Calleb menyunggingkan senyumnya saat dua orang yang menjadi sumber ambisinya tengah beradu bertahan hidup sekarang, dan yang lebih menyenangkannya lagi baginya, mereka tidak tahu jika mereka hanya mempermudah pekerjaan Calleb sekarang. Semuanya sudah di atur oleh orang licik itu dengan sangat baik.
Dan sayangnya, Calleb tidak mengetahui jika dia sekarang menjadi bagian dari rencana dua orang yang tengah beradu itu. Mereka tidak sebodoh itu!
"Apa ini? Kenapa tidak menyenangkan? Apa kalian saling melindungi?" Calleb melayangkan tatapan penuh curiganya. Ini tidak baik! Mereka tidak boleh ketahuan sampai Brian memberi tanda.
Orion menatap Hares intens, lalu mengedipkan kedua matanya sebanyak 2 kali, memberi isyarat jika mereka harus melakukan rencana B mereka. Setelah menghindar dan terus saling menyerang, Hares senatural mungkin menggerakkan pisaunya dan mengenai perut Orion.
Orion memekik kesakitan, lalu cairan merah segar meluncur dari perutnya yang tersayat. Ditambah lagi, Hares tidak sadar jika sayatannya mengenai luka lama Orion, sehingga jahitan di luka lamanya itu terbuka. Sial! Ini tidak termasuk kedalam rencana mereka.
Jika Orion tumbang, maka Hares tidak punya pilihan lain selain kembali menikam sahabatnya itu. Orion berusaha sekuat mungkin untuk tetap berdiri dan kembali memberi perlawanan pada Hares.
Sampai sebuah suara tembakan mendengung lantang, semua orang sontak menunduk kecuali Orion dan Hares. Ini adalah bagian dari rencana mereka. Di saat Calleb tengah lengah, Hares dengan cepat mengarahkan pisau yang dipegangnya ke leher Calleb. Membuat pria itu membeku seketika, tidak berani bergerak. Senyum penuh kemenangan dan obsesi di sunggingkan Hares. Sudah waktunya dia menikam dan membunuh pria itu seperti yang diinginkannya. Anak buah Hares juga sudah mengepung mereka disana, sehingga Calleb beserta beberapa bawahannya yang kalah banyak dari anak buah milik Hares juga Orion, tidak bisa berkutik lagi.
"Kau tidak berpikir akan membunuh ku kan?" Tanya Calleb percaya diri.
"Menurutmu?" Tanya Hares penuh penekanan.
"Ah~kau sudah menyelamatkannya ternyata." Calleb berucap dibarengi dengan kekehan kecilnya.
"Tertawalah sepuasmu, karena ini adalah hari terakhirmu." Ucap Hares.
Calleb menggelengkan kepalanya percaya diri "Belum Hares, ini bukan hari terakhir ku." Calleb kembali menyunggingkan senyumnya, lalu menatap ke sisi kiri, tempat di mana Zigan mengarahkan pistol kekepala Nathan.
"Nathan!" Pekik Orion tak percaya. Bagaimana bisa mereka menangkap Nathan?
Semuanya terjadi begitu cepat, sesaat ketika Nathan, Brian dan pak Sakata berhasil mengeluarkan Noah. Semua orang terlalu berfokus pada Noah sehingga mereka melupakan bahaya yang mengintai. Zigan yang memang sudah memantau mereka dari awal mereka masuk menangkap Nathan dengan cepat. Karena dia tahu jika Nathan yang terlemah di antara dua orang lainnya.
"Lepaskan aku Hares, atau kami akan sama-sama mati." Ucap Calleb, kini dia menatap Orion yang menatap parau kearah Nathan yang tampak gemetaran.
"Orion, perintahkan orang ini untuk menyingkirkan pisaunya dari ku." Perintah Calleb seenaknya.
"Hares...hentikan.." Ucap Orion lirih. Hares menurunkan pisaunya dari Calleb.
Senyum penuh kemenangan menghiasi wajah menyebalkan itu, kemudian dia berjalan mendekati Nathan dan juga Zigan.
"Hm~sepertinya membunuhnya tidak buruk juga." Ucap Calleb setelahnya.
"Jangan berani-beraninya kau menyentuhnya!" Tegas Orion.
Calleb mengangkat kedua tangannya, "Aku tak akan menyentuhnya tuan." Ucap Calleb kembali dengan nada meledek.
"Tapi sebagai ganti nyawanya...biarkan aku membunuh mu." Tawar Calleb.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss Need Me |END|
Romance[21+] [Warning!!] [#Cerita ini banyak mengandung adegan sex!! #tidak cocok dibaca oleh anak-anak berumur 17 tahun kebawah #kalau masih nekat, konsekuensinya ditanggung sendiri #BOY♡BOY/Homo] "Noah adalah milikku, berani menyentuhnya, jangan harap...