My Boss Need Me|Epilog

20.8K 1.2K 41
                                    

"Akh..cu..cuk..up..Ha..reshh!" Noah mendesah saat ia kelelahan dengan permaian Hares yang tak kunjung berhenti pada tubuhnya. Padahal mereka sudah melakukannya selama satu jam dan Hares belum puas juga?

Hares masih tetap menggerak-gerakkan pinggulnya secara berirama maju mundur. Menghancurkan Noah kedalam kenikmatan.

"Akh..ahh..mm..eungg!" Desah nikmat berhasil lolos dari bibir Noah, sekalipun ia amat teramat lelah saat ini.

Namun, sebuah suara berhasil saja membuat Noah menahan pergerakan Hares secara paksa, membuat pria kekar itu menatap Noah tidak terima.

"Eros menangis, aku harus kekamarnya." Noah melepaskan kejantanan Hares dari holenya, segera ia memakai pakaiannya kembali dan langsung melenggang meninggalkan Hares dengan kekesalan yang terpantri diwajah pria itu. Dia belum puas bercinta dengan Noah. Anak itu selalu berhasil mencuri Noah dari dirinya.

Setelah Eros dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit, Noah tidak pernah punya waktu lagi untuk menemani Hares, jangankan untuk bercinta, pada saat makanpun Hares harus melakukannya sendirian sekarang.

Hares bersandar dibibir pintu dengan tangan terlipat didada. Dari sana dia dapat melihat betapa sibuknya Noah memberi susu pada Eros.

"Eros sayang jangan nangis lagi, Papi disini." Ucap Noah lembut, sesekali pria itu mengecup pucuk kepala Eros. Membuat Hares semakin memanas akan api cemburu.

"Noah, aku lapar, masakkan aku mie instan." Ajak Hares mencoba mencuri Noahnya kembali dari bayi yang dia anggap iblis itu. Lagipula, sekarang pewaktu sudah menunjukkan tepat pukul 1 pagi, para koki yang biasa memasak sudah pulang kerumah masing-masing.

Noah menatap Hares penuh penyesalan, "maaf Hares, tapi kau harus masak sendiri dulu, Eros sangat rewel, aku harus menjaganya."

Tentu saja Hares tidak senang akan jawaban Noah, dia merasa diasingkan dirumahnya sendiri. Cinta Noah sekarang terbagi menjadi dua. Tidak! Bukan terbagi menjadi dua, tapi hanya tertuju untuk Eros.

"Aku mau kau yang memasakkannya untukku." Keukeuh Hares, kali ini Noah harus mau.

Noah menghembuskan napasnya berat, "baiklah aku akan memasaknya, tapi tunggu setelah Eros kembali tidur."

Hares kehilangan selera makannya, rasa kesal kini mendominasinya.

"Tak perlu, aku sudah kenyang mendengar tangisan anak itu." Kesal Hares, dia beranjak pergi meninggalkan Noah dan Eros yang kini menatapnya dengan dot menyumpal mulutnya.

"Anak kita." Ralat Noah.

Setelah berhasil menidurkan Eros, Noah cepat-cepat berjalan menuju kamar Hares. Pria kekar itu sudah terlelap ternyata. Noah naik keatas kasur king size itu, merebahkan tubuhnya tepat disamping Hares.

Sedetik kemudian, belum sempat Noah menutup matanya, Hares dengan sangat cepat menaiki tubuh Noah dan menahan pergelangan Noah diatas kepalanya.

Secara brutal dia melumat bibir merah muda itu, memainkan lidahnya didalam sana. Noah memberontak, dia sungguh lelah sekarang dan menginginkan waktu istirahat yang cukup.

"Mm..Hares stop!" Noah memalingkan wajahnya, melepas pangutan Hares. "Aku sangat lelah.."

"Kalau begitu tidurlah, biarkan aku melahap tubuh mungil ini dulu, aku sangat lapar." Goda Hares, berhasil saja pria kekar itu melepas kembali semua pakaian yang Noah kenakan. Bermain dengan tubuh mungil yang begitu menggoda milik Noah adalah hobi baru Hares.

Dia memainkan puting yang sudah mengeras itu dengan lembut, menerima semua desahan nikmat tak tertahankan dari pria kecilnya. Tak perlu melakukan servis lama-lama, Hares kini memasukkan penis yang sudah sepenuhnya menegang itu kedalam hole yang nikmat itu.

"Mmhh..ngg.." desah Noah, ia menggigit bibir bawahnya menahan kenikmatan yang tiada taranya. Hares memang selalu berhasil menghancurkan Noah dalam kenikmatan ini.

******

Noah mengerjapkan matanya saat cahaya matahari mengganggu ketenangan tidurnya. Dia merenggangkan tubuhnya sebentar sebelum akhirnya ia tersadar bahwa pewaktu sudah menunjukkan pukul 10 lewat 38 menit.

"Sial!" Noah bergegas memakai semua pakaiannya yang terdampar di bawah ranjang. Sudah terlalu siang untuk Eros makan pagi. Apa yang Noah lakukan, dia terlalu lalai dalam mengurus anak. Hal ini tidak baik untuk Eros yang masih kecil. Mengingat dulu Eros tidak mendapatkan gizi yang cukup. Noah tidak mau melihat Eros sakit lagi.

Noah mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruangan bernuansa biru muda itu, tapi tidak ada tanda-tanda keberadaan Eros disana. Noah keluar dari kamar tidur Eros, kini matanya tertuju kesembarang arah. Noah sangat takut sekarang, takut jika Eros diculik atau yang lebih parahnya Eros merangkak dan terjatuh dari atas tangga. Errr! Memikirkannya saja berhasil membuat bulu kuduk Noah merinding.

"Tuan Noah." Noah menatap Andrew, salah satu pelayan dirumah ini.

"Pak Andrew, apa anda melihat Eros?" Tanya Noah kalang kabut.

"Tolong tenang tuan, tuan muda Eros bersama dengan tuan Hares ditaman belakang." Ucap Andrew menjelaskan. Noah mengangguk mengerti lalu segera berlari ketaman belakang, dia tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Hares pada Eros. Mengingat Hares yang tampak tidak menyukai kehadiran Eros ditengah-tengah mereka.

Noah memfokuskan pandangannya pada Hares yang berdiri membalakangi Noah.

"Hares?" Panggil Noah penuh tanya, melihat Hares yang berdiri dengan tenang membuat Noah tidak bisa bersikap tenang-tenang saja. Ditambah lagi, saat ini Hares mengenakan stelan jas lengkap.

Hares membalikkan tubuhnya, kemudian ia berlutut dengan Tangan menyerahkan Eros pada Noah. Noah mengerutkan keningnya melihat apa yang dilakukan Hares ini.

"Ayo serahkan Eros." Bisik Hares, namun masih dapat didengar oleh Noah dengan jelas.

Noah menatap Eros yang berada dihadapannya, anak itu tersenyum pada papinya, tangannya kini mengulurkan sebuah kotak merah. Noah meraih benda itu, dan setelah dia melihat isinya, pertanyaan baru kini muncul dibenak Noah.

"Ini..apa?" Tanya Noah.

Hares tersenyum tulus, "aku ingin kita menjadi orang tua sah Eros. Will you marry me?"

Jantung Noah seakan berhenti berdetak, kata-kata itu, kata-kata yang baru saja keluar dari mulut Hares, apakah sebuah kebenaran? Apakah Hares sadar tengah menanyakan hal itu pada Noah?

"Tapi.."

"Kumohon jangan mengatakan tidak." Mohon Hares berharap.

"Kau sungguh-sungguh ingin menikahiku?" Tanya Noah kembali.

"Apa aku pernah bermain-bermain dengan perkataanku?"

Air mata bahagia kini meluncur membasahi pipi Noah, dia sungguh-sungguh bahagia saat ini. "Kau sudah tahu apa jawabanku." Ucap Noah. Senyum Hares kembali merekah, kini pria bertubuh kekar itu mendekat dan memeluk Noahnya. Noah yang sangat ia cintai. Dan kebahagiaannya semakin lengkap dengan hadirnya Eros ditengah-tengah mereka. Sekalipun terkadang dia merasa kesal karena anak itu selalu berhasil mencuri perhatian Noahnya. Tapi, apa yang Noah cintai akan ia cintai juga. Mulai detik ini, dia berjanji pada dirinya sendiri, dia akan menjadi suami beserta ayah yang baik untuk kedua pria kesayangannya.

--End--

Akhirnya cerita ini resmi end!!!
Huaaaaa sedih😢😢😢😢😭😭😭😭

Tapi karena author masih cinta sama Noah dan kawan-kawan, author bakal buat bonus chapt..

Yeayyyyyyy!!!!

Next chapt itu bonus part tentang masa kecil Hares, Orion dan Arsen. Ada yang tertarik gak? Kalau tertarik, silahkan komen disini👉

My Boss Need Me |END|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang