noah adalah milikku, berani menyentuhnya, jangan harap...