My Boss Need Me|02

38.2K 2.4K 21
                                    

Noah tak henti-hentinya menatap bercak merah pada lehernya dipermukaan cermin. Pria brengsek yang ditemuinya tadi berhasil memberi bekas kecupan pada leher jenjangnya.

"Noah, ada yang memesanmu. Datang kekamar nomor 201. Dan jangan lupa membawa wiski dan wine, cepat!" Perintah seorang pria bertubuh besar dengan tegas. Membuat siapapun yang mendengar tak dapat berkutik lagi.

Noah mengangguk lalu bergegas pergi menuju kamar 201 yang disebut oleh pria itu. Tidak lupa ia juga membawa minuman berupa wiski dan wine. Beginilah kehidupan sehari-hari Noah, bekerja diPUB sebagai penuang minuman pada pria-pria homo yang memesannya. Tidak jarang juga banyak pria yang hendak memuaskan nafsu pada dirinya. Namun, Noah selalu berhasil kabur. Dan kali ini, orang bagaimana lagi yang akan ditemuinya.

Noah menghembuskan napasnya pelan, ia mengetuk pintu kayu cokelat yang menjadi penghalang antara dirinya dengan seseorang yang berada diruangan itu sebelum ia masuk.

Noah membuka pintu, ia melangkah kedalam dengan hati-hati, lalu kembali menutup pintu tersebut.

"Saya Noah, anda..." Ucapan Noah terpotong saat kedua maniknya menangkap sosok Hares yang duduk dengan kaki yang bersilang. Pria itu juga tersenyum licik dengan mata tajam menyoroti Noah yang terpaku ditempat. Disana juga ada dua orang pria lainnya, dia adalah Brian, juga Willian yang juga bekerja diPUB ini.

"Akhirnya aku menemukanmu juga." Ujar Hares, suaranya yang berat itu berhasil membuat Noah bergidik ngeri.

"Jadi dia yang selama ini kau cari-cari? Sangat menarik." Sahut Brian. "Baiklah, aku tidak akan mengganggumu dengannya. Aku dan Willian juga ingin bersenang-senang." Timpal Brian lagi, dia menjamah pergelangan Willian, lalu beranjak pergi meninggalkan Hares dan Noah yang masih terpaku ditempatnya.

"Kemarilah. Sudah tidak ada lagi pengganggu disini." Ucap Hares. Dia berdiri dari tempatnya, menghampiri Noah yang masih tidak mau bergerak dari tempat kakinya menapak.

Tangan Hares menggapai pinggang kecil milik Noah, membawa pria bertubuh mungil itu untuk melangkah duduk. Dan sialnya Noah hanya bisa menuruti Hares.

Tubuh Noah semakin kaku saat Hares membawa tubuhnya duduk tepat diatas pangkuannya. Dia takut untuk melawan, dia tahu apa yang ada dibalik balutan jas itu, ada pistol disana. Jika dia melawan, kemungkinan yang akan didapati olehnya adalah, peluru panas akan bersarang dikepalanya.

"Kenapa? Kau takut padaku?" Bisik Hares tepat ditelinga Noah. Desiran aneh menjalar dibenak pria kecil itu, semua darah yang ada ditubuhnya seakan memenuhi kepalanya, membuat pipinya memanas dan merona seketika. Tidak perlu disembunyikan lagi, sejak pertama kali menatap mata tajam Hares, jantung Noah berkecamuk, dia tidak bisa menyembunyikan rasa ketertarikannya pada Hares. Walaupun rasa takut masih terselip diantara rasa sukanya pada pria itu

Noah tidak berani untuk menatap mata tajam milik Hares, dia takut jika dia akan semakin terbuai, dia mengarahkan pandangannya ketempat lain dan masih memilih untuk diam.

"Ini aku, kau tidak ingat?" Ucap Hares kembali berbisik.

Siapa dia? Noah tidak pernah sekalipun bertemu dengannya. Ini adalah kali pertama mereka bertemu,  benarkan?

"Aku akan mengingatkanmu, aku adalah Hares, pria yang dulu pernah kau tolong. Ingat?" Ujar Hares, ia memberi ruang pada Noah untuk mengingat kembali masa itu.

Masa dimana Tuhan masih memberi kesempatan Hares untuk hidup melalui Noah. Dulu, beberapa bulan yang lalu, Hares hampir saja dibunuh oleh musuh sesama mafianya. Kalau saja Noah tidak ada disana, mungkin Hares hanya tinggal nama sekarang.

Mata Noah membulat saat ingatan tentang hari itu mampir kembali ke ingatannya. Iya! Dia ingat, saat itu tanpa sengaja ia menemukan Hares yang terkapar lemah dengan lebam disekitaran wajahnya. Diperutnya juga ada bekas tusukan. Melihat hal itu Noah tidak tega meninggalkan Hares di sana dan langsung membantunya dengan membawa pria itu kerumah sakit. Ternyata Hares masih mengingatnya. Disisa kesadaran dirinya yang hampir habis kala itu.

My Boss Need Me |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang