"Kau...tidak ada niatan menawariku minuman? Teh? Atau kopi?" Tanya Hares, mencari alasan untuk dapat berlama-lama bersama Noah.
"Tidak!" Ketus Noah menolak, jelas dia harus menolak. Pemuda itu kini mengambil kunci rumahnya dari dalam saku celana, lalu masuk kedalam tanpa pamit atau berbasa basi mengajak Hares untuk masuk kedalam atau setidaknya mengatakan 'hati-hati dijalan saat kau pulang nanti'. Pintu hampir saja tertutup sebelum Hares menahan ujung pintu tersebut.
"Aku haus." Ucap Hares tak tahu malu, berharap Noah akan berbaik hati dan menawarinya minum.
"Maaf jika saya lancang pak Hares Ellio Baskara, tapi saya tidak punya teh atau kopi disini."
"Kubilang aku haus, dan aku tidak menginginkan teh atau kopi, aku hanya minta segelas air biasa."
"Anda bisa membelinya ditoko, 500 rupiah tidak akan membuat anda bangkrut." Entah dari mana datangnya sikap lancang ini, tapi Noah tidak peduli. Menurutnya, dengan bersikap lancang seperti ini akan membuat Hares berhenti menginginkan dirinya.
Tapi bagaimana jika dipecat?
Berarti hal tersebut adalah hukuman karena sikap lancangnya ini.
Bukannya marah ataupun kesal, Hares malah tersenyum senang, dia menikmati permainan lancang Noah tersebut. Biasanya Noah tidak akan bisa bergerak, gugup dan tidak berani untuk melawan, tapi kali ini dia begitu berani.
"500 rupiah tidak ada artinya bagiku, tapi bagaimana jika, saat aku berjalan hendak membeli minuman seharga 500 rupiah itu, aku tiba-tiba pingsan karena dehidrasi. Dan jika terlambat diselamatkan aku bisa mati, dan jika aku mati, maka itu semua adalah kesalahanmu karena kau sangat pelit, padahal aku hanya meminta satu gelas air saja."
Hares berhasil membuat Noah mati kutu. Tidak mau menunggu terlalu lama untuk disambut tuan rumah, Hares menerobos masuk dan dengan santainya duduk di kursi kayu yang terletak didalam ruangan sempit itu. Setahunya, tamu adalah raja bukan?
Hares memperhatikan setiap sudut ruangan itu, bagian dapur dan ruang tamunya berbaur menjadi satu, hanya ada satu ruangan disana dan Hares yakin jika ruangan tersebut adalah kamar tidur Noah.
Noah menarik pergelangan kekar Hares, memaksa pria itu untuk bangkit dari duduknya dan segera meninggalkan apartemennya.
"Pergilah! Jangan menggangguku!" Paksa Noah, dia masih menarik-narik pergelangan Hares, walaupun dia tahu jika hal itu tidak berguna karena kekuatan Noah tidak ada apa-apanya dibanding Hares. Perbandingannya 0.5 banding 1000 mungkin.
Hares berdiri dan langsung memeluk Noah dari belakang. Apa dia sangat menyukai posisi memeluk yang seperti ini? Sudah keberapa kalinya Noah dipeluk dari belakang?
"Aku hanya minta minum...dan aku janji, saat aku sudah selesai minum, aku akan langsung angkat kaki dari apartemenmu ini." Ucap Hares lembut. Laki-laki itu bahkan mengecup mesra pucuk kepala Noah. Dan bodohnya, Noah malah menyukai perlakuan lembut Hares ini terhadapnya. Kekesalan, kemarahan dan ketakutannya tadi menghilang hanya karena sebuah kecupan singkat dibagian pucuk kepala? Oh Noah imanmu sungguh tipis.
"Ha...hanya minum..setelah kau sudah selesai, kau harus langsung pergi dari sini."
"I promise."
Noah melepas dekapan tubuh Hares, ia berjalan menuju dapur dan menuangkan air putih ke gelas kaca. Ingatkan? dia tidak memiliki teh ataupun kopi diapartemennya.
Hares kembali duduk ditempatnya, dia masih mengamati ruangan kecil itu dengan hati-hati. Tempat itu sangat kecil dan juga berisik. Dindingnya tidak kedap suara, jadi apapun terdengar jelas oleh para tetangga. Hares benar-benar tidak tahan disana, bagaimana bisa Noah tetap bertahan ditempat seperti ini? Ditambah lagi ruangan ini terasa panas, tidak ada kipas ataupun airconditioner didalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Need Me |END|
Romance[21+] [Warning!!] [#Cerita ini banyak mengandung adegan sex!! #tidak cocok dibaca oleh anak-anak berumur 17 tahun kebawah #kalau masih nekat, konsekuensinya ditanggung sendiri #BOY♡BOY/Homo] "Noah adalah milikku, berani menyentuhnya, jangan harap...