Windy memasuki rumahnya setelah Kanya mengantarnya pulang. Hari ini windy senang sekali, karena yang pertama, ia berhasil memeluk lengan Candra, yang kedua Candra memegang tangannya, yang ketiga Candra mengobati lukanya dan yang terakhir, Candra memfollow akun instagramnya. Windy tidak bisa berhenti tersenyum karena semua itu, rasanya ia benar-benar bahagia bukan main. Kanya sampai mencibirnya karena terlalu bucin pada Candra, namun ia tidak peduli, yang penting ia senang. Dan baru saja ia sampai di bagian ruang tamunya, langkahnya terhentikan oleh Tristan yang kini merentangkan tangannya di depan Windy untuk menyuruhnya berhenti.Windy menatap abangnya singkat, ternyata abangnya sedang bersama Jayden temannya.
"Awas ih! Windy mau ke kamar!" kata Windy ketus.
"Bibir kamu kenapa?!" tanya Tristan curiga.
"Gak papa!" jawab Windy masih sama ketusnya seakan Tristan.
"Jujur sama abang! Itu bibirnya kenapa luka?! Kamu dipukul sama siapa? Ngomong!" bentak Tristan marah namun Windy malah memasang wajah cemberutnya dan mendorong Tristan ke samping hingga Tristan terjatuh, untuk Jayden menahan tubuh sahabatnya itu agar tidak menubruknya.
"Tadi Windy cuma jatuh aja, kok. Abang agak usah khawatir." Windy terkekeh kemudian masuk ke dalam kamarnya dengan hati senang, terdengar dari caranya bersenandung.
Tristan menghela napas kemudian duduk di samping Jayden dengan wajah masih penasaran kenapa dengan bibir adiknya itu.
"Udahlah, Tan. Adek lo bukan umur 5 tahun kali. Dia udah gede, udah 19 tahun. Gak usahlah lo bersikap terlalu posesif sama dia." Jayden memberi wejangannya, namun Tristan menunjukkan wajahnya tidak setujunya.
Ia tidak bisa melakukan hal itu, ia sudah terbiasa memperlakukan Windy dengan manja dan selalu melarangnya ini itu. Tristan terbiasa posesif pada Windy, dan rasanya itu sedikit mendarah daging padanya.
"Gak bisa, Jay. Dia itu polos, lo tahu sendiri gimana Windy, kan? Preman tatoan kasih permen aja dia terima, apalagi orang yang keliatan baik di luar? Windy itu gak bisa bedain mana yang bener dan salah. Buat dia semua orang itu sama, gak ada yang beda." Tristan menggeleng dengan menghela napasnya kemudian meneguk teh yang disediakan di atas meja.
"Ya tapi mau sampai kapan lo jadi bodyguardnya dia, heh? Sampe dia kawin?! Ya kali, Tan!" balas Jayden tidak mau kalah.
"Ya, sampai gue nemuin cowok yang bisa tanggung jawab sama Windy. Kalau cowoknya udah ada, bakal gue relain." Tristan tersenyum pada Jayden membuat pria berkulit putih itu hanya memutar jengah matanya mendengar alasan Tristan barusan.
💝💝💝
Windy membaringkan tubuhnya di atas ranjang dengan kepala yang berada di bawah dan kakinya ia angkat tinggi di atas dinding. Bajunya pun belum ia ganti sepulang dari kampus. Itu karena ia terlalu bahagia mendapati notif bahwa Candra memfollownya juga di instagram. Ia girang bukan main sampai membuat snapgram tentang Candra yang memfollbacknya.
Senyumnya mengembang sempurna, membuat semburat lucu di kedua pipinya yang menggemaskan. Matanya membentuk eye smile yang Indah, siapapun yang melihatnya masih bisa menebak jika Windy sedang jatuh Cinta. Ya, karena ia memang sedang sangat bucin pada pria bernama Candra itu.
Line
SanjaDevanto
Sore dek?
Windy mengerutkan keningnya saat mendapatkan pesan dari Sanja lewat Line miliknya. Ia pun membuka aplikasi tersebut dan membaca chat Sanja dalam beberapa detik. Dan harus beberapa detik lamanya juga ia memutuskan untuk membalas pesan Sanja tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
STALKER | Wenyeol ✔
FanficAwalnya hanya sepihak, kemudian jadi dua pihak. Kemudian melebar sampai ke mana-mana. Namanya juga takdir, siapa yang bisa menebak? ______ Vange Park © 2018