Stalker : 20

2.8K 390 17
                                    


"Jadi ngomongnya gitu?" Tanya Windy memasang tampang seriusnya. Sedang Kanya mengangguk mantap dengan yakinnya.

Windy membuang napasnya lalu menatap Kanya dengan wajah serius membuat Kanya juga ikut serius menatapnya.

"Windy coba ya?" Ucapnya dan Kanya menganggukkan kepalanya juga. Ia penasaran bagaimana hasil jika Windy merubah gaya bicaranya.

Windy pun mengembuskan napasnya beberapa kali untuk mencoba perubahan gaya bicara ini. Beberapa menit yang lalu Kanya sudah memberikan semua pelajaran yang ia tahu pada Windy. Dan sekarang tinggal Windy saja yang harus mencobanya.

"Tapi topiknya apa?" Tanya Windy membuat Kanya yang sudah menunggu dengan tidak sabaran itu mendesah berat.

"Eum, apa aja terserah! Udah buruan ngomong! Gue penasaran hasilnya!" Kata Kanya mendesak dan Windy pun mengangguk lagi.

"Oke." Gadis itu menarik napasnya dan mengepalkan tangannya dengan yakin. "Kanya, tolong anterin Windy gue ke toilet!"

"Kok ada 'Windy'nya lagi? Nggak usah!" Kata Kanya menepuk keningnya lelah.

"Susah! Nggak bisa! Keikut gitu!" Windy mengerucutkan bibirnya merasa kesal dan hal ini sangat tidak berguna sama sekali untuknya. Mungkin ia ditakdirkan tidak bisa gaul seperti orang lain.

"Nggak bisa nih, udahlah pasrah aja kalau emang lu cocoknya polos gini," kata Kanya menggelengkan kepalanya menyerah.

Windy mengerucutkan bibirnya seperti seorang bocah sambil membuang napasnya dengan berat. Ia tidak mau dibilang polos. Ia mau dibilang normal seperti gadis lainnya. Ia mau tahu dunia anak muda itu aslinya seperti apa. Ia sudah bosan dibilang anak manja dan anak rumahan. Ia mau tahu bagaimana gaya berpacaran anak muda itu. Apa saja yang mereka lakukan dan bagaimana mereka berbicara.

"Ini kok, gue kayak lagi ngajarin alien ngerti bahasa manusia sih?" ucap Kanya menggaruk pelipisnya dengan bingung.

"Anya...sekali lagi, ya? Ajarin Windy sekali lagi...please," ucapnya memegang tangan Kanya dengan wajah memelasnya yang membuat Kanya tidak tega menolaknya. Hingga akhirnya kepalanya mengangguk dua kali menyetujui ucapan Windy barusan.

***

Candra memberhentikan mobilnya di depan rumah sang pacar. Sembari menunggu Windy keluar, Candra menggunakan waktunya untuk merapikan rambutnya dan memakai parfum agar wangi di dekat Windy. Setelah sudah melakukan semua itu, Candra melihat Windy keluar dari rumah. Senyuman di wajahnya pun mengembang melihat gadisnya cantik sekali meski penampilannya selalu sederhana dan jauh dari kata fantastis.


Candra pun buru-buru turun dan membukakan pintu mobil untuk Windy. Dan setelah gadisnya naik dengan aman, Candra juga masuk ke dalam mobil dan menyalakan mesin mobilnya.

Windy menatap Candra dengan senyuman kecil. Entah apa yang ada di pikirannya hingga tersenyum seperti ini. Mungkin ia ingin menunjukkan kepada Candra gaya bahasanya yang baru. Ya, tunggu saja sampai Candra mendengar Windy yang berbeda dari yang lama.

Keduanya pun berada dalam lingkaran diam dan canggung entah karena apa. Mungkin karena Candra merasa Windy hanya diam dan tidak mengobrol banyak. Candra juga jadi bingung mau membahas topik apa, karena biasanya gadisnya yang akan selalu membuka percakapan mereka.

STALKER | Wenyeol  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang