Stalker : 21

2.6K 399 48
                                    


Byurr

Windy terkejut saat dirinya mendapat siraman air yang mungkin bercampur dengan telur? Entahlah. Tapi baunya sama sekali busuk dan lengket.

Srek

Seseorang memeganginya dan menggunting bajunya dengan sembarangan hingga ia merasa bajunya terbuka dan memperlihatkan punggungnya dengan tentu saja bra miliknya pun ikutan nampak.

Windy menatap beberapa gadis di depannya dengan wajah asing. Siapa mereka? Kenapa mereka melakukannya pada Windy? Memangnya apa salah Windy sampai mereka seperti ini? Windy tidak paham.

Windy meremas jemarinya. Beberapa perempuan tertawa meratapi ngenesnya keadaannya saat ini. Mereka memeganginya sambil cekikikan menghindari. Saat ini tubuhnya sudah bau dan lengket. Ia saja hampir muntah. Namun mereka malah asyik mengerjainya seperti ini. Salah apa Windy pada mereka.

Jujur Windy tidak mengenali mereka semua. Namun ada satu gadis yang melekat di pikirannya. Seorang gadis dengan gaun selutut berwarna biru, dengan berlandasi bedak serta lipstick berwarna merah yang agak gelap. Gadis itu yang sempat mengalami insiden jambak rambut dengannya karena memperebutkan Candra di kantin. Bagaimana bisa Windy lupa akan hal itu?

Memang. Orang akan dengan mudah mengingat bagian-bagian menyenangkan dan menyakitkan. Benar, kan?

"Iyuh.. Bau banget sih, kayak sampah!" ucap gadis berambut caramel bernama Vanya.

Yang lain sibuk merekam sambil tertawa terbahak-bahak. "Lo kira semua suka sama sifat lo yang kecentilan sama senior?! Enggak!"

Windy tahu jika salah seorang dari mereka juga merekam keadaannya saat ini. Astaga, apakah efek menonton film tentang kasus pembullyan bersama Kanya kemarin hingga membuatnya menjadi salah satu korban sekarang?

"Kak lepasin, sakit..." ucapnya meringis saat pergelangan tangannya diremas oleh seseorang yang bertubuh menjalang dan sedikit lebih besar darinya. Perlu Windy akui, jika ia seperti anak SMP yang dibully oleh segerombolan anak kuliahan.

"Lepasin?! Lo harus rasain penderitaannya semua cewek yang udah nungguin Candra selama ini, tapi gara-gara cewek kegatelan kayak lo, Candra jadi berubah! Dia berani marahin gue!" bentak Sella geram sambil menjambak rambut Windy. Sudah sejak lama ia mengumpulkan squad untuk melakukan ini, membalaskan dendamnya pada gadis sok cantik ini.

"Itu bukan salah Windy..."

"Diem! Nggak usah banyak bacot!" bentak yang bernama Farah, yang saat ini sedang merekamnya.

"Apalagi habis ini? Ditelanjangi aja gimana? Lo liat kemarin pas di ultah Rara? Bajunya ketat! Emang dasar jalang ya gini!"

"Nggak! Windy nggak gitu! Lepasin... sakit..." Windy mulai memikirkan air matanya dengan ketakutan.

"Kak Candra!!!!" teriaknya namun mereka malah menertawakan Windy.

"Heh! Ini kamar mandi perempuan! Dan kamar mandi ini sedang diperbaiki! Jadi jangan harap Candra dateng! Karena dia nggak mungkin datang ke sini! Paham, Tuan Putri?!"

***

"Kak! Nggak ada!" ucap Kanya mulai panik dengan air mata yang mulai menetes sehingga Karesh langsung memeluk pundak Kanya untuk menenangkan pacarnya itu.

"Duh... Hp-nya nggak aktif sama sekali." Candra mengacak rambutnya frustrasi.

Kanya pun tiba-tiba teringat akan sesuatu. Ia memang sudah mengecek di kamar mandi perempuan dekat aula. Namun ia tidak mengecek di kamar mandi yang sedang di perbaiki. Entah kenapa hatinya mengatakan mereka harus ke sana. Masalahnya tidak mungkin Windy pergi ke kamar mandi yang ada di Fakultas mereka, karena sedikit memakan waktu berjalan kaki. Windy memang paling tidak bisa menahan untuk buang air kecil.

STALKER | Wenyeol  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang